Mas Nono mengantarkan aku mencari rumah kontrak untuk kutinggali selama kuliah.
Setelah berputar-putar kami menemukan rumah kecil seperti paviliun yang cantik dan dekat dengan kampus.
Paviliun itu memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, tempat cuci dan jemur pakaian, halaman depan ada taman mungil dan car port.
Bunda membantuku menata paviliun supaya nyaman buatku menempati rumah itu.
Dua hari keluargaku ikut tinggal di paviliun. Hari ketiga, daddy harus kembali kerja di Jakarta, jadi paviliun terasa sepi. Mas Nono yang begitu perhatian kepadaku menemani aku.
Malam itu karena bunda sudah pulang, mas Nono mengajakku kulineran di luar.
Mas Nono dengan bertelanjang dada bermain gadget di tangannya.
Sedang aku asyik menonton drakor. Cerita drakor membawaku untuk menyandarkan kepalaku di bahunya.Mas Nono mengusap lembut rambutku. Aku terpejam menikmati belaiannya.
Belaian dari kepalaku turun ke leher dsn menyelinap ke dadaku.
Desahan keluar dari bibirku. Mas Nono mencium bibirku dan memainkan lidahku. Ciuman kali ini sangat menggairahkan.
Udara dingin di kamarku berubah menjadi panas sampai kami berdua mandi keringat.
Aku terbangun ketika sinar matahari masuk dari jendela.
Mas Nono masih tidur tanpa busana disampingku.
Aku termenung bagaimana sampai melakukan hal yang belum boleh kami lakukan.