Pukul 5.30 pagi, saat suasana di luar jendela masih remang. Ada Adwan yang begitu asik menciumi anaknya yang sedang tertidur pulas di ranjang yang sama dengannya. Sementara Saras, sibuk menyetrika baju di kamar itu juga, sambil ia dan suaminya mengobrol sesekali.
"Eh, Yang--" panggil Adwan dengan tatapan lekat ke istrinya.
"Eum?" sahut Saras tanpa balas menatap, memilih fokus dengan setrikaannya.
"Aryan ganteng banget kan ya," ucap Adwan sambil terkekeh. Entah kenapa ia melontarkan kalimat itu, ada-ada saja memang.
Saras jadi ikutan terkekeh mendengar lontaran aneh Adwan, "Apasih, sayang. Namanya juga papanya ganteng, ya anaknya ganteng lah."
"Namanya juga mamanya cantik poll," Adwan balas meniru kalimat Saras.
Saras tak menjawab lagi, ia hanya melempar tawa ke arah Adwan sembari menggelengkan kepala.
"Pasti nanti Aryan bakal jadi incaran para cewek-cewek," lanjut Adwan sambil tertawa lagi.
"Iya dong, persis papanya dulu. Saking gantengnya, banyak cewek yang datang melamar. Bahkan ada juga yang sampai masuk penjara."
"Sayang, ish!" wajah Adwan langsung dilanda kesal, tawanya yang tadi hilang sekejap.
"Loh, kan benar. Haha," giliran Saras yang tertawa renyah.
"Tau, ah!" bibir Adwan langsung mengerucut parah.
"Gak mau lagi ngobrol, mau bobo aja sama Aryan," lanjutnya mengalihkan pandangan dari Saras, dan langsung tiduran di sebelah Aryan sambil memeluknya.
Saras jelas tertawa kecil melihat tingkah manja suaminya. Berasa punya dua bayi, pikirnya.
"Jangan bobo lagi dong, papah. Kita kan mau ke acara syukuran Tania nanti di jam 8," ucap Saras kemudian, bersamaan dengan setrikaannya yang juga sudah selesai.
"Iya, sayang. Ini gak bobo kok, cuma pelukan aja sama Aryan," si papa malah mengelak dengan suara beratnya.
"Udah jam 7, buru mandi ya sayang. Aryan juga mau mandi nih sekarang."
"Dia kan masih bobo, sayang."
"Bentar lagi pasti bangun tuh. Udah, kamu buruan mandi, sayang."
"Iya iyaaa," ucap Adwan terdengar terpaksa, seraya ia juga yang berdiri berat dari tempat tidur.
.....
Sementara di tempat lain,
Rumah Fauzan dan Tania sudah dipenuhi oleh keluarga mereka masing-masing, semuanya sibuk mempersiapkan acara syukuran atas kehamilan Tania. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya orang tua Fauzan dan orang tua Tania akan menimang cucu juga sebentar lagi.
"Sayang, baju kamu ada di lemari paling atas. Mau aku ambilin sekarang?"
Terlihat Tania yang sedang duduk di tepi ranjang, dan ada Fauzan yang baru keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Santri, I Love U 2
Teen FictionLanjutan kisah dari cerita Mas Santri, I Love U 1