CW : harsh words for swearing.
Age reverse for Winrina; Asa (30) & Kahiyang (27).
001 : What do I call you?
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
HARI kepindahan mereka semua pun berlangsung, Kahiyang tak menemukan kendala.
Bukan tak menemukan sih, lebih mungkin, belum?
Tak ingin berburuk sangka tidak.
Hanya mengantisipasi kejadian yang sangat tidak diinginkan begitu saja, menurut Kahiyang.
Dan ya, sosok Asa yang sedari kemarin disebut oleh Bening itu tak tampak.
Giska tadi mengatakan kalau sepupunya harus mengurus beberapa hal, jadi, mereka pindah tanpa dirinya meski tak hadir begitu. Si calon roommate ini tetap menyediakan talent untuk membantu mereka semua.
Tidak hanya satu orang, tapi 10 cukup untuk membuat para penghuni rumah tinggal ongkah-ongkah kaki.
Menurutnya itu terlalu berlebihan tapi mengingat Bening sedang hamil, dan si kembar acap kali membuatnya naik pitam pun tanpa sadar bersyukur.
Ada manusia sebaik ini yang mau menggelontorkan sejumlah uang hanya demi pindahan.
Yang kurang lebih hanya disepakati dalam kurun waktu dua tahun saja.
Kahiyang kini meragu.
Bukannya apa, tapi ya, dirinya tak mau langsung sekamar dengan sosok yang hanya sekelebat dikenalnya itu.
Mereka memang kenal tapi hanya saat Giska dan Bening menikah, 8 bulan lalu, yang setelahnya pun Kahiyang atau si Asa-asa itu tak lagi bertegur sapa.
Rasanya aneh saja tau-tau punya roommate dan tak sedekat itu? Benar, kan?
Walau tau sepupu dari Giska itu takkan mungkin menyakitinya, tapi tetap saja.
Ini namanya antisipasi.
"Gis, boleh minta tolong bujuk Bening buat gak maksa aku sekamar sama si sepupu kamu itu?" tukas Kahiyang setengah berbisik, "Bukannya kenapa, tapi,"
Istri dari adik pertamanya Kahiyang itu tergelak dan kemudian tertawa.
"Gak apa, mbak, nanti emang rencananya aku sama si Asa mau bujuk Bening biar dia gak maksa mbak buat sekamar. Takut terjadi hal-hal yang enggak diinginkan juga," pungkas si bungsu Halim itu dengan tenang.
Kemudian mengusap lengan Kahiyang secara sabar.
Untung, ada untungnya sih Kahiyang dengan iparnya yang satu ini selain karna mereka sebaya dan pernah sekampus, dirinya jadi mudah dipahami oleh Giska.
"Udah, mbak, jangan dipikirin,"
Sulung Yunandar itu mendengus pelan sebelum mendorong bahu dari Giska main-main, "Mbak, mbak, mbak aja kamu tuh, kita tuh seumuran tau. Enak aja manggilnya mbak," koreksinya setengah bergurau.
Giska dan Kahiyang pun tertawa bersama.
"Kak Taaaaall,"
Rengekan dari Being yang bercampur high note itu pun membuat keduanya menoleh, "Iya, Ning?"
"Kemana sih? Lama banget ah, kakak tuh, ngambil airnya,"
Keduanya tergelak sebelum Giska pamit undur diri sebab sang istri sudah ribut mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharing A House. ✓
Fiksi PenggemarBerkat ngidam aneh dari anak kedua Yunandar, empat anggota keluarga (tiga diantaranya sudah menikah; selagi si sulung masih betah melajang) pun akhirnya tinggal bersama di rumah mendiang kakek Yu bersama keluarga kecil mereka. Oh, jangan lupakan kea...