BAB 59

580 30 0
                                    

Malam ini Reva sedang duduk bersama papi nya,ia sangat kangen bermanja manja dengan papi nya ini.

Mereka ber 3 sedang menonton di ruang  tv.tiba tiba Reva mengingat sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan papi nya itu.

"Pi" ucap Reva.

"Hm" ucap papinya yang masih fokus dengan film yang mereka tonton.

"Aku boleh minta sesuatu gak pi?" Ucap Reva yang menyandarkan kepalanya pada pundak Abraham.

"Boleh dong sayang,kamu mau minta apa?" Ucap Papinya.

"Aku mau Zee tinggal di sini lagi pi,aku mau keluarga kita kayak dulu lagi" ucap Reva.

"Iya mas,izinin Zee buat tinggal sama kita ya,dia kan anak kamu mas,masak kamu ngusir anak kamu sendiri sih,lagian aku juga mau mendekatkan diri sama dia mas" ucap Sari.

"Tapi sikap Azizi terhadap kamu yang gak aku suka sayang"ucap Abraham ke pada istrinya itu.sebenarnya Abraham juga menyesal karena sudah mengusir anak nya sendiri dari rumah,ia selalu khawatir dengan keadaan Zee,di tambah Zee juga memiliki penyakit jantung,itu makin membuatnya selalu memikirkan Zee.tetapi sifat dan sikap Zee yang seperti itu membuatnya selalu marah dan ringan tangan.

Sari tersenyum hangat ke arah suaminya.

"Kalau itu wajar mas,Reva dan Rafa aja awal awal juga gak suka dengan keberadaan aku,tapi sekarang mereka menerima aku,pelan pelan mas,namanya juga anak anak,anak mana yang nerima papi nya menikah lagi,di tambah mungkin Zee masih belum nerima mami nya meninggal,dia belum siap nerima semua kenyataan mas" ucap Sari menasehati suaminya dengan nada lembut.

Abraham tampak menghembuskan nafasnya.

"Ya udah,besok papi bakal bicara sama Zee di apartemen nya" ucap Papinya.

"Aaaa asik aku seneng banget,makasih ya pi" ucap Reva sambil memeluk papinya dari samping.

"Jadi mama enggak di peluk nih?" Ucap Sari.

"Mama juga aku peluk kok" ucap Reva sambil memeluk mamanya.

●●●

Hari ini adalah hari yang paling di tunggu oleh Reva.hari di mana papinya akan bertemu dengan Zee untuk pertama kalinya setelah 1 tahun tidak bertemu,bahkan menelfon pun tidak pernah semenjak kejadian dimana Zee di usir oleh papinya.ia berharap besar agar Zee mau pulang lagi dan tinggal bersama.

Tetapi yang membuat nya sedih adalah ia tidak bisa ikut papinya ke apartemen kembarannya itu karena siang ini ia sudah ada janji dengan teman kampusnya untuk mengerjakan tugas bareng.

Sedangkan papinya sekarang sudah berada di depan pintu apartemen mewah milik anaknya,sebenarnya kali ini ia ingin sekali memeluk anaknya karena rasa kangen yang sangat mendalam.sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Zee.

Abraham menekan bel yang terletak di samping pintu itu.

Zee yang sedang bersantai sambil menonton netflix itu pun merasa bingung,siapa yang ingin bertamu dengan nya siang siang begini,kalaupun Reva sudah di pastikan ia tidak akan pernah menekan bel,pasti langsung masuk.

Dengan rasa penasaran pun ia mematikan rokoknya dan berjalan menuju pintu.

Ia membuka pintu itu dan melihat seorang pria yang masih sangat muda untuk di sebut bapak bapak ber anak 3.ia sangat mengenali pria di hadapannya ini.

Pria itu tersenyum terhadapnya,tetapi Zee tidak membalas senyuman itu.

"Hai anak papi yang paling cantik" ucap Abraham langsung sambil memeluk Zee.

Zee diam saja,ia tidak membalas pelukan dari papi nya itu,ia masih kaget dengan perlakuan papi nya ini yang terkesan tiba tiba.

"Papi kangen banget sama kamu nak" ucap Abraham sambil melepas pelukannya itu.

"Masuk dulu" ucap Zee dengan nada datar nya.

Abraham pun masuk kedalam apartemen itu dan langsung duduk di sofa panjang yang terdapat di tepan tv.

Sementara Zee pergi ke dapur untuk mengambilkan papinya minum dan beberapa cemilan.

Abraham meneliti setiap sudut ruangan dan melihat terdapat banyak sisa rokok dan botol wine yang sudah kosong,ia sangat merasa sedih dengan anak nya yang dulu selalu dekat dengannya kini sudah menjauh.

"Diminum dulu" ucap Zee datang sambil membawa nampan.

Kini Zee duduk di hadapan papinya,mereka masih sama sama bungkam.Abraham meneguk soda kaleng yang di beri Zee.

"To the point aja" ucap Zee masih dengan nada datar.

"Papi mau kamu balik lagi kerumah,dan kita kumpul bareng bareng lagi" ucap Abraham agak memohon.

"Bukannya papi yang udah ngusir aku?ngata ngatain aku terus,bahkan gak bolehin aku untuk pulang" ucap Zee emosi,bisa bisanya papinya ini meminta nya untuk pulang di saat ia sudah nyaman hidup sendiri.

"Maaf,papi minta maaf atas semua ucapan papi,papi mau kamu balik lagi sama papi,papi kangen banget sama kamu" ucap papinya.

"Aku gak bisa pi,aku sekarang udah nyaman kayak gini,aku udah nyaman dengan diri aku yang sekarang,kalau aku pulang aku udah tau endingnya pasti kita bakal berantem lagi,papi pasti marah lagi ngelihat kebiasaan aku yang sekarang,ujung ujungnya pasti papi bakal bilang aku anak yang gak berguna dan lainnya" ucap Zee yang hampir ingin mengis tetapi masih bisa ia tahan.

"Kalau masalah itu kita bisa ubah pelan pelan sayang,papi bakal bantu kamu buat berubah" ucap Abraham.

"Pokoknya aku gak bisa" ucap Zee masih kekeh dengan keputusannya.

"Ayolah sayang please mau ya,papi mohon banget"ucap Abraham memohon.

"Gak bisa pi,maaf" ucap Zee.

"Kita ubah kebiasaan kamu ini pelan pelan sayang" ucap Abraham meyakinkan lagi.

"Kalau aku ubah kebiasaan ini,aku gak tau ngelampiasin emosi aku dengan cara apa pi,yang aku bisa cuma dengan cara kayak gini,aku ngerokok,aku mabok,cuma dengan itu,kalau aku hidup sendiri gak akan ada yang marahin aku,gak akan ada yang pusing dengan dunia kebebasan aku pi" ucap Zee dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Abraham menghembuskan nafasnya kasar,ia memijit keningnya yang berdenyut.menghadapi sifat keras kepala Zee lebih memusingkan daripada meeting dengan klien  yang banyak mau.

"Ya udah kalau kamu memang kekeh buat tinggal sendiri gak papa,tapi papi berharap sama kamu untuk balik kerumah,bukan demi papi,tapi baliklah demi Reva dan kakak.setiap malem Reva,kakak bahkan mama selalu memohon dengan papi buat ngajak kamu buat pulang agar kita bisa ngumpul bareng lagi" ucap Abraham sambil bangkit dari duduknya.

"Ya udah papi balik ke kantor dulu,papi masih ada meeting sebentar lagi" ucap Abraham lagi.

Zee hanya mengangguk dengan muka datar,dan mengantarkan papinya hingga kedepan pintu.

"Papi pergi dulu ya sayang,ingat pintu rumah selalu terbuka lebar buat kamu,jangan segan segan untuk pulang" ucap Abraham mencium kening Zee dan berlalu dari hadapan nya.

Zee hanya diam saja,ia merasa kaget untuk yang ke dua kali nya atas perlakuan papinya itu,sudah lama ia tidak merasakan ciuman dari papinya ini,ciuman kasih sayang yang dapat ia rasakan kali ini membuat kakinya melemas.

Ia menutup pintu itu lagi dan berjalan menuju sofa sambil memijat kepalanya.kejadian ini begitu tiba tiba untuknya sehingga membuat nya menjadi pusing tidak tau harus bertindak seperti apa.

TWINS (ZEEDEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang