The Best Affair | MarkHyuck

18

📍 Amerika, 09:23 -

"Why do you look lethargic, Chan?" tanya Vernon penasaran.

Haechan menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Ini tentang Cath?" tanya Vernon menebak.

"Hah ... Yes..." lirih Haechan.

Vernon menggeram kesal saat mendengarkan jawaban Haechan.

Siapa yang tak kenal dengan Cathline dan teman-temannya, sih? Sosok primadona sekolah yang punya kebiasaan buruk merundung murid-murid yang memiliki minus. Salah satunya Haechan.

Iya, Haechan punya nilai minus menurut Cathline dan juga murid-murid lainnya.

"Dia benar-benar gila! To hell with that crazy woman!" umpat Vernon.

Haechan hanya bisa tersenyum tipis saat mendengarkan jawaban Vernon.

"Hah ... Maaf karena aku tidak bisa membantumu agar tak diperlakukan seperti itu oleh Cathline," sedih Vernon.

"It's okey. Aku tahu kalau kamu tidak mampu melawan dia," jawab Haechan.

Vernon menghela napas panjang.

"Andaikan saja Ayahku tidak bergantung dengan perusahaan Ayahnya. Sudah lama aku membunuh nenek sihir itu!" kesal Vernon.

Haechan terkekeh.

"Sepertinya, aku memang harus tahan sampai lulus. Mungkin..." gumam Haechan.

"Mungkin?" balas Vernon mengulangi.

Haechan menghela napas panjang.

"You know yourself how the American media. Terkadang masalah yang hanya ada di dasar sekolah biasa bisa saja jadi bumerang di masa depan, dunia perkuliahan."

"Sekarang, aku dirundung karena penyimpanganku yang menyukai pria."

"Di masa depan tidak akan terjamin keselamatan aku dan ketenangan aku, Vernon."

"Buku lamaku yang ada disini bisa dibuka oleh orang lain."

"And then ... Again ... Terulang lagi bagaimana aku disiksa."

"Life always leads to problems!"

Vernon menatap sahabatnya itu dengan tatapan sedih.

"Hah ... Aku tidak tahu harus berbuat apa selain hanya bersikap seperti ini..." sedih Vernon.

"Cukup kau jadi Vernon-ku yang bodoh. Itu sudah membuatku merasa terbantu!" jawab Haechan senang.

Dengan kesal Vernon menyentil kening Haechan.

"Enak saja kau bicara seperti itu. Sialan!" sinis Vernon.

Haechan menyengir lebar.

"By the way, tumben sekali kamu tidak menjemputku untuk ke sekolah. Kenapa?" tanya Haechan penasaran.

Vernon seketika memasang ekspresi datar dan kesal, membuat Haechan heran sekaligus penasaran.

"Asal kau tahu, di mansionku ada banyak hewan liar yang datang tanpa diundang!" kesal Vernon.

Haechan mengerutkan keningnya.

"Kenapa tidak panggil keamanan zoo saja?" tanya Haechan.

Vernon menggelengkan kepalanya.

"Tidak akan bisa. Bahkan sepuluh dari mereka yang turun tangan tidak mampu mendorong mereka keluar dari mansionku!" kesal Vernon.

Haechan terkekeh saat mendengarkan jawaban Vernon.