BAB 58

573 33 0
                                    

Sudah sebulan Reva tidak tinggal di apartemen Zee karena jarak kampus dan apartemen kembarannya itu agak jauh,jadi ia selalu pulang kerumah.

Pagi ini keluarga Abraham sedang mengadakan sarapan pagi bersama.

"Pagi pi" ucap Reva sambil mencium pipi papinya

"Pagi sayang" ucap papi.

"Kakak mana Rep?" Tanya Sari.

"Masih di kamar ma,lagi siap siap" ucap Reva,ia sudah menerima kehadiran mama barunya itu,begitu juga dengan Rafa.

"Ooh gitu ya,ya udah kamu mau makan apa?biar mama ambilkan" ucap Sari.

"Hmm aku mau nasi goreng aja" ucap Reva.

10 menit berlalu akhirnya Reva menyelesaikan sarapannya.

"Ma,pi aku udah selesai,aku berangkat deluan ya,ada kelas pagi soalnya" ucap Reva.

"Hati hati sayang" ucap papi dan mamanya bersamaan.

Reva hanya tersenyum dan berlalu dari meja makan itu.

Sementara di apartemen mewah itu terdapat seorang gadis cantik sudah siap dengan acara sarapan paginya,ia sarapan hanya seorang diri.

Pagi ini ia ada kelas pagi,jadi saat sudah selesai sarapan ia pun langsung berangkat ke kampus.

Saat sampai di kampus ia tidak sengaja melihat kembarannya yang sedang di marahi oleh orang lain dan orang itu juga menampar Reva.

Zee yang tidak terima melihat kembarannya itu di perlakukan seperti itu ia pun mendekat,ia sudah emosi kali ini.

"Heh lo,berani banget lo nampar dia" ucap Zee membentak cewek itu.

"Lo siapa?jangan ikut campur urusan gue sama dia deh" ucap Gadis itu yang Zee tau namanya Sarah.

"Zee udah Zee biar gue aja yang nyelesai in masalah ini" ucap Reva melerai Zee dan Sarah.

" dia udah nampar lo goblok" ucap Zee membentak Reva.

Pasalnya Sarah tidak tau kalau kedua gadis yang di hadapannya ini adalah gadis kembar plus anak pemilik kampus.

"Masalah dia apa sama lo" ucap Zee lagi kepada Sarah dengan nada yang datar.

"Lo mau tau apa kesalahan temen lo ini? Dia yang udah buat gue di putusin sama pacar gue,pacar gue lebih milih dia ketimbang gue" ucap Sarah menggebu gebu.

"Itu salah lo bangsat,seharus nya yang lo gampar itu pacar lo bukan dia" ucap Zee tak mau kalah.

"Temen lo aja yang kegatelan sama pacar gue,atau temen lo ini cewek murahan? Iya?" Ucap Sarah meremehkan Reva.

Plakk

Zee menampar pipi Sarah dengan keras.
" jaga omongan lo bangsat,lo itu yang cewek murahan,lo lihat penampilan lo udah kayak jalang." kini Zee sudah sangat emosi hingga muka nya memerah.

Ia pun mencengkram pipi Sarah,"asal lo tau ya gue gak segan segan ngebunuh lo sekarang juga,sekali lagi gue lihat tangan kotor lo ini nyentuh KEMBARAN gue,gue bakal ngehilangin nyawa lo detik itu juga" ucap Zee dengan penuh penekanan di setiap kata.

Sarah yang terlihat sangat takut langsung menghempaskan tangan Zee yang ada di pipinya dan berlalu dari hadapan mereka tanpa sepatah katapun.

Mereka sudah di kerumuni sedari tadi karena sangat jarang sekali Mereka melihat Azizi sang gadis cold semarah itu,dan mereka juga baru tau kalau gadis yang terkadang bersamanya adalah kembaran si gadis cold itu.

"Bubar lo semua bangsat" ucap Zee mengusir kerumunan itu.

Kini tinggal lah Reva dan Azizi.

"Jelasin sama gue nanti" ucap Zee dengan nada dingin dan datar nya.

Reva yang melihat Zee masih sangat emosi hanya mengangguk,ia sangat takut bila sudah melihat Zee marah seperti itu.

Zee pun pergi,dan Reva hanya bisa menghembuskan nafas nya kasar.kini pipinya masih terasa sakit karena di tampar tadi.

●●●

Jam kuliah sudah selesai,dan kebetulan jadwal pulang gadis kembar itu sama.

Kini mereka sudah berada di kantin,ya Reva lah yang meminta untuk bertemu di kantin saja.

"Sekarang jelasin sama gue apa yang udah terjadi" ucap Zee to the point.pasalnya ia dan Reva juga sudah sebulanan tidak saling cerita atau tidur bareng,paling cuma hanya kebetulan berpapasan di kampus saja.

"Gue waktu itu ada kerja kelompak sama cowok dia,terus cowoknya deket deket sama gue dan cowoknya suka sama gue,sempet juga ngungkapin perasaannya ke gue,tapi gue gak pernah nerima,eh tau tau nya tu cowok malah mutusin cewek tadi" ucap Reva sambil meminum jus nya.

Zee yang paham pun memghembuskan nafasnya kasar.

"Lain kali kalau lo di gampar kayak tadi lo harus lawan,lo jangan diem doang" ucap Zee dengan suara sangat lembut.

"Iya,gue tau,tadi gue cuma kaget aja." ucap Reva.

Reva menatap mata Zee.ia sangat beruntung sekali memiliki kembaran seperti Zee yang siap melindungi nya di mana pun dan kapan pun.

"Zee" ucap Reva sangat lembut.

Zee yang sedang memainkan ponselnya refleks melihat ke arah Reva.

Ia hanya diam menunggu kalimat selanjutnya yang akan di ucapi kembarannya.

"Makasih ya lo udah selalu ngelindungi gue,udah ngebela gue tadi" ucap Reva.

"Hm" ucap Zee seadanya.

"Gue mau balik dulu,gue capek banget" ucap Azizi sambil berdiri dari duduk nya.

"Lo mau ke apartemen?" Tanya Reva.

"Iya"ucap Zee ingin pergi.

"Eh tunggu dulu,ayo pulang kerumah dong,lo gak kangen apa sama kamar lo,lo gak kangen sama suasana rumah?"ucap Reva.

Zee menggeleng," gue udah bukan anggota keluarga lo lagi,gue udah di usir dari rumah Reva.kalau di tanya kangen,pasti gue kangen sama suasana rumah,gue kangen sama papi,gue kangen sama bibi,tapi gue udah gak bisa balik ke rumah lagi" ucap Zee masih berdiri di hadapan Reva.

"Please,gue bakal minta sama papi buat narik kata katanya" ucap Reva.

"Simpen aja permintaan lo itu,gua gak bakal pulang kerumah" ucap Zee sambil berlalu dari hadapan Reva.

Reva hanya melihat kepergian kembarannya itu tanpa niat sedikit pun untuk mengejar.

Ia bangkit dan kini ia ingin pulang saja.jam baru menunjukkan pukul 2 siang.

Zee kini sudah sampai di apartemen nya,hari ini adalah hari yang paling melelah kan baginya.mulai dari membela Reva dari perempuan itu,di tambah tadi ia ada kuis dadakan yang membuat otaknya sangat lelah untuk berpikir.

Ia melempar tas dan membanting kan badannya ke sofa.

"Hah capek banget" keluh nya.

"Sebenernya gue kangen sama papi,mami,kakak,bibi tapi gue gak bisa pulang,gue udah terlanjur sakit hati,kalau gue pulang ujung ujung nya gue sama bokap berantem lagi,nasip gue kenapa gini banget ya" ucap Zee berbicara sendiri sambil melihat ke arah lampu yang ia hidupkan.


TWINS (ZEEDEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang