Bagian 11| Dapur kapal pecah

3 0 0
                                    

"Pulang. " Ucap Vanessa terang terhadap Vanessa.

Revanzo menatap Vanezsa dalam. "Lu ngusir gue?"

"Iya, gue nggak mau ada fitnah di antara lo dan gue, dan juga lo nggak ada urusan sama gue, karena lo sama gue itu nggak ada apa apa." Jelas Vanessa.

"Oke! Gue pulang sekarang. " Jawab Revanzo dan mulai beranjak dari tempat tidur Vanessa, 

Jika suatu saat nanti Vanessa hidup di dalam dekapan seorang Revanzo, apa hidupnya akan aman dan nyaman? Tapi mustahil, ia dan Revanzo itu tidak akan salin temu dalam satu tali cinta.

Jarak mereka dan jarak hati mereka itu seperti tanah dan langit sangat jauh bukan?

Revanzo, Revanzo beranjak dan segera keluar dari kamar Vanessa tanpa berbalik kembali menatap Vanessa, yang  ada hanya Vanessa yang menatap kepergian Laki laki yang memiliki mata teduh.

Jikalau suatu saat nanti Vanessa merasakan apaitu jatu cintah, maka, Vanessa akan janji akan menjaga cinta itu, cinta pertama Vanessa.

Pada dasarnya Venessa cewek dingin nan cuek, bertukar sapa dengan laki laki pun jarang, hanya ada Revanzo yang membuat Vanessa tertarik dengan lawan bicaranya saat ini.

Tapi ia sadar, siapa Revanzo, Seorang bermata teduh itu tidak akan memiliki rasa terhadap Vanessa yang terbilang anak nakal.

"Tuhan, cape. " Keluh Vanessa membaringkan dirinya sebelum suata gaduh yang berasal dari lantai dasar.

"vanessa,, yuhyy. " Teriak Zea dengan bantal kucingnya.

"Ihh, Nggak sopan teriak teriak di rumah orang Zea. " Peringat Leo kepada sahabat nakalnya ini.

"Ihh biarin. "

"ZEA... LEO." Teriak Vanessa berlari mengiringi tangga penghubung lantai dasar.

"Hati hati Nessa. " Peringat Leo lagi.

"Iya, iya. " Jawab Vanessa sebelum menginjakkan kakinya di lantai dasar.

Setelah banyak berbincang, akhirnya perut mereka bertiga sudah butuh asupan nutrisi  yang sehat.

Dan memutuskan membuat makanan viral yaitu seblak, mumpung bahan bahanya masih ada. Seperti berbagai kerupuk, sosis, bakso, cabai, bawang, telur, mie dan lain lain.

Kompak dengan bagian masing masing, yang sudah di atur oleh Vanessa dan sekarang dapur ini menjadi kapal pecah yang membuat mereka bertiga pusing.

"Aduuuhhh.... Dapur guee. " Ucap Vanessa bingung.

Setelah makanan seblak mereka selesai, Vanessa, Leo dan Zea tertawa melihat hasil kerja mereka, hasil kerja yang merugikan, hasil kerja yang akan membuat orang melihatnya pusing.

Kulit bawang dan rempah lainnya berserakan di lantai bawah, dan minyak, saos dan kecap lainnya tumpah di mana mana dan

PRAKK..

AAA....

"Zeaa. " Teriak Vanessa dan Leo kompakan karena Zea tidak sengaja memecahkan piring yang ada di tanganya.

"Bodo amat, yang penting seblaknya udah masak dan siap di makan." Protes Zea dan menyendokan seblaknya ke dalam tiga piring.

"Bener banget. " Jawab Vanessa dan di anggukin oleh Leo.

"Makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan. " Teriak mereka bertiga dan berjalan ke ruang keluarga sambil drakoran.

Mbok Sumi yang baru menyelesaikan tugasnya yang berada di halaman teras belakang terpintal kaget.

"astagfirullah, siapa yang udah masak?" Ucap mbok Sumi yang masih setia memegang dadanya.

Pasalnya setelah selesai membersihkan dapur ini dengan serapi mungkin tanpa lecek samasekali tapi setelah di tinggal sebentar sudah menjadi kapal pecah yang entah mulai dari mana membersihkannya.

Sementara di rumah Revanzo menatap dingin Papanya yang sedang menelfon seseorang.

"Siapa lagi yang papa ingin bunuh haa? Berhenti paa. " Teriak Revanzo.

Jeff, laki laki paruh bayah itu menatap sengit putranya lalu terseyum. "Papa akan merampas miliknya. "

"Berhenti pa..setelah papa membunuhnya malam itu.. Apa papa nggak ngerasa bersalah haaa... Anaknya sekarang pasti sedih. " Bentak Revanzo.

"Tidak, Papa akan membunuh putra dan putrinya." Jawab Jeff menatap Revanzo penuh dendam masa lalu

"CUKUP, KENAPA HARUS MEREKA YANG PAPA BUNUH HAAA... "

"KARENA MEREKA ADALAH KELUARGA YANG MENGHANCURKAN KEHIDUPAN PAPA REVANZO.. MEREKA YANG MEMBUAT IBUMU MENINGGAL. " Teriak Jeff dan berlalu pergi dari sana.

Tidak, Jeff salah, Tiara meninggal karena kebodohan Jeff sendiri yang tidak menjaga Istrinya dengan baik, orang yang di bunuh Jeff adalah korban, Tiara. Tiara adalah wanita baik tapi Jeff.

Jeff terlalu sering jajan di luar menikmati sentuhan sentuhan wanita pelacur di luar sana sampai Tiara kecewa dan berakhir bunuh diri.  Tapi saat itu seseorang menolong Tiara tapi mata gelap Jeff menuduhnya sabagai pembunuh istrinya.

"Arghhhh. "

Teriak Tevanzo melempar vas bunga di hadapannya, orang yang paling ingin Revanzo bunuh saat ini adalah Jeff, Jeff adalah binatang tak berotak. Jeff adalah laki laki yang membuat Revanzo menjadi anak pendiam, dan juga menjadi anak brandalan.

Jeff. Jeff tidak lagi menyimpan foto Tiara karena saat melihat foto Tiara maka Jeff akan kesetanan, menghancurkan apa yang ada di sekitarnya bahkan manusia sekali pun.

Dunia terlalu kejam untuk Revanzo bukan? Tidak ada hidup di dalamnya, hati dan jiwa Revanzo memiliki rasa takut yang besar, di kegelapan yang membuat mata dan keringat laki laki itu memerah.

Dunia, kehidupan, bahkan keluarga, tidak pernah ia perankan dengan baik di dalam raganya, kebahagiaan? Bagaimana rasanya hidup di dalam kedamaian dan kebahagiaan itu yang selama ini Revanzo cari.

Sampai saat Revanzo membangun Theodor, kehidupannya mulai berubah saat mengenal anak anak Theodor lainnya, menghabiskan waktu bersama mereka itu adalah sebagian kehidupan Revanzo.

Mencintai Aina, perempuan sejuta kepalsuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta sesaat, tidak ada yang benar benar tulus terhadapnya.

Vanessa, perempuan satu satunya yang menjadi harapannya sekarang.

REVANZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang