Hai namaku Fido. Aku ini seorang makhluk hidup yang punya kecerdasan. Aku ini merupakan spesies ET dari Bumi yang memiliki nama manusia. Aku adalah salah satu dari kalian semua yang punya kecerdasan seperti kita di Bumi. Lain kali, aku akan berpetualang indah ke suatu dunia yang amat menakjubkan. Kini aku menulis dengan hati, perasaan, pikiran membuat fatal hingga kuterjebak ke dalam lubang tak kuketahui.
Aku sekarang berbicara dan menulis menggunakan bahasa manusia. Salah satunya dari sekian banyak yang kamu tahu. Meskipun otakku tak dapat lebih mencerna hingga ragaku berkedip tak tahu apa yang kumaksud. Kita hidup di suatu ruang hamparan yang luas berupa angan-angan, logika, hiruk-pikuk, kosong, yang melompong dalam kebatilan. Ya, kita adalah salah satu makhluk ciptaan pencipta kita Yang Esa. Berada di dalam suatu dimensi rumit yang berpola berupa misteri yang kucapai dalam sunyi sepi. Kalian menganggapku gila, tetapi kita adalah bagian perjalanan waktu yang bahagia bertujuan agar semua memerintahkan suatu bidang dengan sebaik-baiknya.
Bumi itu indah. Hiasan alam lukisan yang nyata hingga kau membuat apapun menjadi masalah. Dulu dan sekarang dan ke depan kita hidup dengan takdir. Destiny yang membuat kita luput dari jangkauan Sang Pencipta Yang Esa.
(Draf bertahun 2015)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora: Antologi Cerpen
Science FictionTubuhku mendingin, menggigil di kala terpaan badai tahunan. Di atas hamparan helai dedaunan, aku berbisik pada tiang-tiang kota. Hendaknya sampai ke masa itu pula; padaku kepadamu. Neo Seoul, 2090.
