Part 47

236 34 0
                                    

Keduanya terdiam dengan mata yang bertautan satu sama lain. Oh! Jangan lupa detak jantung mereka yang entah kenapa tiba – tiba bergemuruh menyuarakan sesuatu yang meluap – luap dalam diri mereka. Bahkan pipi keduanya pun tidak mau ketinggalan dengan menghasilkan rona merah disana. Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan kedua orang itu? Kenapa dengan jantung mereka yang tiba – tiba menambah volume detaknya? Dan darah yang tiba – tiba menambah volume geraknya? Oh! Itu mungkin pertanyaan untuk sean, sementara yibo, dia paham, ia Sudah terbiasa dengan hal seperti itu karena dia selalu merasakannya Ketika berada di dekat sean.

Lama terdiam sean menahan napas menyaksikan kepala yibo yang perlahan terangkat mendekati wajahnya. Sean sudah berpikir kemungkinan – kemungkinan yang akan dilakukan oleh yibo. Salah satu kemungkinan itu melintas di otak dan matanya langsung tertuju pada bibir yibo yang semakin mendekat. Wajahnya bertambah merah. Entah kenapa ia tak bisa bergerak dan hanya bisa mematung di tempat memikirkan kemungkinan yibo melakukan kemungkinan yang ada dalam pikirannya. Bahkan, ia tak tau sejak kapan matanya tertutup dan hanya menerka – nerka sudah sedekat mana wajah yibo lewat hembusan napas pemuda itu yang menerpa kulit wajahnya. Kenapa dia melakukan itu? Jangan tanya, karna dia sendiri pun tak tau alasannya.

Hembusan napas yibo semakin terasa di kulit wajah sean. Bahkan tangan kanan pemuda itu sudah berada di tengkuknya. Jantung keduanya semakin bergemuruh seiring dengan tereliminasinya jarak antar dua bibir itu. Mata yibo yang semulanya menelusuri wajah sean kini hanya tertuju pada benda kenyal bewarna pink sedikit kemerahan milik sean. Yibo menjilati bibirnya sendiri sebelum memiringkan kepalanya saat dirasa jarak mereka kurang dari 3 cm lagi. Pasti ini akan menjadi ciuman pertama mereka yang menyenangkan menurut yibo hingga tiba – tiba

Tuk...

Chu...

"Akh..."

Sean membuka mata memegangi kepala bagian belakang dan depannya yang sakit. Sedangkan yibo? Pemuda itu tak memperdulikan jidatnya yang sakit membentur jidat sean dan kepala bagian belakangnya yang mencium tanah akibat benturan tadi.

Yibo geram, kesal, marah semuanya bercampur aduk.... Padahal tadi itu sedikit lagi...., yibo ingin berteriak dan merengek di depan sean memintanya untuk melakukan lagi tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Ayolah..... bagaimanapun spesialnya seorang sean, ia masih harus mempertahankan sedikit image coolnya didepan pemuda itu.

Memalukan sekali kalau dia menangis atau merengek untuk hal itu. Aarrrgghhhh.... Ini semua gara – gara monyet sialan itu. Monyet yang dikata sean mirip dengan yibo seenak jidatnya melompat kekepala sean dan menghancurkan moment terindah yang sudah dipatenkan yibo sebagai moment terindah dalam hidupnya.

Bukan hanya itu, sekarang yibo merasa sangat malu. Oh, ayolah... siapapun tau apa yang akan terjadi selanjutnya jika monyet itu tidak datang melompat dikepala sean dan membentur jidat mereka hingga kepala yibo terdorong mencium tanah. Tapi tidak apa, tidka dibibir , bisa mencium sean pun sudah membuat yibo merasa cukup puas meski hanya dilubang hidup pemuda itu dan harus menunda mencicipi manis bibirnya sean. Yah..... ia harus merasa sedikit puas karena sebelum ia lebih maju bisa mencium dahi sean meski secara diam – diam, tapi kali ini? Lubang hidung? Yang benar saja?

Ah! Mungkin ini akan menjadi hal langka karna tak banyak orang yang akan mencium lubang hidung, yibo harus bersyukur.

Sean bangkit dan duduk diatas tubuh yibo memegangi kepalanya. Yibo yang mendengar keluhan sean langsung sadar dan memposisikan dirinya untuk duduk.

"Dimana yang sakit? Disini?". Reflek atau bagaimana yibo langsung ikut mengusap – usap kepala bagian belakang sean sementara yang bersangkutan langsung menatap yibo dan kedua pasang bola mat aitu Kembali bertemu.

Dua menit mereka bertahan dengan posisi itu hingga detik selanjutnya serempak memalingkan wajah dan berdehem menyembunyikan perasaan yang tiba – tiba saja menjadi aneh satu sama lain mengingat kejadian 2 menit sebelumnya.

"Ekhemmm! Eum...". Sean yang sadar posisinya berada dipangkuan yibo segera bangkit dan berbalik berjalan entah kemana yang pasti tidak jauh – jauh dari tempat itu sambil merutuki dirinya sendiri karna kejadian tadi. Bahkan, rasasakit dilutut tak di pedulikannya dan terus berjalan seperti biasa tanpa tertatih atau menyeret kakinya.

Sedangkan yibo? Ia masih duduk ditempat, menggaruk tengkuknya yang tidka gatal sambil merutuki kejadian tadi. Tiba – tiba raut wajahnya yang canggung berubah sangat kesal. Ia mengedarkan pandangan sekitar mencari monyet yang telah membuat keadaan seperti ini.

To Be Continue

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang