Part 10

548 57 2
                                    

Lima hari berlalu dan selama Lima hari itu pula menjadi detik-detik yang berat bagi Sean. Ling He, yang selalu membuatnya jengkel. Kedua sahabtnya ikut-ikutan jadi menjengkelkan. Pulang sekolah berjalan kaki ke halte bis yang sangat jauh seusai melakukan aktifitas dengan dua sahabatnya.

Setidaknya satu yang ia syukuri. Jiyang dan Zhehan tidak memaksa mengantarnya pulang. Entah apa yang akan Sean katakan kalau mereka ingin mampir ke ruamh Sean yang dulu. Rumah yang saat ini sudah di tempati orang lain.

Sedangkan di rumah, ia jarang bertemu Yibo. Sean hanya bisa melihat pemuda itu di pagi hari, saat berangkat sekolah. Karna Yibo selalu tak berada di rumah saat ia pulang. Ia selalu jadi yang pertama kali tidur, paginya ia mendapati Yibo sudah memasuki kamar mandi. Seperti dugaan Sean, tinggal bersama Yibo sama dengan tinggal sendiri. semuanya di kerjakan sendiri. namun, Sean tetap saja meminta uang pada Yibo

Sean mengetahui sebuah fakta, Yibo hanya bicara dengannya, Xiao Wen, Dylan dan Gong jun. ia sama sekali tidak bicara pada orang lain selain mereka. Alasan Yibo kenapa memasukannya dalam daftar, tak perlu ia pertanyakan karna mereka memang butuh komunikasi. Merekakan tinggal bersama. Hanya saja, ia heran, kadang Yibo bersikap OOC yang membuatnya seperti bukan Yibo yang Sean kenal. Apa memang Yibo seperti itu ? entahlah.

Hari ini, tepat di hari sabtu, ibu Sean datang mengunjungi rumah Sean dan Yibo. membawa berbagai macam barang dan makanan. Hal ini cukup membuat Sean kerepotan, apa lagi ibunya berkeliling rumah sambil mengoceh. Membuat keramaian di dalam rumah secara tiba-tiba.

"kalian tidak memasak ?." tanya ibu Sean melihat kompor yang masih sangat baru. Tak pernah di gunakan, begitupun dengan peralatan masak lainnya. Di kulkas juga tak ada bahan pokok untuk di masak.

Sean dan Yibo yang dari tadi mengikuti Hyuna menggeleng membenarkan ucapan hyuna.

"ckckck.., lalu ? selama ini kalian makan di luar ?." Sean dan Yibo mengangguk membenarkan. Hyuna berjalan menghampiri Sean dan menariknya mendekati kompor. Pemuda itu diam dan menurut saja.

"kau harus belajar memasak. Kau harus bisa memasakan Yibo sesuatu. Kau itukan seorang istri. Bagaimana mungkin kau tidak bisa memasak. mama akan mengajarimu memasak selagi mama punya waktu di sini. Nah, sekarang kau tanyakan Yibo ingin makan apa." Sean mendengus kesal mendengar ucapan Hyuna.

Memasak ? istri ? haha.... Yang benar saja. dia itukan seorang pria.

Tapi, kalau ia tak menuruti mamanya. Wanita paruh baya itu akan semakin mengoceh sepanjang hari. Hoohh... Sean tak mau mendengarnya. Seanpun menatap Yibo di belakang mereka. Yibo yang mengerti tatapan Sean hanya mengikuti permainan karna ia pun tau. mama Sean itu orang yang suka banyak bicara. Yibopun berjalan mengambil sesuatu di dalam kulkas dan memberikannya pada Sean.

Mie ?

Sean mengangkat sebelah alisnya menatap Yibo.

"oh, kau ingin spageti ?." Hyuna tiba-tiba mengambil mie yang ada di tangan Sean dan meletakkannya di atas meja. Yibo hanya mengangguk mengiyakan, dan Sean pikir ia akan di ajari membuat spageti yang menurutnya rumit untuk seorang pemula.

Jangan tanya kenapa ada mie dan bahan pokok lainnya di dalam kulkas. Itu semua di bawa hyuna. Tidak tau apakah mereka akan membutuhkan—dapat memanfaatkan—semua bahan makanan itu kedepan atau tidak.

Yibo duduk diam memperhatikan ibu dan anak yang sibuk memasak itu. dapat di lihatnya Sean yang benar-benar tidak bisa mengerjakan apapun. semua yang ia kerjakan tak ada yang beres. Yibo hanya berharap ia tidak akan sakit perut karna memakan hasil eksperimen Sean.

.

.

.

Malampun tiba, Dan Sean tau, ibunya datang bukan tanpa alasan. Wanita paruh baya itu menginginkan sesuatu. itu terbukti saat ini.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang