CW : harsh words.
004 : Point Of View.
━━━━━━━━━━━━━━━
SEBAGAI seorang sahabat dari manusia bernama Kahiyang Larasati Yunandar ini, Delilah juga istrinya, Yasha, mampu melihat perubahan signifikan kawan dekat mereka itu.
Kahiyang yang tambah ceria, manis, dan juga selalu tersenyum.
Ah ya.
Satu lagi. Sulung Yunandar ini bahkan jauh lebih glowing selama beberapa hari belakangan, "Jujur, lo ngewe terus ya sama roommate baru?"
"A-apasih! E-engga!"
Nona Yunandar ini gelapan sendiri begitu dua pasutri itu melemparkan pertanyaan, lebih ke Delilah sih yang tidak tahan untuk bertanya. Terlebih, dirinya juga masih bersepupu dengan sosok Asa (dirinya kakak dari Giska) dan ya, tau sendiri.
Kepingin tau bagaimana proses keduanya apa sudah ada kemajuan atau belum.
"Bubs, kayaknya emang mereka kerjaan mereka kalo berduaan ngewe doang deh, coba ini lihat," pungkas Yasha sembari menunjuk bawah rahang Kahiyang.
Ada bercak hickey yang kelihatan masih fresh, bertanda kalau mungkin, entah semalam atau tadi pagi dibuat.
"Ganas juga ya ternyata si Asa,"
"Heem," Delilah menyetujui perkataan sang istri, "Sampe, kamu inget gak sih tadi Kai itu sempet jalan kayak gorila?"
Smack. Smack.
Sepasang pasutri ini mengaduh pelan berkat pukulan dari Kahiyang yang menargetkan bahu mereka, maklum, salah tingkahnya seorang sulung keluarga Yunandar itu sangatlah buruk.
"Gausah dibahas! Kalo kedengeran yang lain gimana?!"
Maki Kahiyang dengan delikan mata yang lumayan tajam, lengkap pula, ancang - ancang mau kembali memukul keduanya.
"Galak banget,"
Yasha tertawa mendengar ucapan sang istri, "Biasa, bubs,"
Smack.
"KAI, BENERAN DEH," keluh Yasha sebelum menjauhi Kahiyang karna mendapatkan pukulan (entah yang keberapa kali) dari sosok sahabatnya semenjak masa sekolah itu, "Bukannya spill the tea malah marah - marah terus,"
"Ya, abisnya?!"
Delilah sendiri tergelak, "Jujur, at this rate. How happy you are with Asa?"
Kahiyang merona seolah tak bisa mengelak lagi bahwasannya sulung keluarga Yunandar ini sangatlah bahagia bersama dengan Asa.
Selain karna Asa sangat terampil di atas ranjang, Gautama muda itu selalu memperlakukannya dengan baik.
Mulai dari memasakan makanan kesukaannya, mengajak dirinya untuk sama-sama berangkat/pulang bersama, bermain dengan Gerhana kalau si bocah menggemaskan itu menginginkan, dan ya..
Banyak lagi.
Dirinya bisa menulis beberapa paragraf dengan kegiatan non-sexualnya bersama Asa.
Itu juga membuat senyuman yang terpantri di wajahnya kian mengembang.
Juga, sangatlah lebar.
Benar.
Kahiyang itu bisa sangat bahagia saat bersama dengan Asa.
"Kai?"
Yasha memutar kedua bola matanya dengan malas, "Kai, itu ada Asa sama Gana!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sharing A House. ✓
FanficBerkat ngidam aneh dari anak kedua Yunandar, empat anggota keluarga (tiga diantaranya sudah menikah; selagi si sulung masih betah melajang) pun akhirnya tinggal bersama di rumah mendiang kakek Yu bersama keluarga kecil mereka. Oh, jangan lupakan kea...