Tidak sampai satu tahun kami dianugerahi buah cinta kami yang pertama.
Kami tidak tinggal bersama bunda tetapi mengontrak rumah kecil di Bogor.
Akupun diangkat sebagai wakil direktur di kantor pak Albert yang tidak bukan adalah ayah kandungku.
Sambil menggendong si mungil cantika, aku merenung jalan kehidupan yang telah kulalui.
Bunda berpacaran dengan ayah ketika masih dibangku sekolah. Bunda harus putus sekolah karena bunda mengandung aku. Sedangkan ayah setelah lulus sekolah melanjutkan kuliah di luar negeri tanpa mengetahui ada benih yang hidup di rahim bunda.
Supaya aku mempunyai akte lahir, nenek mengadopsiku. Nenek menjadi ibuku dan bunda menjadi kakakku.
Kini kami menjadi satu keluarga besar yang hidup berdampingan dengan harmonis.
-----🤝🤝🤝-----
