CW : Mentioning sexual intercouse, dirty talks, harsh words.
Once again, I would remind all of you if you're a minor please don't read this book because the target for reader isn't you.
003 : Into You
━━━━━━━━━━━
DERU nafas tak beraturan dari dua insan selepas memadu kasih ini, saling bersahutan bahkan rengekan kecil dari Kahiyang terdengar saat Asa mengeluarkan kejantanannya dari liang peranakan nona Yunandar itu.
Asa yakin kalau pejuhnya mendadak mengalir dari lubang kewanitaannya Kahiyang.
Tak mau berbohong kalau dirinya keluar cukup banyak didalam.
Ini efek samping tak pernah lagi mendapatkan kehangatan saat menikah dengan pacar kakaknya itu, atau memang, Kahiyang terlampau memuaskannya sehingga dirinya bisa begitu deras mengisi rahim si nona Yunandar.
Dirinya sih ingin melihat.
Cuma tak sanggup kalau harus menyingkirkan tubuh Kahiyang yang tampak lemas setelah mendapatkan beberapa kali pelepasan ini.
Euphoria mereka masih diatas awan, alias belum kembali kesadaran keduanya.
Oh, jangan ditanya apa yang habis dilakukan oleh mereka berdua lakukan karna sudah jelas sepertinya tanpa harus ditanya.
Sprei yang sudah tak lagi terbentuk, juga basah berkat keringat dari dua insan ini yang tercampur dengan cairan cinta keduanya, pakaian (beserta dalaman) milik mereka yang berceceran di lantai, serta tubuh keduanya yang saling mendekap itu.
"Enak ya, nunggangin akunya?"
Itu bukan pertanyaan sih sebenarnya, Asa memang mau menggoda saja.
Kahiyang tenaganya baru kembali pun menepuk dada si Gautama muda ini dengan lemah, "Diem deh," keluhnya yang kemudian memilih untuk menyembunyikan wajahnya ke perpotongan leher Asa.
"Kok diem? Tadi yang minta aku buat terus ngomong siapa?"
Smack.
Asa pun kian tertawa sebelum mengeratkan dekapannya pada tubuh telanjangnya Kahiyang, usai dipukul oleh sulung keluarga Yunandar ini.
"Ngeselin banget kamu mah,"
"Loh?"
"Apa?" sulung Yunandar ini mendelik kesal ke arah Asa, "Gausah nyebelin, ish!"
"Tadi siapa yang bilang 'keep talkingㅡnggh please' trus matanya merem melek gitu?"
Asa sengaja menirukan gaya bicaranya Kahiyang yang tentu saja membuat si nona bersurai gelap ini merengek makin manja, karna ledekan-ledekan yang dilontarkan olehnya.
"Dirasa!"
"Iya, iya, maaf, abisnya lucu sih,"
Kahiyang kembali memukul dadanya Asa dengan lemah dan kemudian menatap wajah Gautama muda itu, "Kita pulang ke rumah kakek?"
"Kamu lemes gak, habis mandi trus makan ya baru kita pulang?" pungkasnya sebelum mengusap punggung polos Kahiyang itu dengan lembut seolah memberikan kenyamanan bagi sulung Yunandar ini, "Sekalian beli bahan makanan, ya?"
"Bahan makanan? Bukannya kamu tadi ke resto?"
"Buat dirumah kakek Yu, kamu tau sendiri kita kemarin baru pindahan trus isi kulkas juga ya gitu-gitu aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharing A House. ✓
FanfictionBerkat ngidam aneh dari anak kedua Yunandar, empat anggota keluarga (tiga diantaranya sudah menikah; selagi si sulung masih betah melajang) pun akhirnya tinggal bersama di rumah mendiang kakek Yu bersama keluarga kecil mereka. Oh, jangan lupakan kea...