✨CHAPTER 23

834 19 0
                                    

23-Acara Kesyukuran

Please Vote Before Reading. Thankyou!



Keadaan di mansion Abraham alias rumah milik papanya Zean yaitu Bara sangat meriah.

Setelah Qiara dan Zean memberitau tentang kehamilan Qiara langsung saja parti ini dibuat oleh bundanya Zean yaitu Sari yang sangat antusias untuk menyambut calon cucu pertamanya.

Tidak ramai yang diundangnya hanya sahabat-sahabat mereka, ahli keluarga dan sesiapa yang ingin diundang kerna acara ini hanya untuk sukuran saja jadi tidak dibuat besar-besaran walaupun mereka sih mampu aja.

Namun oleh kerna Qiara yang tak mau kehamilannya diketahui oleh semua orang jadinya mereka merahsiakan. Hanya orang tertentu saja yang diundang.

Namun tetap saja kemeriahan yang dirasa tidak luntur hanya kerna tetamu yang diundang sedikit. Lagipula Qiara hanya memerlukan orang terdekatnya saja untuk merasa kebahagiaan.

Benarlah kata orang bahwa kebahagiaan itu sederhana jika bersama orang yang tepat.

"Ra, kok ngelamun sih" tegur Sari.

Saat ini mereka sedang duduk di sofa yang ada di ruang tengah di mansion. Hanya ada Qiara dan Sari yang duduk disana kerna yang lain entah pada kemana.

"Eh maaf bun" ucap Qiara tak enak.

"Enggak papa" balas Sari tersenyum lembut.

Ia mengelus surai Qiara lembut layaknya seorang ibu yang mengelus rambut anak gadisnya. Namun memang benar kan Qiara sudah menjadi menantunya automatis Qiara juga bakalan jadi anaknya dong.

"Emm mama sama papa dateng gak?" tanya Qiara.

Yah ia sedari tadi memang menunggu kedatangan orang tuanya yang belum sampai. Kata Zean tadi mereka akan datang walaupun mungkin bakalan sedikit telat kerna mereka dari luar negri.

Namun Qiara tak mempersalahkan itu asalkan orang tuanya datang.

"Bentar lagi kali mungkin mereka lagi terlibat macet" ucap Sari agak Ragu dengan ucapan nya sendiri kerna orang tua Qiara masih belum memberikannya apa-apa khabar lagi.

Agak keterlaluan sih kalo mereka yang orang tuanya saja tidak datang di acara penting anak gadis mereka. Yah palingan kalo gak datang, eh harus datang nanti Qiara jadi sedih.

Ia tak mau hari yang membahagiakan ini akan menjadi hari yang sedih jika sampai orang tua Qiara gak datang. Sebenarnya Qiara juga tak peduli jika orang tuanya datang atau tidak.

Kerna ia memang sudah biasa tanpa kehadiran mereka namun entah mengapa hari ini ia sangat berharap jika mereka datang.

Namun ia tau jika ia berharap nanti diakhir pastinya sama seperti hari-hari kemaren. Mereka yang selalu meninggalkannya sendirian dengan abangnya.

Entahlah ia sudah terlanjur kecewa dengan orang tuanya. Jadi lebih baik ia berhenti berharap saja. Toh, orang tuanya selalu lebih mementingkan pekerjaan mereka berbanding anak.

Padahal kan mereka bekerja juga untuk siapa. Dia pun tak tau!

"Udah gak usah sedih. Kan ada bunda papa juga ada. Kalo kamu sedih dedek bayinya yang didalam perut juga bakalan sedih liat mamanya yang sedih" nasihat Sari.

"Iya bund"

"Kenapa nih kok melow-melow banget?" tanya Zean yang tiba-tiba datang sambil memeluk pinggang ramping Qiara yang duduk disampingnya.

Q And Z <End>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang