005

1.6K 145 1
                                        

005 : Little Things.

━━━━━━━━━━━━━━




















CW: Harsh words, curse words.

...


PEMILIK asma Adhara Dirasa ini membebaskan si kembar; Zamra dan Jiandaru dari hukuman mereka begitu Gerhana bersama Kahiyang bersiap-siap untuk tidur.

Bening, Madi, juga Jane turut tengah bersiap untuk tidur: setelah menyelesaikan urusan mereka, meninggalkan para dominant mereka yang masih segar usai mendapat hiburan gratis dari si kembar Yunandar ini.

Keduanya kini memamerkan cengiran tak berdosa mereka kepada Asa.

Selagi, Giska menggelengkan kepala.

Tak habis pikir dengan tingkah dari anak kembar yang berselisih 15 menit selang kelahiran itu, "Masih sempet - sempetnya nyengir kalian,"

Ungkapan dari Giska itu mendatangkan tertawaan dari Daru juga Zamra.

"Trus kita harus nangis dulu?"

"Gak, gak, kayaknya kayang lebih dulu biar keren, Ra,"

"Encok gak ntar?"

Dua anak kembar ini terkikik sendiri atas tingkah mereka, sementara Asa dan Giska hanya menggeleng.

Anak aneh memang, ini manusia dua.

Anak kembar ini pun mengapit sosok Dirasa hanya pasrah saja dengan tingkah keduanya.

"Lain kali tuh, jangan begitu, kenapa sih kalian?" ujar Asa sebelum menjitak kening keduanya secara bergantian, "Itu untung ada Asti yang bisa ngalihin si Gana, coba kalo engga?"

"Hehehehe,"

"Habisnya, kalo kak Asa gak gerak-gerak keburu gak dapet anak atuh ah,"

Si kembar saling menyahut; kebiasaan keduanya yang tak pernah lepas, apalagi habis ketahuan menjahili orang.

"Ya, jangan dipaksa," kali ini Giska yang bersuara.

"Mbak Iyang gak bisa dipaksa buru-buru juga, 'kan? Lagian nih, mereka juga masih berproses jadi ya gausahlah itu dipaksa apalagi sampe lewat Gana," lanjutnya.

Daru dan Zamra mendesah pelan.

Agaknya merengek pelan soalnya mereka tak mau juga jika Asa yang keburu lelah atau Kahiyang terlampau tak merespon.

Mana mau mereka menerima ipar lain selain sosok Dirasa ini?

"Trus kapaaan atuh, abang ini mau nikahin mbak Iyang? Masa iya keburu mbak Iyang umur 30an? Atau, atau, nanti keburu jaraknya sama Gana makin jauh atuh ah,"

"Tahun jebot," Giska mendengus.

"Aih, kak Gis harusnya bantuin kita!"

"Betul! Kak Gis harusnya masuk kedalam fandom #Diyang!"

Giska menaikan satu alisnya heran bercampur geli dengan tingkah dari Jiandaru, "Diyang tuh siapa?"

"Dirasa-Kahiyang,"

Zamra menepuk belakang kembaran itu dengan semangat, "Harusnya SaSti! Dirasa-Larasati! Ntar Zamra bilangin Jane buat bikin kaus partai atas nama SaSti Sejati, keren 'kan? Wah iyadong!" serunya setengah girang atas idenya sendiri.

"Eh, tapi keren juga kalo SaSti. Ah, gak! Gak, Diyang aja!" protes Daru.

"Sekalian lah itu namain Prasasti atuhlah, kalo sasti kependekan ge," dengus Giska dengan geli.

Sharing A House. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang