5. Penilaian

18 23 3
                                    

Pagi hari pukul 08.15 tiba, di sebuah ruangan kelas yang begitu senyap dengan guru di depannya yang mengawasi anak anak murid. Semua wajah anak anak tersebut tampak tegang, mereka semua menunggu nilai hasil PTS kemarin yang berjalan sampai seminggu.

Wajah Alby sudah bisa di baca, mukanya tampak biasa saja dan tak tegang sekali. Tidak dengan Sera yang terus berdoa semoga nilai nya kali ini bisa mengalahkan Alby. Sera sesekali melirik ke arah Alby dengan tatapan mautnya, jika saja ia kalah lagi Sera berjanji saat ujian akan datang nanti, ia akan menantang Alby. Taruhannya adalah siapa yang akan kalah dia akan ngerjain tugas rumah tiap ada di beri tugas, dan siapa yang menang ya bersantai santai dan memberi tugas pr nya pada si kalah.

Itu sudah di bicarakan oleh Sera tadi pagi, saat mereka berdua berteman di taman sekolah tadi.

Tapi sayangnya, karna Alby adalah ketua kelas di sana, ia sudah lebih dulu melihat nilai anak anak lainnya. Ia di suruh mengambil lembaran hasil ujian kemarin dan Alby menyempatkan untuk melihat hasil ujiannya dengan nilai Sera.

"Eh kutu buku!" Seloroh Sera memanggil Alby, dan Alby pun yang merasa terpanggil itu pun menghampiri Sera.

"Hari ini adalah hari di mana pembagian hasil laporan nilai ujian" kata Sera.

"Iya gue tau" ucap Alby.

"Ih dengerin dulu, pokoknya kalo gue kalah lagi di ujian semester ini, gue akan tantangan lo di semester yang akan datang" Sera menantang Alby.

"Apa tantangannya?" Tanya Alby.

"Siapa yang kalah bakal kena hukuman, dan hukumannya adalah harus mengerjakan tugas rumah si pemenang. Jika si kalah menolak, dia harus nurutin kemauan si pemenang mau gak mau si kalah harus nurut apa yang di perintahkan oleh si pemenang" jelas sera dengan percaya diri untuk menantang musuh bebuyutan nya itu.

"Gue suka tantangan yang di buat sama lu, yaudah gue ke kelas duluan ya, bye Sera semoga berhasil mengalahkan gue, semangat terus buat rebut peringkat 1 dari gue" sombong Alby beranjak pergi dan melambaikan tangan kepada Sera.

Sera hanya menatapnya kesal, bisa bisanya ia mempunyai musuh seperti Alby yang kutu buku itu. Tapi Alby tidak seperti apa yang di pikirkan oleh Sera, Alby tidak kutu buku melainkan suka membaca buku, ia juga kadang bosan membaca buku tidak setiap waktu juga bahkan dulu Alby sama persis nya dengan Raga.

**********

"Matteo Ragastara" panggil sang guru dengan memegang selembar kertas.

Raga pun menghampiri guru itu, lalu selembar kertas pun di berikan kepada Raga. Saat Raga melihat kertas itu, maniknya tiba tiba merenung rasa kecewa yang berkowar. Seperti nya itu adalah hasil penilaian ujian kemarin, kali ini tidak sesuai ekspektasi nya lagi, ia merasa kecewa dengan dirinya.

Raga pun kembali duduk ke tempat dimana ia duduk tadi, lalu melipat asal kertas itu dan di masukan ke dalam tasnya. Bryan melihatnya dengan wajah sendu, ia tahu bahwa temannya pasti akan gagal lagi, ia pun menghampiri Raga.

"Kenapa?, Lagi?" Tanya Bryan lalu mengusap punggung Raga.

"Capek berekspektasi lebih" kata Raga lalu menidurkan kepalanya di meja dengan tangan yang di lipat.

"Ga, lu pasti bisa, gue bakalan ajarin lu seperti guru les, tapi ini gratis" ucap Bryan.

"Lu kan punya dua temen yang lumayan pinter, masa iya lu mau kaya gini terus" sambung nya.

Raga membangunkan tubuhnya semula, lalu melihat wajah datar Bryan. Ia menarik nafas berat dan membuangnya dengan kasar. Begitu berat beban ini, hidupnya terlalu di tuntut oleh orang tua sampai tak bersemangat untuk belajar.

"Gue enggak mau jadi pinter" cetus Raga lalu kembali menidurkan kepalanya di atas meja.

"Raga, raga" cakap Bryan sambil menggeleng kepala melihat temannya yang tak ada semangat itu.

**********

Di sisi lain yaitu kelas Alby yang ramai sekali siswa siswi bersorak dan terlihat bangga dengan membawa selembar kertas di tangan nya. Wali kelasnya pergi meninggalkan siswa siswi di kelas, karna tugasnya sudah selesai untuk membagikan lembaran hasil ujian.

Di pojok sana terlihat seseorang wanita yang menatap tajam ke arah Alby, nafas nya membara. Sera pergi keluar kelas dengan menghentakan kaki nya, wajahnya sangat kesal. Lalu di susul oleh Alby keluar dari kelas, dan betul nya mereka bertemu di depan kelas.

"Kenapa si?" Kata Alby dengan polos.

"Berisik" ketus Sera.

"Liat aja ya, gue bakal ngalahin lu di semester yang akan datang" cibir Sera.

"Yaudah, gue tunggu, kalo gue berada di atas lagi lu harus turutin kemauan gue" tantang Alby kepada Sera.

"Gak, kan perjanjiannya cuma ngerjain tugas rumah, bukan turutin kemauan!" Erang Sera.

"Mungkin kalo lu mau sama hukuman itu, kalo enggak mau gimana?" Tanya nya pada Sera.

"Gu...gue mau kok, tapi kalo gue kalah, kalo gue menang lo yang akan kena hukumannya!" Cicit Sera, ia pun pergi meninggal kan Alby, dan masuk kembali ke dalam kelas dengan wajah kesal dan hentakan kaki.

Tingkahnya itu di buat geleng-geleng oleh Alby, tingkah Sera memang lucu karna perempuan yang pertama kali menantangnya dalam suatu pelajaran hanya lah Sera, ia pun akan membuat Sera terus menerus iri padanya agar Sera lebih giat lagi belajar, Alby pun berharap kalau Sera bisa mengalahkan posisinya saat ini.

Tiba-tiba ada seseorang datang menghampiri Alby yang sedang fokus dengan handphone nya, orang tersebut ialah Bryan dengan sapaan dari siswi siswi kelas 11 yang lewat. Bryan memang anggota OSIS paling tampan, semua siswi tertarik padanya.

"By" panggil Bryan. Alby menyimpan handphone nya di saku celana, lalu mengubah posisi nya menghadap ke arah Bryan.

"Temen lu, udah pasrah sama kehidupan noh" kata Bryan, yang di maksud Bryan itu adalah Raga.

Saat ini adalah jam istirahat para siswa siswi Kusuma Bangsa, namun Raga yang biasanya semangat kini jadi merenung diam di kelas sambil menidurkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa lagi dia?, Nilainya di bawah KKM lagi?" Tanya Alby kepada Bryan, lalu di balas dengan dehaman oleh Bryan.

"Gue khawatir, kayanya Raga habis ini bakalan kena hukuman sama bokap nya, Kaya kemaren" ujar Alby.

"Cemas Kao dek dek" celetuk Bryan.

"Heran aja gitu, kedua ortu nya enggak ada yang peduli apa lagi Raja" ucap Alby.

"Rasanya pengen marah sama mereka" lanjut Alby.

"Lu aja temannya kesel, apa lagi Raga yang ngerasain kaya gitu" kata Bryan.

Raga memang sangat di tuntut pelajaran, tapi ia sangat butuh perhatian. Orang tuanya mendidiknya sangat keras, apa lagi kedua orang tuanya itu sudah bercerai dan ibunya sudah mempunyai keluarga baru. Sebelum bercerai, Raga selalu bercerita tentang kelah keluh nya kepada sang ibu, tapi kini ibunya sudah mempunyai keluarga baru, lalu bagaimana raga bercerita?.

Next part

"By, gue mau ngekost aja, gue udah capek tinggal di rumah neraka itu, by"

Penasaran kan sama part selanjutnya?!!.

Bookworm Musician //:ALBYRAGASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang