3

75 28 101
                                    

Misiku hanya membuatmu mencintaiku

~Pelangi.

Tak terasa sekitar 2jam belajar, bel berbunyi pun terdengar jelas di telinga siswa.

Pelangi mengeluarkan laptop, dan beberapa hvs, serta buku bindernya.

Pada saat mengeluarkan buku ada kertas yang terlempit terjatuh kebawah meja Pelangi, tanpa ia sadari Pelangi terus keluar, kertas tersebut dilihat oleh Arvio, Arvio mengambil kertas yang jatuh tadi, ia berlari ingin memgejar Pelangi, namun karena banyaknya orang orang Pelangi jadi tak terlihat.

"Aghh, sial!" mata Arvio masih mencari cari pelangi namun dirinya tak mememukan gadis itu, Arvio pun turun ke bawah menanyakan kepada orang orang apakah ada yang melihat Pelangi. Tetapi mereka juga tak melihat kemana perginya Pelangi.

"Bentar!" Arvio menyetop beberapa orang lewat yang ingin naik ke atas.

"A ... Arv- Arvio."

"Gw gak mau ngapa ngapain, gw cuma mau nanyak ada yang lihat pelangi?"

"Tadi dia ke arah belakang," sahut mereka.

"Ckkk ..."

"Kalau gitu kita cabut dulu ya,"orang orang yang tadi di cegat Arvio lari ketakutan meninggalkan Arvio.
Arvio pun berjalan menujuku kebelakang, tetapi ia tak menemukan siapa pun.

"Cuiih, mereka menipuku! Tidak ada siapa siapa di sini," Arvio mendungakkan kepalanya ia baru sadar sekolah mereka kan punya rooftop. Itu tempat satu satunya belum Arvio cek.

"Apa mungkin, Pelangi ada di atas sana," untuk memastikan pertanyaannya itu, Arvio memutar jalan untuk naik ke atas rooftop. Sesampainya ia di sana benar ternyata Pelangi ada di atas pinggir rooftop sedang mengetik dengan laptopnya.

"Hmmm ... ternyata benar kamu ada di sini ternyata," Arvio berjalan mendekati pelangi.
Pelangi hanya diam saja, ia tak menghiraukan lelaki itu, bagi Pelangi mungkin Arvio ingin menghajarnya karena tadi pagi.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Emangnya kenapa? Lagian rooftop ini bukan di bangun papamu, ini milik umum selagi dia siswa di sini siapa aja boleh ke mari," tegas Pelangi, namun ia tak berani bertatap muka dengan Arvio.

Menyadari Arvioyang berdiri di hapannya membuat Pelangi mau tidak mau harus berkomuni langsung dengan Arvio.

"Ada keperluan apa kemari?"

"Nih," Arvio memberikan kertas yang jatuh di bawah tadi untuk Pelangi.

"Kertas kamukan?"

Pelangi melirik kertas tersebut, tangannya langsung sigap buat mengambilnya.

"Kok bisa ada di kamu?"

"Aku menemukannya jatuh, aku juga gak tau itu kertas apa so tenang, aku gak membacanya kok."

"Baguslah," Pelangi membereskan barang barangnya, ia bangkit setelah itu berkata. "Aku deluan," Pelangi pergi dari hadapan Arvio. Sebelum semangkin banyak interaksi di antara mereka.

"Hmm ... dia juga sama seperti orang lain!"

Dia tua asa (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang