⚠
Bagian ini mengandung sedikit adegan kekerasan. Tapi, diusahakan tidak terkesan brutal..
.
_________________________
.
.
Tiga Bulan Kemudian
Hujan gerimis telah menyatakan intensitas sejak beberapa jam lalu. Seluruh angkasa diliputi warna kelam yang menghalau cahaya matahari untuk sampai ke permukaan bumi.
Tak ada suara yang terdengar. Tidak banyak hal yang terlihat. Hanya ada keheningan ketika kaki itu datang dan berdiri diam di sana.
Udara dingin terasa menyengat, tapi Namikaze Naruto tidak berniat sedikit pun untuk mencari tempat perteduhan.
Safir kelamnya sedang memandang hampa, tertuju pada permukaan batu putih yang basah terkena rintik hujan. Ia terus menatapnya, meskipun tahu jika itu tidak akan merubah apa pun.
Genggaman Naruto pada payung menjadi semakin erat. Matanya terpejam dengan lemah.
Sudah cukup lama, tetapi segala luka yang dia rasakan seolah baru saja terukir di hari kemarin.
Ada satu hal yang Naruto rasakan saat ini. Satu perasaan yang sangat sulit ditepis.
Rindu.
Naruto sangat merindukan Hinata.
Nyatanya, sebagaimana dunia ini bekerja, meski ada satu orang yang telah berpulang dengan segala penderitaannya, kehidupan akan tetap berjalan seperti biasa.
Hinata yang terluka telah mengakhiri segalanya, dan orang-orang sialan yang pernah memberi tatapan mengejek padanya, tetap menjalani hari-hari dengan baik -- seolah kejadian yang sudah berlalu hanyalah ukiran satu adegan kehidupan yang akan dilupakan seiring berjalannya waktu.
Tapi, tidak bagi Naruto.
Segala penyesalan yang menghantuinya, seluruh kehilangan yang harus dia hadapi, semua itu membuat Naruto menolak menerima kenyataan. Ia masih menenggelamkan diri pada senyuman Hinata yang telah direnggut secara tidak berakal hanya karena perkara satu perasaan yang disebut 'kecemburuan'.
Kini, semua sudah terlambat. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk memohon pengampunan.
Namun jika boleh, ada beberapa hal yang sangat ingin Naruto lakukan.
Setidaknya, ia berharap, dengan begini Hinata akan tahu jika tidak semua orang telah memandang hina dirinya. Masih ada Naruto yang rela melakukan apa pun demi dirinya.
.
.
KUROI
Happy Reading
.
.
Sebuah pesan singkat yang masuk pada ponselnya beberapa waktu lalu, membuat Shion cukup terkejut.
Sebenarnya, ia sudah sejak lama menutup diri dari segala interaksi di luar sana. Tapi, setelah tahu siapa orang yang meminta untuk berkunjung ke tempatnya, Shion memberi pengecualian.
Shion tidak tahu kenapa mendadak saja Naruto meminta bertemu. Namun, karena dia juga merindukan pemuda itu, Shion jadi ikut berharap bisa saling melihat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuroi ✔
Fiksi UmumHidupku hanyalah lembaran putih kosong. Meski terkesan hampa, namun terasa tetap stabil. Lalu, hal itu datang. Bersama jutaan keping rasa yang ditawarkan agar menebar berbagai lautan keindahan untuk mewarnai hidupku. Membuatku merasa indah, merasa j...