Bagian 5| Menyebalkan

7 1 0
                                    

"Halo, lo bisa jemput gue? " Tanya Rexal di balik telfonnya.

"Sorry kak, gue nggak bisa, lebih tepatnya nggak mau biar lo kapok, udah kesekian kalinya lo masuk kantor polisi, kalau daddy tau bisa abis lo. "

"Lohh, jangan dong dek. "

"Tapi kalau daddy tau gimana yah, seru kali yah. "

"Jangan dong, gue nggak mau tidur di sini yah, pokoknya kakak nggak mau tau."

"Nggak mau. "

BRAK...

Rexal Memukul tembok dengan keras, ia benar benar kesal karena Titan, sekarang nambah masalah dengan adiknya.

"Di mana penjemput kamu? " Tanya salah satu polisi yang bertugas mengurus Rexal.

"Nggak ada. " jawab Rexal.

"Malam ini kamu tidaur di sini sampai ada yang menjemput kamu. "

"Argghh bacot lo dasar polisi nggak pernah muda aja. " Gerutu Rexal.

"Apa kamu bilang. " Tanya Polisi.

"Nggak ada. " Jawab Rexal dingin semberi kamebali duduk.

"Kura-Kura sampai lo nggak datang, kakak akan pecat kamu dari keluarga. "

"Siapa yang mau kakak pecat? Nggak salah? Yang ada kakak yang bakal di pecat dari kartu keluarga Hamilton."

Kura kura, nama yang cocok buat adik Rexal yang lamban dan sangat bodoh.

"Kura kura, lo dateng? "

"Nggak, gue cuman datang kasih kakak bantal."

"VANESSAAA. " Teriak Rexal sangat kesal melihat adiknya yang sangat tidak masuk akal.

"AHAHAHA.... Emang enak." Ucap Vanessa, ia Vanessa Squeena Hamilton saudara kandung dari Raja Rexal Hamiltom. Ketua anak Reamond musuh bebuyutan Geng Theodor.

Tidak ada yang tau itu karena di luar Vanessa dan Rexal jarang bertemu bahkan ini kali pertama Vanessa ketemu Rexal setelah satu minggu tidak bertemu.

Vanessa memberikan bantal berbentuk hati dengan warna pink cukup untuk kepala Rexal saja.

"Mau kemana lo? " Tanya Rexal.

"Pulang. "

"Ikut. " Mohon Rexal.

"Nggak mau, kalau mau pulang tunggu daddy aja. " Jawab Vanessa membuat Rexal menghele napas panjang.

Rexal mengenal adiknya, semohon mohonya kita ke Vanesaa itu tidak ada gunanya karena Vanessa tidak akan merubah keputusannya.

Ia, Vanessa tidak akan pernah goya dalam di bidang apa pun, jika itu sudah keputusan Vanessa maka ia tetapkan dan tidak akan merubahnya lagi.

Seperti kali ini mungkin Rexal tidur di tempat ini lagi, sudah dua kali Rexal tidur disini seperti kejadia satu bulan yang lalu, karena sudah larut malam dan jam menunjukkan pukul 1 malam tidak mungkin Rexal membiarkan adiknya keluar malam.

Di dalam perjalanan pulang ke rumah Vanessa melihat motor yang sepertinya dia kenali, Vanessa segera turun dan menatap Revanzo yang sedang ketindih motor gedenya.

"Aduuhh kasian. " Ucap Vanessa dengan nada lebaynya dan juga telapak tangannya ia sengaja taruh di depan mulutnya.

"Bantuin dodol. " Ucap Revanzo.

Vanessa tertawa melihat Revanzo menderita seperti ini, kapan kapan lagi Vanessa bisa membuat seorang Revanzo ketua Theodor kesal dan menahan sakit dan juga kapan Vanessa suka buat masalah dengan Revanzo.

Revanzo hanya menatap dingin kearah Vanessa tapi di balik tawanya ada wajah cantik yang mendominasi wajah cewek itu, selain dingin Vanessa juga memiliki wajah yang lucu.

Dengan sekuat tenaga Vanessa mengangkat sedikit motor Revanzo agar ada ruang buat kakinya keluar, setelah berhasil Revanzo segera berdiri dengan kaki pincang.

Vanessa merubah wajahnya menjadi datar saat di tatap dingin oleh Revanzo, kenapa harus setiap hari Venessa ketemu dengan makhluk kutub udara yang menyebalkan.

"Terima kaciih. "cibir Vanessa dengan bibir ia mayukan membuat Revanzo tertawa.

Venessa anak itu melongo bingun, pasalnya ini kali pertama Vanessa melihat Revanzo tertawa terbahak bahak.

"Ekhhmm. " Dehem Revanzo salah tingkah membuat Vanessa menatap Revanzo.

"Kenapa? " Tanya Vanessa.

"Nggak. "

"Oh. "

Tanpa pamit Vanessa berjalan dengan santai ke arah mobilnya, namun belum sempat Vanessa masuk Revanzo menghalangi jalannya dan

BUGH...

Vanessa memberikan begoman mentah tepat di hidung Revanzo membuat hidung mancung itu mengeluarkan darah.

"Aduhh maaf. " ucap Vanessa, awalnya Vanessa hanya bercanda karena Revanzo mengikuti dirinya dari belakang.

Vanessa segera mengambil tisu dari dalam mobilnya dan mengelap darah dari hidung Revanzo.

"Lo nggak apa apa? Sini gue tiupin yah." Ucap Vanessa lalu meniup niup hidupng Revanzo walaupun itu tidak ada apa apanya bagi Revanzo.

Vanessa terus meniup hidung Revanzo dengan rasa khawatirnya sedangkan Revanzo hanya diam menatap lekat wajah cantik Vanessa pantas saja Vanessa di juluki Queen Di Garuda School dan juga Primadona, yah Vanessa adalah primadona sekeloah setelahnya adalah Leo dan Zea.

Yang di tatappun jadi salah tingkah dan mundur namun sayangnya debelakang ada mobilnya, satu, dua, tiga.

"Hahah kenapa?" Tanya Revanzo setengah tertawa.

"Nggak, gue mau pulang aja. "

"Gue aner, gue ikut di belakang lo nggak baik cewek sendiri malem malem. " Jelas Revanzo yang di anggukin oleh Vanessa.

Awalnya Vanessa akan tidur di rumah Leo untuk menemani Leo tapi ia juga harus menemui kakaknya dan Vanessa memilih pulang kerumahnya karena tidak ada orang di sana.

Setelah beberapa menit Vanessa sampai di depan gerban rumah yang menjulang tinggi nan mewah, yang bernuansa Putih dan warna emas, rumah yang sangat luas, Vanessa kemudian turun dan mendekati Revanzo.

"Nggak masuk? " Tanya Vanessa.

Tanpa sepatah katapun Revanzo melajukan motornya membuat Vanessa sangat kesal, harusnya Vanessa langsung masuk saja.

Setelah gerbang rumah yang berwarna emas terbuka kini Vanessa segera masuk ke parkiran mobilnya.

Vanessa menghele napas panjang pasti Daren belum pulang, sejujurnya Vanessa ingin memeluk Daddynya setelah pulang tapi lagi lagi Daren tidak pulang.

Vanessa segera naik keatas kasurnya setelah membuka sepatu dan kaos kakinya tanpa berniat ingin mandi, kemudian Vanessa memilih main Hp dan melihat chat dari daddynya.

Daddy.

Nessa daddy keluar Negri yah,
Jaga rumah.

Vanessa
Ok.

Vanessa menghele napas panjang, ia. begitulah Daren tidak pulang menemui Vanessa untuk sekedar minta Izin kepada Vanessa. Sunyi, inilah yang di rasa Vanessa sekarang.

"Mommy hikk....Nessa kangen." Ucap Vanessa dengan badan bergetar menahan air mata yang terus tumpah.

Saat di umurnya yang ke 2 tahun ibunya meninggal dunia karena tertembak oleh seseorang yang sampai sekarang Daren dan ke dua anaknya masih mencarinya.

"Siapa yang bunuh Mommy Nessa dan kak Rexal. " Ucap Vanessa dengan sorot mata tajam penuh dendam.

REVANZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang