Part 20

480 52 0
                                    

Sean merutuki dirinya yang tidak bisa berbuat apa – apa disaat seperi ini. sean melihat ling he yang yang juga tidak bisa membantu karena dari tadi ling he terus menatap zhehan dengan tatapan iba dan terus menghembuskan nafas pasrah. sean pun menatap yibo, yah....mungkin yibo akan membantu zhehan karena yibo tahu zhehan adalah sahabat sean. hanya saja sepertinya itu tidak berlaku selama mereka bertengkar. apalagi pertengkaran itu ada kaitannya dengan zhehan. sean lalu menatap xiao wen, sepertinya xiao wen tak akan melakukan apapun karena ia terlihat sibuk dengan ponselnya.

jadi bagaimana? apa yang harus dia lakukan?.

"Ck! Aishh... kau bisu, eoh?!. kau menangis? cih!". gong jun mengangkat dagu zhehan dengan kasar agar zhehan menatapnya. linangan air mata Nampak jelas diwajah pemuda itu. gong jun memandangnya dengan sinis tanpa rasa kasihan sedikitpun.

Bugh...

Brakkk....

Tiba – tiba gong jun melayangkan tinju kewajah zhehan. membuat pemuda itu jatuh menimpa kursi dan meja yang sudah tak beraturan letaknya. sean yang melihat itu hendak menghampiri zhehan, namun seseorang menahannya. zhehan menoleh dan didapatinya jiyang di sana menggelengkan kepala dengan raut menyesal.

"Gong Jun, sudahlahlah dia bilang cameranya sudah hancur dan card memorinya ikut hancur. jangan seperti ini,kasi-".

"jangan ikut campur. ini urusanku!". gong jun menyela ucapan ling he yang coba membela zhehan. ling he menghembuskan nafas menatap zhehan iba. ling he tau siapa gong jun, dan ling he tidak akan mencoba mengalihkan kemarahan gong jun dengan mengorbankan dirinya untuk membela zhehan lebih dari yang dia bisa.

sean dan jiyang menggigit bibir mereka. sean sudah mengepalkan tangannya melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu. rasanya ia ingin membunuh gong jun. sean mengalihkan pendangannya kesembarangan arah dan tak sengaja matanya bertabrakan dengan mata yibo. mereka saling bertatapan, namun bukan tatapan yang hangat. yibo mengalihkan pandangannya kearah zhehan saat sean hendak membuka mulutnya menyampaikan sesuatu tanpa suara.

"Aku tidak tau hukuman apa yang pantas buat orang seperti kamu, dan ku dengar kau juga mengagumi ku eoh? apa setelah ini kau juga akan masih mengagumi ku hemn? menjijikkan! aku tidak sepertimu, kalaupun aku berubah menjadi gay, aku tidak akan mau dengan orang sepertimu. tapi, itu tak akan terjadi karena aku bukan orang menjijikkan yang menyukai sesama sepertimu. ikut aku!". Gong jun menarik kerah baju zhehan berjalan keluar kelas di ikuti ke empat orang lainnya. begitu pun dengan orang – orang yang menyaksikan kejadian itu mengekori dari belakang.

.

.

.

.

Sean mendengus kesal tak bisa melihat lebih tepatnya tak bisa membantu zhehan oleh apa yang akan dilakukan oleh orang – orang itu terhadap zhehan. sahabatnya itu telah di bawa gong jun entak kemana dia tidak tau. memikirkan zhehan membuatnya sakit kepala.

Hhhhhh...

Dan sekarang, disinilah sean. berdiri didepan cermin memandangi pantulan dirinya yang tida berguna. sean memutar kran air sebelum membasuh wajahnya dengan air. dia kembali menegakkan tubuhnya dan memandangi pantulan dirinya di cermin. Bahkan, saat ini ia tak punya niat untuk belajar. ini pertama kalinya dia membolos, begitupun jiyang, bedanya jiyang, dia langsung pulang karena merasa tak enak badan setelah melihat zhehan tadi. mereka hanya bisa berharap semoga zhehan baik – baik saja.

Selesai meratapi dirinya di depan cermin wastafel. sean keluar berjalan dengan tatapan kosong di koridor sekolah yang nampak sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung. sean terlihat mengenaskan, dia melangkah dengan pelan sambil menyeret tas ranselnya yang sudah menyapu lantai. matanya lurus kedepan, namun pikirannya melayang kemana – mana.

Bruuuukhh....

"Maaf ...". bahkan menabrak orang pun ia hanya berkata demikian dan melanjutkan jalannya dengan cara yang sama. orang yang di tabrak tiba – tiba menghampiri dan membalik badan sean menghadapnya. sean tak menatap orang itu, ia hanya menatap lurus tepat leher orang itu.

"K-Kau baik – baik sajakan...?". tanya orang itu. sean tersadar mendengar suara itu. suara hisky milik seseorang yang dikenalnya – Yibo. sean mendonggak menatap yibo yang bertampang datar dan menepis tangan yibo yang bertengger di bahunya, setelahnya dia berbalik cepat meninggalkan yibo.

Baru beberapa langkah, sean merasa tubuhnya berbalik dan seseorang menarik pergelangan tangannya. ia memberontak meminta yibo melepas cengkraman tangannya. namun yibo mengabaikan berontakan sean, pemuda itu tetap menarik sean mengikutinya. suara teriakan sean dan suara makian sean terhadap yibo tak akan terdengar disetiap ruangan yang mereka lewati. sean dapat melihat dalam kelas guru yang tengah menjelaskan dan kebanyakan pelajar tertidur daripada memperhatikan.

sean terus berusaha melepaskan tangannya dari yibo sehingga yibo melepaskannya sendiri. mereka berada dibalkon lantai 4 dan sean hendak pergi membuka pintu, berjalan di koridor dan membiarkan yibo disana, dia malas berbicara dengan yibo. hanya saja, sebelum itu terjadi tubuhnya sudah terhempas ke dinding kaca yang membatasi balkon dan koridor sekolah. yibo berdiri didepan pintu kaca menghadap sean dari samping. sean menghampiri yibo hendak membuka pintu itu namun yibo mencegahnya.

"Apa maumu, eoh?". bentak sean

"Katakan saja". ucap yibo tanpa menatap sean. sean menatapnya dengan tajam. yibo suka sekali bicara tidak jelas, memangnya apa yang harus dikatakan?. bukankah yibo yang menyeretnya kesini? kenapa ia yang harus mengatakan sesuatu.

"Katakan saja permintaanmu. aku tau kau ingin menolong sahabat merepotkanmu itu".yibo masih tetap tidak menatap lawan bicaranya. hening. merasa sean tak berucap apapun, yibo akhirnya menatap pemua itu. dapat dilihat sean yang menatapnya penuh amarah dan kebencian yibo tau, sean mengira ia tengah mempermainkannya"

"Kenapa? kau tidak mau?". yibo menunggu sean bicara. "baiklah aku tak akan melakukan apapun". ucapnya lagi membuka pintu balkon dan berjalan meninggalkan sean yang tengah mengepalkan kedua tangannya. sean Nampak berpikir sebelum akhirnya mengejar yibo dan memintanya menolong zhehan.

"Tapi ada syaratnya". sean tak tau syarat apa yang akan diberikan yibo. ia hanya berharap ini bukan sesuatu yang rumit. sean berpikir sebelum mengangguk setuju."Pertama jangan diam lagi". ucap yibo. sean mengangguk lagi. yibo menatap sean lebih lama sebelum ia meninggalkan pemuda itu.

Tunggu, itu permintaan? hanya itu...hahahahha. sean, kau beruntung. tapi, tunggu... sepertinya tadi ada kata 'pertama' itu berarti bukan satu – satunya permintaan yibo. kalau ada pertama, berarti ada yang kedua dan seterusnya? ada banyak. sean mengejar yibo, namun ia tak mendapati pemuda itu yang sudah pergi entah kemana.

To Be Continue

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang