39

5 1 0
                                    

Apa yang bisa aku lakukan jika aku hanya bisa mengagumimu melalui lirik-lirik lagu yang kutulis.

~Arvio



Panggung terlihat naik-turun oleh bunyi langkah ketiga anak muda yang ingin menunjukkan bakat mereka. Mereka naik ke atas panggung dengan anggunnya dan menjadi pusat perhatian ratusan orang yang menonton mereka.

"Sekarang, peserta nomor 8," panggil sang juri.

"Kita," sahut Oana dengan tegas.

Seorang anak laki-laki berdiri, serahkan tempat duduknya, dan semua orang memberinya tepuk tangan saat dia bergabung dengan Oana dan Arvio di atas panggung. Sorakan meriah menyambut mereka, membawa senyum di wajah mereka.

"Kalian siap?" tanya Arvio dengan nada lembut.

Ketiga anak muda itu terlihat gugup saat mereka melihat ke bawah. Ratusan penonton menonton mereka, dan itu membuat mereka sangat grogi.

"Tentu," kata mereka serentak.

Dengan Arvio di depan, ketiganya mengambil posisi masing-masing. Anak laki-laki yang terlatih memainkan gitar memetik senar gitar lamanya dengan lembut yang segera diikuti oleh Oana dengan suara drum dan gitar.

Saat mereka mulai bermain, ketiga orang itu bermain dengan penuh semangat dan berusaha membawakan lagu dengan baik. Arvio bernyanyi dengan suara merdunya, sementara anak laki-laki itu memainkan gitarnya dengan lancar dan Oana memberi ritme dengan drum dan gitar.

Ketika lagu itu berakhir, suara tepuk tangan dan sorakan penonton memenuhi ruangan. Ketiganya tersenyum satu sama lain, merasa terhibur dengan penampilan mereka. "Bagus sekali!" puji sang juri. "Kalian pantas mendapat tempat di tahap selanjutnya."

Anak laki-laki itu tersenyum dan mengangkat gitar lamanya tinggi-tinggi. Mereka semua tahu bahwa mereka telah melakukan yang terbaik dan mengesankan setiap orang yang menyaksikan performa mereka.

Dia tua asa (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang