Hari ini adalah hari di mana seluruh murid di sekolah SMA Kusuma Bangsa akan mengadakan ujian tengah semester.
Mereka semua sudah siap di kelas masing-masing, dengan peralatan tulis di atas meja serta papan jalan.
Guru pun membagikan kertas ujian nya kepada murid murid, satu orang dua kertas. Kertas satu soal satunya lagi kertas buat menjawab.
Sekarang giliran Raga yang di bagikan kertas itu, saat ia melihat kertas ujian miliknya, ternyata itu mata pelajaran matematika. Ia belum belajar mata pelajaran tersebut, saat ini Raga merasa sangat pasrah dengan keadaan.
Lalu guru pun membagikan juga ke pada Bryan, sudah terlihat dari wajahnya. Bryan sangat lah gembira betapa senangnya ia saat mengerjakan mata pelajaran favorit nya.
Di sisi lain yaitu kelas Alby, sama seperti di kelas Bryan dan Raga. Wali kelas Alby pun juga membagikan kertas ujian kepada murid muridnya.
Alby terlihat biasa saja saat guru membagikan kertas ujian nya kepada nya. Tetapi di pojok sana ada seorang wanita yang menatapnya dengan tatapan kebencian. Alby pun membalas tatapan nya dengan memamerkan senyuman senang hati kepada wanita tersebut. Wanita itu adalah Sera, wanita yang bersaing dengan Alby di kelasnya.
Sera membuang tatapan itu, lalu ia pun fokus ke kertas yang telah di beri oleh guru. Begitupun dengan Alby, ia kembali ke kertasnya.
Lalu semua murid pun mengerjakannya dengan teliti dan benar.
**********
"(Susah banget, berapa coba hasilnya!)"gerutu Raga sambil memegang keningnya yang begitu stress dengan soal matematika satu ini.Nilai suku ke 6 dan suku ke 14 suatu barisan aritmatika berturut-turut 3 dan 19, berapakah nilai suku ke 30…….
Soal yang ada di kertas Raga.
Ia melirik ke arah Bryan yang sedang mengerjakan soal ujian matematika itu dengan senang hati. Kemudian Raga memanggil nya dengan ucapan kode dari mulutnya.
"Sttt!, Sttt" panggil Raga.
Sangking sibuknya ia dengan tugas matematika, panggilan dari Raga pun tak di dengar, namun panggilan tersebut di dengar oleh guru yang sedang mengawas.
"Suara siapa itu?!" Kata guru itu dengan nada sedikit emosi.
Raga memamerkan wajah panik saat guru celetuk kata itu.
"(Mampus lu)" batin Bryan sambil memamerkan senyum semirk.
**********
"Kan, makannya belajar" ujar Alby.
Raga menanggapi nya tidak peduli, padahal temannya itu rata rata pintar, mereka juga selalu ada di peringkat atas. Namun Raga tak peduli, yang ia peduli kan adalah bagaimana dia akan menjadi musisi di masa depannya.
"Raga, kemarin lu enggak ke rumah gue?" Tanya Alby, lalu di balas dengan dehaman oleh raga.
"Lu pulang?, Gue kira lu enggak punya rumah" ledek Bryan kepada Raga.
"iyalah, kemaren gue liat dia balik sama abangnya malem malem" Kata Alby sambil memakan bekal yang ia bawa.
"Tumben lu akur sama Abang lu?" Sambung Alby.
Raga tidak menjawab pertanyaan dari temannya, ia hanya menatap datar kepada kedua temannya itu. Ia masih memikirkan kejadian semalam yang terjadi padanya dengan ibunya, sebenarnya ia tidak tau apa penyebab dari permasalahan antar kedua orang tua nya ini. Semenjak orang tua raga mempunyai problem Raga menjadi jarang sekali pulang.
Bahkan jarang berkomunikasi kepada Raja kakak nya. Kalau di dengar dengar raga dan raja itu bertengkar karna ayah mereka berdua yang terlalu pilih kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bookworm Musician //:ALBYRAGASTARA
Teen FictionBagaskara albya atau biasa di sebut "Alby" yang artinya cerdas dan sahabatnya yaitu, Matteo Ragastara yang biasa di sebut "Raga" yang berarti melodi Mereka bersahabat sedari mereka kecil, Alby dan raga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masin...