Bagian 7| Bk

3 0 0
                                    

Bk tempat di mana Vanessa, Leo dan Zoya, ini ke 10 kalinya mereka bertiga masuk Bk, bagaimana tidak Vanessa, Leo dan Zoya memberontak dengan guru Matematika tadi dan sialnya mereka masuk ruang Bk.

"Apa kalian sudah merasa bangga, sampai kalian berani melawan ibu eda?" Tanya ibu Rani selaku guru Bk.

"Yah iya lah bu." Jawab Zoya seenaknya membuat Vanessa dan Leo menyenggol lengan Zoya.

"Ehh nggak bu." Ucap Zoya setelah sadar apa yang ia ucapkan tadi.

"Sekarang kalian berjemur di lapangan sekolah menghadap bendera dan hormat. " Pinta ibu Rani membuat keduanya membelalak kaget.

"Whtt.. Aduhh buu..kita bukan ikan kering yah buuhh. "Ucap mereka kompak membuat ibu Rani sakit kepala.

"CEPAT KALAU TIDAK MAU IBU TAMBAHIN HUKUMAN KALI...."

Belum sempat ibu Rani meneruskan perkataannya Vanessa, Leo dan Zea sudah berlari keluar kelapangan.

Pukul 10.00 hukuman Vanessa, Leo, dan Zea belum selesai masih ada tiga puluh menit sebelum jam istirahat, kini keringat membasahi wajah mereka.

"Ini semua salah lo. " Ucap Leo.

"Kok gue. "

"Iya kan lo yang duluan. "

"Kok marah yah. "

"Udah udah, kalian napa sihh. " Ucap Vanessa dengan kesalnya.

Dari lantai tiga Revanzo tersenyum melihat Vanessa yang sedang di hukum, bukan Karena Revanzo senang melihat Vanessa di hukum tapi akhir akhir ini Vanessa selalu mengganggu pikirannya.

"Revanzo. " Ucap bu Kina selaku guru Fisika.

"Iya bu. "

"Dari tadi ibu perhatikan kamu, dari tadi kamu lihat kerah jendela. " jawab bu Kina.

Revanzo hanya menggeleng dan kembali fokus dengan apa yang di jelaskan ibu Kina, sesekali melirik Vanessa, dan kebetulan tempat duduknya tepat di samping jendela.

Tapi saat Revanzo kembali berbalik Vanessa sudah jatu pinsang dan di bantu oleh kedua sahabatnya tapi nihil kekuatan Leo dan Zea tidak sebesar itu.

Revanzo segera berlari keluar tanpa menghiraukan bu Kina yang sedari tadi Memanggilnya dan juga sahabatnya yang ingin ikut tapi segera di tahan oleh bu Kina.

Sesampainya di sana Revanzo langsung menggendong vanessa menuju UKS ala Bridal stayl tidak di pungkiri kenapa Revanzo sangat khwatir melihat keadaan pucat Vanessa.

"Cepat bantu Vanessa. " Pinta Revanzo kepada dokter yang ada di UKS.

Revanzo, Leo dan Zea duduk di kirsi tunggu.

Setelah dokter keluar mengatakan kalau Vanessa hanya kelelahan dan kemarin sampai sekarang Vanessa belum makan.

"Lo berdua beliin Vanessa makan." pinta Revanzo yang di anggukin oleh keduanya.

Revanzo berjalan menatap wajah pucat milik Vanessa yang masih menutup matanya, saat sampai tepat di samping Vanessa, Vanessa membuka matanya.

"Lain kali lo harus makal dodol. " Ucap Revanzo dingin.

Vanessa hanya menatap cuek dan berusaha duduk di bantu oleh Revanzo. "Apa peduli lo. "

Revanzo mengehele napas panjang yang masih menatap Vanessa. "Dodol. "

Setelah beberapa menit Leo dan Zea datang membawa makanan dan segera di ambil oleh Revanzo.

"Biar gue yang jaga Vanessa, mending lo ke kantin. " Ucap Revanzo yang di anggukin oleh keduanya dan segeta pamit ke Vanessa.

"Buka mulut lo. "

"Gue Bis sendiri. " Ucap Vanessa berusaha merampas makanan di tangan Revanzo.

"Aaaa. " Ucap Revanzo melebarkan mulutnya, mau tidak mau Vanessa menerima suapan dari Revanzo.

"Udah. " Ucap Vanessa.

"Lagi, aduuhh anak daddy,, makan aaaa. " Ucap Revanzo dengan wajah yang lucu seketika Vanessa tertawa sambil memukul lengan Revanzo.

"Makan. " Ucap Revanzo tapi tawa itu berganti dengan tetesan air mata.

"Heyy kenapa nangis?" Tanya Revanzo berusaha meraih wajah Vanessa tapi Vanessa menghindarinya.

"Jangan sebut Daddy? "

"Kenapa? "

"Bukan urusan lo. "

"Oke. " Jawab Revanzo, mungkin Vanessa ada masalah dengan daddynya.

"Gue tinggal yah. " Ucap Revanzo yang di anggukin oleh Vanessa.

Di dalam perjalanan menuju kantin Revanzo perpapasan dengan Aina yang menatapnya dengan senyuman yang selalu Aina tampilkan untuk Revanzo.

Saat hampir saja sampai di hadapan Revanzo Aina menghentikan langkahnya dengan senyumannya sementara Revanzo hanya menatap datar kedepan melewati Aina.

"Ahahahaha kuacian. "

"Aduuhh...makanya nggak usah kegeeran."

"Malu sendirikan."

"Udah miskin, nggak tau diri lagi. "

"Aduh aduuh,, makanya kalau ngarep jangan ketinggian, jatuh sakitkan. "

Beberap ocehan tidak jelas dari anak yang lewat di sekitarnya, hal itu membuat Aina sangat malu.

Ia sangat bodoh dengan itu, harusnya Aina juga ikut cuek, jangan seperti ia yang mengemis ngemis.

"Kak Revanzo, Aina akan buat kakak bertekuk lutut di hadapan Aina. " Batin Aina dan memilih beranjak dari sana.

Di dalam kantin Revanzo dan kawan kawan kini menikmati batagor yang sangat laris itu sesekali mengejek dan tertawa.

"Kaya ada yang kirang nggak sih? " Tanya Titan.

"Sama gue juga. " Jawab Satya.

"Gue tau apa yang lo rasaiin, gue juga sama, tapi itu udah kehendak sang pencipta. " Tutur Marvell yang di angguki oleh Revanzo, Titan dan Satya.

"Tapi kita harus membalaskan dendam Galen."
Ucap Titan dengan amarah menatap tajam kearah sahabat sahabatnya.

"Gue setuju. " Jawab Marvell.

"Malam ini. " Ucap Revanzo menatap sahabatnya.

"it's oke. "

REVANZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang