06

4K 272 10
                                    

WARNING ⚠️

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan sider, hargai karya penulis!

•••••

20:23 -

"Akhhh! Curang Anjing!" kesal Jaemin.

"Lo yang bego. Gak tahu main, keluar!" sini Jeno.

"Bangsat!" teriak Jaemin.

"Ck! Main kartu kayak gini bikin bosen. Gak ada taruhan apa?!" tanya Mark malas.

"Duit atau apa kek!" saran Mark.

"Enak di elo, Bangsat. Udah kaya dari sononya lo. Gue mah kudu jadi bartender dulu baru dapet duit!" sinis Jeno.

"Duit monopoli mau?" tawar Jaemin.

Mark rolling eyes.

Pandangan mata Mark, Jeno dan Jaemin tiba-tiba teralih pada pemilik suara yang baru saja tertawa geli.

"Kamu juga, sih, ngapain nanya benda itu coba? Malu jadinya, kan?" ledek Winter, kekasih Jaemin.

"Resiko bawa orang polos kayak gini," sahut Renjun tak habis pikir.

Haechan yang jadi topik pembicaraan Winter dan Renjun hanya bisa menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ada hal lucu apa nih sampek kalian ketawa-ketawa gitu? Tadi pas disuruh beli minum malah suram," heran Jeno.

"Sini baby!" panggil Jeno sambil mengode Haechan agar duduk di space kosong di sampingnya.

Haechan berjalan ke arah Jeno, lalu duduk di samping Jeno.

Renjun ikut duduk di samping Mark, sedangkan Winter duduk di samping Jaemin.

"Tadi di Alfa, Haechan malah nanya sama kita berdua-" Winter menjeda ucapannya sambil terkikik geli.

"Apa guna kotak tulisan Sutra yang ada di samping kasir?" lanjut Winter tertawa.

"Habis itu, dia masang wajah polosnya," lanjut Renjun.

Haechan merona malu.

"Ya ... Mana Echan tahu kalau ternyata itu benda kontrasepsi!" kesal Haechan menahan malu mati-matian.

"Hahaha! Lagian, ngapain coba lo nanya hal random kayak gitu?!" heran Jeno.

"Habisnya, setiap Echan ke Alfa selalu lihat kotak itu. Echan penasaran lah! Jadi, Echan tanya sama mas kasirnya. Eh, malah diketawain! Kak Renjun sama Kak Winter juga ngetawain!" adu Haechan.

Jeno tertawa geli, begitupun dengan Jaemin yang tak bisa menahan tawanya.

Jeno mengacak-acak rambut Haechan dengan gemas, membuat Haechan merasa semakin kesal.

Saat Haechan tak sengaja mengalihkan pandangannya, dia terdiam beberapa saat karena melihat senyuman tipis tersungging dari bibir Mark.

Mark mengangkat pandangannya dan membalas tatapan Haechan beberapa detik, lalu kembali fokus pada kartu di tangannya.

Haechan benar-benar tak bisa menahan hasrat sukanya untuk Mark. Jantungnya terus berdebar kuat walau hanya diberikan senyuman tipis oleh Mark.

Haechan tak bisa memungkiri kalau memang hatinya benar-benar menyukai kekasih kakak kandungnya, lebih tepatnya, kekasih kembarannya yang lahir lebih cepat lima menit dari dirinya.

Haechan menundukkan kepalanya sambil meremas celana pendek yang dia gunakan.

"Ini benar-benar menyakitkan..." batin Haechan lirih di dalam hati.

The Best Affair | MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang