[01] Bullying

78 66 48
                                    

Sekitar jam 10.45 dan tepatnya sudah 1 jam 45 menit Strep High School mengadakan Apel dalam rangka penerimaan siswa baru. Dengan matahari yang sudah mulai meninggi dan panas yang mulai membuat harum parfum menjadi tidak berdaya lagi.

"Huftt,, lama banget" gerutu gadis bersurai panjang yang sudah lelah dan bosan ( Megan )

"Bentar lagi" jawab lelaki yang tengah berbaris tepat di belakangnya ( Bryan / Adik Megan )

Megan tampak sudah sangat bosan karena harus mendengarkan ceramah kepala sekolah yang menurutnya tidaklah penting 'kapan selesainya..' guman Megan.

"Baiklah, sampai sini saja saya menyapa kalian. Saya harap kalian akan menjadi seseorang yang sukses nantinya, dan jangan melupakan untuk terus berusaha dan belajar dengan giat. Untuk peraturan sekolah akan disampaikan wali kelas kalian masing-masing. Sekian terimakasih" akhir kata dari kepala sekolah yang membuat semua murid bertepuk tangan dan juga tentunya Megan sangat senang, karena jujur kakinya bahkan sudah tidak kuat.

"Yoshh, saatnya tawuran" ucap satu-satunya teman terdekat Bryan dan Megan ( Zhico ) dengan mengambil tasnya.

"Tawuran? Kita sekolah bego bukan cari masalah" kali ini Megan mendengus kesal.

"Sama aja, iya kan Bray,,?" Dengan menaikkan sebelah alisnya.

-

Satu jam berlalu dan perkenalan serta penjelasan peraturan sekolah sudah disampaikan Pak Sinto selaku wali kelas 10-IPA A1 dengan jelas.

"Untuk yang belum paham bisa kalian baca sendiri, saya akan menempelkan peraturan di Mading, masih ada yang mau disampaikan?" Ucap pak Sinto menunggu,

"Baiklah karena kalian sudah paham saya akhiri disini, sehabis ini kalian bebas mau ngapain asal tidak melanggar peraturan sekolah, mengerti?" Lanjut pak Sinto yang dijawab bersama satu kelas.

Kelas yang awalnya hening sekarang menjadi ricuh karena sebagian dari mereka memutuskan saling mengenal satu sama lain, berbeda dengan Bryan, Megan dan Zhico yang memutuskan untuk pergi melihat-lihat sekolah baru mereka.

"Lumayan" Guman Zhico menilai sekolah.

"Halah tinggal nempatin aja sok nilai lo" Kali ini Megan dengan menyenggol lengan Zhico.

"Cih, sirik ya lo ga bisa nilai tempat bagus"

"Bilang apa lo?" Megan dengan mengepalkan tangannya dihadapan Zhico.

Yang diancam pun hanya tertawa kikuk dengan wajah yang membuat Megan ingin menampol pria didepannya itu, tapi sayang dia temannya.

"Kantin yok" Ajak Zhico saat mereka tengah memandang beberapa piagam yang dipasang di mading dengan kaca sebagai pelindung.

"Boleh" ucap Megan sedikit semangat berbeda dengan Bryan yang sedari tadi diam, tapi kemanapun mereka pergi Bryan bakal setia berada di belakang mereka.

Saat mereka sedang berjalan di koridor suara tawa menghentikan langkah kaki mereka, dan mencari asal suara tersebut.

Tampak 3 orang Siswa tengah membully siswa lain, dimana yang dibully menundukkan kepalanya menghadap lantai, dan hanya bisa mengeluarkan air mata melihat kaca matanya diinjak oleh salah satu dari mereka tanpa belas kasih.

'Bugh' satu pukulan melayang tepat di pipi kiri siswa itu dan membuatnya tersungkur dilantai.

"Akhh" Teriak siswa yang dibully saat salah satu tangannya diinjak,

Devano menekuk kakinya dan mencengkram rahang orang yang berada dibawahnya dengan kencang, dia menatap orang tersebut dengan tatapan dinginnya. Devano mendekatkan wajahnya pada telinga orang itu dan berbisik "Sekali lagi lo ngadu, gua ga segan bikin lo masuk rumah sakit!" dengan penuh penekanan diakhir kalimatnya.

TANDA SERU'!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang