8. Anak baru

20 23 2
                                    

Siang yang sangat panas dengan jalan raya yang sangat di penuhi motor. Lampu merah yang sangat lama membuat pengendara kepanasan akibat teriknya matahari.

Alby dan Dinda tengah menunggu lampu merah berubah menjadi lampu kuning begitu selanjutnya lampu hijau, namun ini sangat lama sekali. Keringat mengguyur sekujur tubuh Alby, dan untungnya Dinda menggunakan Hoodie dan ia pakai kupluk ke kepala nya untuk menghindar dari panasnya matahari.

Saat mereka menunggu lampu lalulintas itu berubah, tiba tiba ada Abang Abang yang berkeliling menjual beberapa celengan yang berbentuk Babi dengan pita di bagian punggung si celengan babi itu.

Manik Dinda membinar saat Abang celengan itu melintas tepat di depan motor Alby.

"Alby, celengannya lucu" ucap Dinda, tukang celengan tersebut seketika menghentikan langkahnya.

"Kenapa neng?, Mau ini celengannya?" Tawar tukang celengan kepada Dinda.

"Apa sih Din, kaya anak kecil banget" ucap seloroh Alby.

"Ih, itu lucu by, liat deh ada pita berwarna merah gitu terus ini warnanya pink lucu banget kan" kata Dinda turun dari motor Alby.

"Dikit lagi lampu hijau,lu mau gue tinggal sendiri di sini?" Cakap Alby memeringati sahabat nya.

"Tapi by..." Ucap Dinda terpotong saat lampu kuning menyalah, dan Alby sudah siap mengeggas motor nya.

"Naik, atau gue tinggal?" Ancamnya menyuruh Dinda naik ke atas motor.

Dinda pun melihat ke arah lampu lalulintas yang memang sudah berubah menjadi warna hijau itu, ia pun segera naik ke atas motor Alby, tetapi maniknya masih saja ke arah celengan babi yang menjauh darinya.

"Ih, Alby padahal lucu" gerutu Dinda.

"Kaya anak kecil, emangnya lu mau nabung buat apa?" Tanya Alby kepada Dinda sambil fokus mengendarai motor nya.

"Enggak buat nabung doang si, itu kan bisa buat pajangan,by" ujar Dinda dengan nada anak kecil. Alby hanya menggelengkan kepalanya, tak tahan dengan sifat sahabat satunya ini sifat kekanak-kanakan nya masih tertanam di dirinya tapi itu sangat menghibur dirinya juga.

~⁠♪

Sesampainya mereka di kost an Raga berada, Alby dan Dinda sudah berada di depan pintu kostannya dan siap mengetuk pintu.

Saat Alby sudah mengangkat tangan nya untuk mengetuk pintu, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam ternyata Raga keluar dengan menggenggam sampah yang terbungkus plastik hitam.

Mereka saling bertatapan satu sama lain, Raga bingung saat melihat wanita yang berada di samping Alby, menatap heran ke arah Dinda.

"Siapa?" Tanya dengan gugup Raga.

"Ini, Dinda"Ucap Alby.

"Sahabat satu kampung halaman gue" sambung nya memperkenalkan Dinda ke Raga.

Raga hanya mengangguk, memberi senyuman palsu kepada Dinda. Lalu di tatap Dinda dengan menantang.

"Bentar ya, gue buang sampah dulu" kata Raga, Alby dan Dinda hanya mengiyakan dengan anggukan.

"Sahabat yang lu ceritain ke gue?" Tanya Dinda menunjuk ke Raga saat raga beranjak jalan ke arah tong sampah.

"Iya" sahut Alby, Raga pun menghampiri Dinda dan Alby seusai membuang sampah.

"Yaudah, mau masuk enggak?" Tawar Raga masih dengan wajah datarnya.

Bookworm Musician //:ALBYRAGASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang