6

585 109 26
                                    

Note untuk dialog Hinata :

● Kalau ada bagian yang dicetak miring dan BERADA dalam tanda kutip ("), itu artinya, dia lagi berinteraksi secara langsung sama orang lain.

● Kalau ada bagian yang dicetak miring dan TIDAK berada dalam tanda kutip ("), itu artinya, dia ngomong dalam hati.

♡ Jangan lupa untuk menyempatkan waktu memberi vote dan komen ya ^^

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Tinju itu melesat dengan cepat, menumbuk satu titik pada tulang pipi dengan hantaman keras hingga si penerima harus menubrukkan punggungnya pada dinding dengan bunyi nyaring.

Toneri meringis, memandang terkejut atas apa yang baru saja Naruto lakukan padanya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Tak ada jawab. Malah, sebuah cengkeraman kuat sudah terjadi pada kerah kemejanya hingga berantakan.

Toneri merasa sesak. Ia berusaha melepaskan diri sembari mendesis tertahan. Naruto benar-benar menyerangnya dengan kekuatan penuh.

"Lepaskan, Sialan!"

Tatapan Naruto semakin tajam. Lahar panas yang menumpuk di kepalanya serasa meledak. Bajingan biadab ini perlu diberi pelajaran. Sungguh, Naruto tak menyangka jika dia benar-benar nekat melakukan tindakan jauh hanya karena pelacur gila bernama Shion itu.

"Keparat kau!"

"Apa?" Toneri keberatan. Dia tidak terima dengan segala tindakan dan umpatan yang Naruto berikan.

Dengan tenaga yang dikerahkan sebesar mungkin, Toneri berhasil melepaskan diri. Ia mendorong tubuh Naruto hingga mundur beberapa langkah. Sorot mata Toneri ikut menajam.

Emosi Naruto belum reda, tetapi kali ini, ia mencoba untuk mengontrol diri.

Tubuhnya ditegakkan kembali. Dagunya terangkat angkuh pada Toneri. Naruto ingin menunjukkan seberapa dominan dirinya melalui gestur tubuh. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana panjang, lalu ia berdecak diiringi suara mengejek.

Kedua alis Toneri menekuk tak suka. Apa maksud tatapan dari itu?

Tujuan pertemuan ini adalah berbicara tentang pembahasan tempo hari, bukan saling melempar minyak untuk mematik api.

Baiklah, memang usaha Toneri sudah berhasil ketika mendengar jika Shion tidak jadi pergi ke tempat Naruto, karena pemuda di hadapannya telah membatalkan rencana tersebut. Tapi, meski demikian, masih ada satu hal lagi yang harus Toneri tuntaskan.

"Aku sebenarnya tidak mengerti ada kaitan apa antara kau dan Hinata, hingga harus melibatkan dia dalam masalah ini. Tapi, aku sudah berhasil melakukannya. Jadi, kau juga harus menepati ucapanmu untuk mengakhiri hubungan dengan Shion dan jangan mengganggunya lagi."

Naruto mendengus tajam. Memangnya, siapa yang mau berhubungan dengan perempuan itu sejak awal?

Naruto bersedia menerima Shion karena ada Hinata di sana; di balik punggung perempuan itu dan memandangnya penuh harap agar ungkapan cinta yang Shion berikan, bisa ia terima.

Kuroi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang