Pak Albert serius ingin aku menjadi istrinya. Tanpa pikir panjang aku menerima pinangannya.
Aku mencari waktu untuk cuti supaya pak Albert dapat melamat ke orang tuaku tapi kantor sibuk sekali dan tidak ada kesempatan untuk cuti.
Sejak kejadian di apartemen itu, aku sering menginap di apartemen, terlebih kalau lembur.
Hujan ditambah petir menggelegar membuat ciut nyaliku. Dengan satu tangan Pak Albert menyetir mobil sedang satu tangan menggenggam tanganku.
Mobil masuk di parkiran apartemen yang terlindung dari guyuran hujan.
Pak Albert memelukku masuk ke dalam kamar apartemen. Badanku bergetar menahan dingin dan takut.
Aku buka bajuku yang basah, dan menutupinya dengan selimut.
Secangkir teh hangat menenangkan aku. Pak Albert memelukku memberi kehangatan.
Bau khas laki-laki menggoda. Perlahan aku cium bibirnya yang hangat. Tanpa terasa selimut yang menutup tubuhku melorot jatuh ke lantai.
Udara masih dingin tetapi kami berdua basah oleh keringat.
----------
Pagi ini aku ke kantor dengan kondisi sakit. Belum sampai tengah hari, aku merasa pusing dan perutku sakit. Aku pikir aku ijin pulang lebih awal saja. Didepan meja pak Albert, aku rasakan kepalaku berat dan tubuhku lemas.
Aku terbangun di rumah sakit dengan selang infus di tanganku.
Aku hamil......