Bagian 3| Kabar duka

10 1 0
                                    

Vanessa, Leo dan Zea kini tengah bersantai di roftoop sekolah mereka memilih bolos di jam pelajaran Geografi karena mereka bertiga malas menghafal atlas yang tidak ada gunannya itu.

Di saat bersamaan anak Theodor juga bolos dan memilih ke roftoop sekolah sesampainya di sana mereka melihat Vanessa the geng yang sedang tertawa lepas.

Anak Theodor berjalan kearah Vanessa dkk, menatap tajam kearah Vanessa apalagi Marvell yang sudah di permalukan oleh Vanessa.

"Ngapain lo? " Tanya Titan sepupu Zea.

"Nggak ngapa ngapain."

Marvell menatap dingin kearah Vanessa yang juga di tatap remeh oleh Vanessa, sedangkan Revanzo hanya diam tak mengaggapi kedua manusia itu.

Zea anak itu menatap binar kearah Marvell ingin sekali ia memeluk laki laki itu tapi ia sadar ia bukan siapa siapa Marvell dan nyali Zea tidak begitu besar untuk menyentuh Marvell kerna Marvell sangat anti perempuan tapi bukan berarti Marvell laki laki laki tidak normal.

Tapi kenapa akhir akhir ini Vanessa suka membuat masalah dengan anak Theodor mungkin itu akan menjadi aktivitas Vanessa yang menyenangkan. Tapi ia juga malas mengaggapinya.

Vanessa lebih dulu meninggalkan roftoop tanpa memanggil sahabatnya membuat Zea dan Leo sangat kesal.

"Percuma punya temen, pergi kok nggak ngajak ngajak. " Gerutu Zea dan menarik tangan Leo untuk mengikuti Vanessa

Sebelum pergi Leo sempat menatap Marvell dengan tatapan dinginnya sedangkan Marvell hanya menaikkan alisnya.

"Kenapa tuh cewe? " Tanya satya.

Ke tiganya hanya mengangkat bahu acuh tanpa berniat cari tahu karena itu akan buang buang waktu saja.

Revanzo menatap kesal benda pipih di tangannya sebuah chat dari anggota Theodor mengatakan kalau salah satu dari mereka meninggal karena di keroyok dengan geng musuh bebuyutan Theodor dan yang paling mengejutkan adalah yang meninggal adalah wakil Theodor Galen, pantas saja hari ini Galen tidak menampakkan batang hidungnya.

"Galen meninggal. "

Deg....

Satu tamparan keras dalam sebuah kalimat membuat Marvell, Titan, dan Satya gemetar, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

Titan, Titan menarik kerah baju Revanzo meminta jawaban kalau itu tidak benar adanya kan, Titan adalah sahabat Galen sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Kemudian Titan tertawa renyah tak percaya apa yang di katakan Revanzo dan kemudian menatap Revanzo.

"Lo lagi bercanda?" Ucap Titan diiringi tawa oleh Satya sedangkan Marvell hanya menatap dingin menunggu informasi yang jelas.

"GUE NGGAK BERCANDA, RAKA NGIRIM FOTO GALEN YANG UDAH TERBARING KAKU DI RUMAH SAKIT, DAN AKAN DI BAWA PULANG UNTUK PROSES PEMAKAMANNYA." jelas Revanzo tanpa sepatah katapun Titan turun dari roftoop dan segera kerumah Galen.

Revanzo, Marvell dan Satya ikut turun mengejar langkah Titan, di dalam hati masing masing kini menaruh dendam yang sangat mendalam terhadap geng Reamod.

Kabar kematian Galen si wakil Ketua Geng Theodor kini sudah tersebar di Sma Garuda School dan sekolah sekolah lain.

Seketika hati para siswi siswi jadi sad semua, bagaimana tidak kabar duka ini membuat semua orang kehilangan, Galen, laki laki yang berpikir dewasa dan mempu melindungi orang orang, banyak yang mengagumi sosok Galen, Galen berbeda dari anak Theodor lainnya ia sunggu sangat baik dan hati yang lembut.

Di dalam kelas Leo menitihkan air matanya, hatinya hancur dengan berita duka ini, dan sejak kepan seorang princess Leona Adiktra menangis sejak berteman dengan Leo, Vanessa dan Zea tidak pernah melihat Leo sedih apalagi menangis seperti ini, karena Leo tergolong perempuan tertutup.

Bahkan Vanessa dan Zea bertanya kenapa Leo menangis? Apa hubungan Leo dengan Galen, setahu mereka Leo dan Galen tidak pernah dekat, bertutur kata saja tidak pernah.

"Lo nangis? " Tanya Zea.

Leo hanya memandang Zea dan Vanessa sebelum ia mengambil tasanya untuk pergi.

"Lo mau kemana? " Tanya Vanessa.

Leo tidak menjawab dan terus berlari keluar sekolah dengan air mata yang terus tumpah. Sementara Vanessa dan Leo terus mengajar Leo.

" Kenapa lo ninggalin gue Galen? Lo janjikan, nggak akan buat aku nangis, tapi kenapa janji itu kamu ingkari, kamu bohong kamu nggak akan ninggalin aku lagi, tapi nyatanya. lo ninggalin aku untuk selema lamanya dan nggak akan pernah kembali lagi. Batin Leo dan berlari menuju mobilnya yang terparkir.

Melihat mobil Keluar parkiran dengan kecepatan rata rata membuat Vanessa dan Zea berhenti.

"Kok di tinggal. " Ucap Zea dengan bodohnya.

"Mobil, cepat Zea. " Tarik Vanessa berlari ke arah mobil Vanessa yang terparkir dekat mobil Leo tadi.

Di dalam mobil Vanesa terus mengejar Leo takut anak itu kenapa napa, sementara Zea sedari tadi bocah itu menutup matanya semberi mengoceh tidak jelas berdoa agar dirinya dan sahabatnya selamat.

REVANZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang