11

535 99 7
                                    

Hitam. Hambar. Kosong.

Semuanya jadi tidak begitu beraturan.

Bayangan ini ...

Aku tidak yakin dengan apa yang kulihat.

Siapa?

Siapa ini?

Kenapa segalanya tampak samar?

Apa aku mati? Inikah surga?

Tapi, setelah apa yang kualami, apakah aku masih layak untuk masuk ke surga? Perbuatan terakhir yang kulakukan adalah mengakhiri segalanya dengan sengaja.

Mungkin tidak. Ini bukan surga.

Lalu, ... aku di mana?

Neraka?

Begitukah?

Dingin.

Sekujur tubuhku terasa membeku. Aku kedinginan. Bukankah seharusnya neraka begitu panas? Tapi, kenapa seperti ini?

Aku mati. Sungguhkah?

.

.

.

KUROI

Happy Reading

.

.

.

Isak tangis Nyonya Hyuga terus terjadi tanpa henti. Sang anak yang tak sadarkan diri dengan darah yang melumuri hampir sebagian wajahnya, serta tengah didorong melalui lorong panjang rumah sakit, menjadi alasan dada Hyuga Hikari terasa begitu sesak.

Ia tak pernah berpikir hal ini akan terjadi.

Segalanya terasa baik-baik saja. Ia sedang membuat makanan untuk menyambut kepulangan Hinata dari sekolah nanti. Namun tidak disangka, ia malah mendapatkan kabar buruk.

Hinata tertabrak oleh kendaraan yang membuatnya mengalami beberapa luka cukup parah di bagian kepala dan lengan yang patah.

Dunia yang hancur adalah saat dengan matanya sendiri, Hikari melihat bagaimana putrinya memejamkan mata tanpa merespon segala panggilan yang dia berikan.

Entah memakan waktu berapa banyak hingga seorang tenaga medis menghampirinya dan memberi kabar bila proses operasi berhasil dilakukan, dan Hinata sudah dipindahkan ke satu ruangan.

Hikari dapat bersyukur. Meski setelahnya, ada satu hal yang membuat jantungnya serasa diremas.

"... tapi, kami tidak berhasil menyelamatkan kandungannya."

"Kandungan?"

"Benar. Anak Anda sedang mengandung. Tapi, karena benturan yang terjadi cukup kuat, janinnya tidak bisa bertahan."

Seperti ombak dahsyat yang sanggup menghancurkan karang, batin Nyonya Hyuga menjerit begitu parah.

Tak ada yang mampu wanita paruh baya itu lakukan selain memandangi wajah tenang sang anak yang masih belum sadarkan diri.

Kuroi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang