Part 45

489 54 5
                                    

Sean sendiri tidak tau kenapa dia sangat Bahagia sampai – sampai rasanya senyuman itu tak bisa hilang dari bibirnya. Dan ia juga senang sekaligus melongo dengan ucapan yibo. Ia bersumpah, itu adalah kata – kata paling Panjang pernah yang diucapkan yibo dari smeua kata – kata paling Panjang yang pernah keluar dari pemuda dalam dekapannya itu. Dan ucapan paling Panjang itu berisi kekhawatiran untuk dirinya.

Akh! Sean kau pasti sudah gila menyukai hal itu. Tapi sudahlah, ia tak peduli lagi. Mau di agila, mau gay, mau dia menjijikkan , mau dunia membencinya. Ia tak peduli. Ia SANGAT SENANG YIBO ADA DI SINI....

Sakin senangnya, rasanya ia ingin terjun lagi dari atas tebing itu. Yah...setidaknya melakukan suatu hal yang dapat melampiaskan rasa senangnya. Orang yang benar – benar dia harapkan benar – benar berada disini.

"sean, apa kau akan terus berpelukan seperti ini sampai malam?". Tanya yibo membuat sean tersadar dari lamunan pelampiasan kebahagiaannya. Yibo sendiri bingung dengan sean yang sepertinya sangat Bahagia pertama kali melihatnya disini. Apa seannya terbentur sesuatu dan menjadi gila? Aish...! yibo! Benhentilah berpikir yang tidak – tidak.

"Jika kau mau aku akan terus memelukmu sampai malam".

Yibo menganga dengan alis bertaut. Sepertinya sean benar – benar terbentur sesuatu. Yibo pun merenggangkan pelukannya dan menatap sean yang terus tersenyum. Apa pipinya tidka pegal terus tersenyum lebar seperti itu?

Yibo pun memeriksa kepala sean dengan menyibak poninya. Tidak mendapat luka parah disana. Yibo memeriksa setiap inci kepala sean membuat sean terheran – heran. Tidak ada luka lain selain luka kecil didahinya. Apa luka kecil yang langsung sembuh denngan sebuah plester itu bisa membuat sean geger otak?

"Ada apa?" sean terus mengerutkan alisnya karena yibo terus menatapnya.

"Kau terbentur sesuatu? Kau terluka?". Yibo memegang kedua bahu sean dengan wajah khawatir dan menjadi panic Ketika sean mengangguk.

"mana? Dimana?"

Yibo langsung bertingkah heboh mencari – cari dimana luka yang dimaksud oleh sean membuat pemuda manis itu terkikik atas tingkah yibo yang berlebihan. Yibo langsung menghentikan aksinya Ketika mendengar kikikan sean dan menatap pemuda itu dengan alis berkerut sebelum mengubahnya dengan ekpresi merajuk. Sean mengerjainya?

"di situ".

Mengerti dengan raut wajah yib. Sean menunjuk lututnya memberitau yibo. Kalau dia benar – benar mendapat luka parah. Yibo langsung melihat dan memeriksanya seperti seorang dokter.

"Apa kau baru mendapat luka ini saat menimpaku tdai?' yibo masih focus pada luka sean. Bahkan sekarang dia mencoba merobek celana jeans sean dan membebaskan luka itu.

"Tidak, luka itu sudah ada sejak aku bangun tadi". Sean meringis saat yibo menarik potongan celananya yang sudah robek oleh pemuda itu. Merasa posisi mereka tidak menguntungkan untuk menarik potongan celana itu, yibo menatap sean dan mengangkat pemuda itu dari atas paha dan mendudukkannya di tanah. Yibo berjongkok di depan lutut sean yang terluka dan menarik pelan – pelan potongan celananya, sesekali menatap sean. Memastikan pemuda itu tidak kesakitan Ketika potongan celana itu menyentuh lukanya.

Yibo tak habis pikir jalan pikiran sean. Bagaimana dia bisa berpikir memanjat tebing itu dengan luka seperti ini? Belum lagi badannya pasti sakit karena terjatuh dari tebing seperti dirinya. Yah.... Yibo juga terjatuh dari atas tebing itu, namun, ia lebih beruntung karena jatuh ditempat lain dengan rerumputan yang hanya membuat tubuhnya pegal – pegal dan sedikit sakit di punggung yang mencium rerumputan tebal itu. Tidak seperti sean, namun tetap saja mereka beruntung karena masih bisa bertahan hidup jatuh dari tebing setinggi itu.

"tahan sedikit, ini akan sedikit perih". Yibo menatap sean sebelum menunduk dan menjilati luka sean tanpa rasa jijik sedikitpun bermaksud mengeluarkan pasir – pasir halus yang melekat diluka itu dengan lidahnya dan meludahnya kesamping. Terus seperti itu berharap dengan begitu sean tidak akan infeksi.

Sean sendiri yang melihat itu hanya bisa membulatkan mata tidak percaya sebelum wajahnya merubah raut meringis tertahan karena perih menjalari lututnya. Tapi ia juga menikmatinya karena lidah yibo begitu lembut dan hangat disana. Eh? Kenapa dia jadi memikirkan lidah yibo? Sean langsung menggeleng kuat – kuat menyingkirkan pemikiran aneh itu.

Merasa luka sean sudah bersih, yibo menegakkan tubuhnya dan membantu sean berdiri.

"Kenapa kau melakukan itu?" sean mendongak menatap yibo .

"Apa?". Yibo menautkan alisnya.

"itu kotor dan menjijikkan". Yibo tersenyum menatap sean setelah mengerti maksud pemuda itu.

"Tidak akan selama itu kau".

Mendengar itu, biasanya sean pasti akan berkata 'menjijikkan' dengan raut jijik menatap yibo. Tapi kali ini, bahkan sean tak tau bagaimana caranya menatap yibo dengan kedua pipinya yang merona. Yibo sialan! Dia benar – benar menjatuhkan harga diri seorang sean sebagai pria. Bagaimana bisa seorang pria tersipu karna hanya ucapan yang seharusnya dikatakan untuk seorang Wanita.

Yibo sendiri hanya memperlihatkan senyum manisnya mendapati sean seperti itu. Ia tak tau apa yang telah menimpa sean setelah jatuh dari atas tebing. Yang pasti ia harus mensyukuri hal itu karna sean yang ada dihadapannya benar – benar sean yang .... Entah bagaimana dia mengatakannya. Yang pastinya ia sangat – sangat menyukai sean yang seperti ini. Tapi, bukan berarti dia tak menyukai sean yang bukan seperti ini. Yibo berbalik membelakangi sean lalu berjongkok membuat sean bingung.

"Ayo naik".

Sean mengerti yibo akan mengendongnya di punggung karna ia tak bisa berjalan dengan baik dan lukanya akan melebar jika kakinya terus digerakkan.

"Kau akan mengendongku dengan tubuh kurus itu? Kau tau? Aku sangat berat".

"kalau saja aku tidak pernah mengendongmu, mungkin aku akan percaya apa katamu, sudahlah, ayo naik"

Ah, yibo lupa kalau yibo memang sudah beberapa kali mengendongnya. Yah...., kan tidak mungkin iya berjalan sendiri dari halte bis tanpa sadar dengan mata tertutup ke rumah dan masuk ke kamar lalu tidur di sana, begitu juga saat dirinya yang ambruk di depan pintu.

Yibo pasti sudah terbiasa dengan berat tubuhnya sehingga dia berkata seperti itu. Tanpa babibu sean pun menaiki punggung dan melingkarkan kedua tangannya di leher yibo. Yibo pun langsung menyelipkan tangannya di antara betis dan paha sean sebelum berdiri dan berjalan meninggalkan tempat itu dengan sean di punggungnya.

To Be Continue   

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang