BAB 63

661 35 2
                                    

Hari ini Zee akan melakukan pemeriksaan pada paru parunya.tadi malam ia diharuskan menginap di rumah sakit.

"Udah siap buat rontgen nya sayang?" Tanya Sari.

Zee hanya mengangguk.kali ini ia di temani oleh mama dan juga Reva.

"Gak papa,gak usah takut ya,ada gue dan mama disini yang nemenin lo" ucap Reva menggenggam tangan Zee.dan hanya mendapatkan anggukan lagi dari Zee.

Brankar Zee pun didorong masuk kedalam ruangan itu bersama dokter dan suster.

"Siap ya Zee" ucap dokter

Zee hanya mengangguk lagi.

1 jam berlalu akhirnya pemeriksaan Zee pun sudah selesai dan kini ia juga sudah berada di ruang rawat kembali bersama Reva yang selalu menemaninya.sedangkan mama nya berada di ruangan dokter.

"Makasih ya udah menenin gue terus" ucap Zee menatap mata Reva dalam.

Reva pun tersenyum,ia menggenggam tangan Zee,"sama sama,lagian ini udah kewajiban gue buat selalu ada di samping lo,please bertahan buat gue dan yang lainnya" ucap dengan wajah sendu.

"Pasti,gue pasti bertahan buat lo,papi,kakak,dan mama" ucap Zee membalas genggaman tangan Reva.

"Gue gak bakalan tau cara hidup kalau gak ada lo di samping gue Zee,hidup lo hidup gue juga" ucap Reva menangis.

"Hei jangan nangis,gue bakal berusaha untuk selalu ada di samping lo" ucap Zee

Sementara di ruangan dokter itu mama nya sangat merasa sedih mendengar kondisi anak tirinya itu.

"Jadi begini,kondisi Azizi untuk saat ini sangat mengkhawatirkan,ini hasil rontgen nya tadi,terdapat beberapa bercak pada paru parunya,dan ini tandanya Zee mengidap kanker paru paru sudah stadium 2,dan kondisi jantungnya juga sudah memburuk.kita harus segera mencari pendonor jantung untuk Azizi,dan juga Zee harus menjalani kemoterapi agar sel kanker tidak menyebar ke organ yang lainnya." Ucap dokter.

"Jadi apakah ada efek samping dari kemo itu dok?" Tanta Sari sambil menangis.

"Efek samping tentu ada,sesudah terapi pasien akan mengalami mual dan muntah muntah,nafsu makan berkurang,rambut rontok,serta penurunan berat badan" ucap dokter.

"Separah itu kah dok efek samping nya?" Tanya Sari.

"Kalau untuk kemo efek sampingnya memang seperti itu" ucap Dokter.

"Ya sudah kalau begitu dok,tolong beri pengobatan yang maksimal untuk anak saya,bagaimana pun dia harus sembuh" ucap Sari.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin buk,yang terpentin sekarang adalah keluarga juga berdoa untuk kesembuhan Zee" ucap dokter.

Sari hanya mengangguk," ya sudah saya permisi dulu dok" ucap nya.

"Silahkan buk" ucap dokter ikut mengantarkan Sari sampai depan pintu ruangannya.

Sari pun masuk kedalam ruangan Zee dan langsung diserang pertanyaan oleh Reva.

"Jadi gimana ma keadaan Zee?" Tanya Reva.

"Zee mengidap sakit kanker dan harus menjalani kemoterapi,sementara jantungnya juga harus segera di operasi dan kita harus mencari pendonor jantung untuk Azizi" ucap Sari sambil menangis di pelukan Reva.

Tadi sehabis keluar dari ruangan dokter Sari langsung menghubungi suami dan juga anak tiri pertamanya untuk memberi tau kondisi Zee saat ini,mereka sangat kaget,dan segera menuju rumah sakit.

"Papi sama kakak udah tau ma?" Tanya Reva.

"Udah,tadi udah mama telfon,kakak sama papi lagi di perjalanan katanya" ucap Sari

Zee sekarang sudah menangis,ia tidak menyangka dengan kondisi nya saat ini.

"Kamu tenang aja ya nak,kita semua bakal selalu ada di dekat kamu,selalu nemenin kamu ya" ucap Sari menggenggam tangan Zee.

Kali ini Zee sudah memantapkan hatinya untuk menerima kehadiran mamanya,bukan karena ia sakit tetapi karena ia merasa salut dengan mamanya ini walaupun Zee sudah membentaknya,mendiaminya,menyuekinya tetapi Sari tetap mau berada di sampingnya dan merawatnya seperti saat ini.

"Mama,Zee minta maaf ya,selama ini sikap Zee selalu kurang ajar sama mama" ucap Zee sambil menetes kan air matanya.

"Iya sayang mama selalu maafkan kamu kok,yang penting sekarang kita harus fokus sama pengobatan kamu ya,kamu harus kuat" ucap Sari menggenggam tangan Zee.

Tidak menunggu waktu lama akhirnya Rafa dan Papinya sudah sampai di ruangan Zee.

Mereka langsung memeluk tubuh Zee yang masih terbaring lemah.

Mereka sudah tau dengan kondisi Zee.

"Sayangnya papi harus kuat ya nak,kita lalui ini sama sama oke" ucap Abraham sambil menggenggam tangan Zee dan mengecup nya.

"Kakak percaya sama kamu,kamu pasti kuat Zee" ucap Rafa mengelus pucuk kepala Zee.

"Pi aku mau pulang,aku mau di rawat di rumah aja bisa gak pi?,aku udah gak betah lagi di sini" Ucap Zee.

"Nanti papi coba tanya dokter ya sayang" ucap Abraham.

●●●●

Dari sekian banyak pertimbangan dari dokter akhirnya Zee di perbolehkan untuk dirawat di rumah saja.

"Udah siap semua?barangnya udah gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Abraham

"Enggak pi,ayok pulang" ucap Reva.

Keluarga itupun akhirnya pulang dan besok akan kembali lagi kerumah sakit karena Zee akan menjalani kemo pertama nya.

Di mobil terdapat Sari,Reva ,Zee dan Abraham.sementara Rafa harus balik ke apartemennya.

"Habis ini langsung istirahat ya Zee,gak usah begadang begadang segala" ucap Abraham sambil fokus ke arah jalanan yang cukup ramai malam ini.

"Iya" ucap Zee.ia menyandarkan kepalanya di pundak Reva,sedangkan Reva sibuk mengelus punggung tangan Zee.

"Pi" ucap Zee tiba tiba.

"Apa nak?" Ucap Abraham.

"Kalau seandainya aku udah gak sanggup lagi,aku boleh istirahat gak pi?" Tanya Zee.

"Kamu bicara apa sih sayang,kamu boleh kok istirahat" ucap Abraham.

"Aku kangen sama mami pi" ucap Zee.

"Kalau seandainya aku di jemput mami gimana pi?" Ucap Zee sambil memejamkan matanya.sebenarnya ia sudah sangat mengantuk akibat obat yang ia minum saat di rumah sakit tadi.

Abraham hanya diam,ia tidak ingin membuat topik pembicaraan kali ini semakin berat.

Abraham pun melihat ke arah kursi belakang saat menunggu lampu merah dan mendapatkan anak kembar nya itu sudah tertidur.

"Udah tidur aja ternyata" ucap Abraham.

"Mungkin mereka kecapean mas" ucap Sari.

"Aku masih belum nyangka sama yang di alami Aziz,aku kasihan banget ngelihat anak aku kayak gitu,kalau boleh lebih baik aku aja yang gantiin posisi Azizi" ucap Abraham.

"Kamu jangan bicara seperti itu sayang,semuanya pasti dapat kita lalui,sekarang yang harus kita lakukan adalah doa dan usaha untuk Zee" ucap Sari mengelus lengan Abraham.

"Tapi untuk mencari pendonor jantung itu susah banget sayang"ucap Abraham.

"Kita sabar dulu kalau masalah itu,yang harus kita lakukan sekarang fokus ke kemoterapi nya Zee dulu,kalau Zee udah di nyatakan sembuh baru kita bawa Zee berobat ke luar negri" ucap Sari.

Abraham mengangguk," aku setuju dengan saran kamu" ucap nya sambil mengelus kepala istrinya itu.




TWINS (ZEEDEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang