8

648 106 27
                                    

Tarik napas dulu sebelum baca :')

.

.

Note untuk dialog Hinata :

● Jika kalimat yang dimiringkan BERADA dalam tanda kutip ("), artinya, perbincangan secara langsung.

● Jika kalimat yang dimiringkan TIDAK BERADA dalam tanda kutip ("), artinya perbincangan dalam hati.

.

.

Happy Reading

.

.

Suasana hati Toneri awalnya terasa bagus sejak pembicaraan bersama Shion kemarin. Bahkan, bisa dibilang nuansanya masih terasa hingga pagi menyambut.

Tetapi, hal itu menjadi hancur percuma ketika sosok di hadapannya mengajak untuk berbicara empat mata di sisi kosong daerah sekolah.

Sebenarnya, Toneri sedang tak berada dalam keadaan yang ingin melakukan perdebatan. Karena jika dilihat dari pembicaraan-pembicaraan mereka sebelumnya, pasti selalu akan diakhiri dengan perdebatan dan pergulatan kepalan.

Tetapi, Toneri juga cukup penasaran. Apa alasan pemuda Namikaze ini meminta bertemu.

"Kau ingat kesepakatan kita?"

Kesepakatan?

Mungkin lebih tepat untuk disebut rencana biadab yang terpaksa harus Toneri turuti karena sebuah ancaman.

"Apa yang kau inginkan?"

Dengan kedua tangan yang disilangkan depan dada, Naruto menyandarkan punggung dengan santai pada tembok.

Naruto memang tak menampilkan ekspresi mencolok, tetapi, Toneri terlalu yakin pasti ada sesuatu yang akan terjadi.

Rasanya mencurigakan ketika Naruto rela mengajaknya bertemu langsung untuk membahas sesuatu.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

"Apa itu?" Secepat mungkin, Toneri menyambar. Ia tak ingin menghabiskan waktu untuk berlama-lama di sini.

Meski cara menyela Toneri terasa mengusik, Naruto memutuskan untuk melanjutkan perkataan dengan jelas.

"Hinata."

Satu kata, tetapi telah menimbulkan segudang penasaran di dalam kepala Toneri.

Kenapa dia menyebut Hinata?

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

Ini kedua kali Naruto mengulanginya. Toneri tahu jika dia memintanya untuk melakukan sesuatu, tapi, apa hubungannya dengan Hinata?

"Apa kaitannya dengan Hinata?"

Sampai sekarang, Toneri masih belum memahami seperti apa hubungan antara Naruto dan Hinata, selain informasi singkat dari Shion yang mengatakan jika mereka saling mengenal sejak kecil.

Lantas, ada apa sekarang?

"Aku menyukainya."

Serta, jawaban itu membuat Toneri tersentak. Alisnya menautkan cukup dalam. Ada perasaan sedikit tidak senang ketika ia mendengar kalimat tersebut.

"Apa?"

"Kenapa? Tak senang ketika aku mengatakannya?" Rupanya, Naruto cukup peka. Ia bisa membaca gelagat pemuda di depannya dengan cepat. "Benar juga, kau sedang dekat dengannya. Tapi, aku tidak peduli. Karena aku tahu, kau tidak pernah serius dengannya."

Kuroi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang