Vanessa, Leo, dan Zea kini menatap Aina dengan tatapan tajam dan siap untuk ia basmi, perempuan sejuta kepalsuan ini benar benar cari perkara dengan 3 queen Garuda School ini.
Anak Theodor hanya menatap dingin kearah perempuan yang akan melancarkan aksinya sebelum satya angkat bicara.
"Hajar Sa, cewek kaya dia udah wajib buat di kasih pelajaran." Teriak Satya namun tak di gubris oleh Vanessa.
Revanzo, Marvell, dan Titan terus melihat ke arah perempuan itu dengan tangan menyilamkan tangannya ke depan dada.
Vanessa mengambil jus jeruk perempuan yang tidak sengaja lewat di sampingnya dan
Byur...
Vanessa menyiram Aina tepat di depan wajahnya membuat ia refleks menutup matanya.
"Akhh. " Desah Aina.
"Ngedesah cuuu. " Teriak Titan lalu di iringi tawa anak Theodor.
Aina menatap Revanzo penuh harap, berharap Revanzo akan menolongnya, berharap kedua kali itu sangat membosankan bukan?
Tidak ada cela bagi Aina untuk pergi, karena di sisi manapun ada banyak siswa siswi yang mengelilinginya termasuk anak Theodor.
Sejuta harapan yang Aina berikan kepada seorang yang belum tentu akan menolongnya, Revanzo, laki laki itu hanya diam tanpa ia salurkan harapan seseorang itu.
Sebelum Vanessa berbalik menatap Revanzo yang masih setia dengan tatapan dinginnya yang entah tertuju kepada siapa.
Vanessa yang sudah mulai gerah memutuskan keluar dari kerumunan di kantin ini, tapi ia tak sangka kata kata itu keluar dari mulut Aina.
"Cewek sok jagoan kaya lo itu, nggak pantas berada di sekolah ini, kapan lo ngebully seseorang sampai fatal? Enggak kan, lo itu takut sama mereka, lo takut kalau mereka ngebalas. jadi nggak usah sok soan. "
Vanessa, Leo, dan Zea berbalik menatap Aina dengan tatapan mautnya, ia benar adanya tapi Aina tidak melihat aksi bullynya, cihhh.
Saat kelas 10 Vanessa sudah membuat ulah terhadap kakak kelasnya yang datang melabraknya tanpa jelas, dan saat itu entah setan apa yang memasukinya sampai kakak kelasnya masuk rumah sakit.
"Lo nggak tau gue? Lo nggak sadar dengan kata kata yang keluar dari mulut sampah lo itu." Ucap Vanessa dengan dingin sedinginnya dan
"Auhhh. "
Teriak Aina saat Vanessa menjambak rambut Aina kebelakang, dan rasanya benar benar sakit membuat air mata Aina jatuh.
Tidak ada yang bisa menolong Aina kali ini, jika Vanessa sudah bertindak maka kesalahan orang itu benar benar sudah Fatal, semua orang senang dan menatap sinis Aina.
Jika ada orang miskin yang nggak tau diri dan urat malunya sudah putus itu adalah Aina, orang disini membela Vanessa karena Vanessa benar benar tidak salah, saat jalan tadi Aina sengaja menabrak Vanessa.
Zea dan Leo memegang tangan Aina yang mulai menangis, dan sedikit mendonggak menyimbangi tinggi Vanessa karena Vanessa lebih tinggi darinya.
"LEPAS. " Teriak Aina dan
BURUKK...
Aina terhempas kelantai dan hampir mencium sepatu Revanzo, jujur urat malu Aina sekarang benar benar sudah putus karena Vanessa, di tambah ia duduk di hadapan Revanzo.
Revanzo berjongkok di hadapan Aina membuat tingkat kegeeran Aian meningkat, Aina terseyum menatap Revanzo yang berada di hadapannya.
"Jangan sekali lo, cari masalah dengan Vanessa paham. " Ucap Revanzo lalu pergi menarik tangan Vanessa.
"Huuuhhh. " Teriak semua manusia yang ada di kantin.
"percaya diri emang penting, tapi percayalah tau diri juga sangat penting. " Ucap Zea dan meninggalkan Aina diikuti dengan Leo dan anak Theodor lainnya.
"Kenapa harus lo yang ngomong kaya tadi? " Ucap Vanessa menatap Revanzo.
"Gue cuman ngomong Nessa, apa ada yang salah?" Tanya Revanzo balik sedangkan yang di tanya hanya membuang pandangannya keseberang kiri.
Roftoop tempat sasaran Mereka memberi pendapat masing masing, mengeluarkan kalimat yang sudah beradu dalam hati sebelum kalimat itu keluar dari mulut mereka yang sudah memiliki suara lirik sesuai dengan kalimat itu dan di dengar oleh lawan bicaranya.
Saat ini hati Vanessa sedang kalut, kalut oleh kata kata dari ketua Theodor tadi karena di sebabkan apa pedulinya Revanzo terhadap dirinya, harusnya Revanzo hanya diam tak harus mengurusnya, tak ikut campur dengan masalah yang ada pada Vanessa dan tak seharusnya ia berada di tempat ini berdua dengan Revanzo.
"Kenapa diem?"
Vanessa menatap Revanzo dengan tatapan tajam setelah banyak berfikir tentang itu. "Apa peduli lo?"
"Mulai sekarang, gue adalah orang yang benar benar peduli dengan lo, semua tentang lo ada sama aku."
Saat itu Vanessa berfikir mencerna ucapan Revanzo barusan, semua tentangnya ada pada manusia di depannya.
"Kenapa? "
"Apanya yang kenapa Zo, lo yang kenapa? Tiba tiba lo ngomong seolah lo milik gue. Tapi nyatanya, lo jauh dari gue, lo nggak pernah ada di hidup gue Zo, jadi berhenti ngomong kaya itu."
Revanzo menutup matanya sekilas di susul dengan helaan nafas dan kembali menatap Vanessa dalam dan menggenggam tangan Vanessa.
"Gue tau, lo sendiri, dan gue juga sama Vanessa, gue mau lo, dan gue, jadi kita, kita yang akan sama saling melindungi, memberi kenyamanan di saat luka itu kembali datang, mengobati hati yang terluka dengan senyuman kita. "
Vanessa berusaha menelusuri kebohongan dan kepalsuan di mata Revanzo tapi mata itu hanya menatapnya dengan ketulusan dan permohonan, memohon agar Vanessa mengerti tapi nyatanya.
"LO BOHONG ZO, LO MAU MENDAPATKAN KENYAMANAN DI HATI LAIN SETELAH HATI YANG LO PILIH ITU SALAH, GUE NGGAK MAU JADI PENYEMBUH ITU UNTUK HATI LO, DAN PADA AKHIRNYA. HATI GUE YANG AKAN TERSINGKIRKAN. SADAR, LO PATAH SAAT HATI AINA HANYA KEPALSUAN UNTUK LO, TAPI LO MEMINTA LAGI HATI YANG TULUS BUAT PENGOBATNYA. " Air mata Vanessa kini jatuh tanpa Vanessa sadari, apa hati Vanessa sakit? Orang yang sangat biasa baginya itu mampu membuat luka baru di hatinya.
"Gue sayang sama lo. " Ucap Revanzo.
"Bulshit. " Vanessa tertawah dengan air mata.
"Apa gue harus percaya Revanzo? ENGGAK, GUE TAU, GUE HANYA PENYEMBUH BUAT LO KAN. " Tekan Vanessa dan berlari turun dari Roftoop sekolah ini, ia tak ingin menatap Revanzo saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZO
Fiksi RemajaJika tidak mengerti apa itu cinta maka Revanzo Edwards Robbertson akan di buat mengerti oleh Vanessa squeena Hamilton seorang gadis dingin yang paling tidak suka ketenangannya di ganggu. jika itu terjadi maka Vanessa akan mengamuk dan membullynya...