✨CHAPTER 28

682 17 0
                                    

28-Mall

Please Vote Before Reading. Thankyou!



"Zean kok semua rok gue ilang. Lo buang yah?!" tanya Qiara dengan nada tinggi.

Ia menatap Zean tajam yang saat ini sedang menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali dengan wajah yang tidak merasa bersalah.

Padahal itu memang kerjaannya yang sudah membuang semua rok pendek milik Qiara. Bahkan rok kesayangannya yang dibelikan oleh Vero juga sudah hilang.

Rasanya Qiara ingin mencabik-cabik wajah Zean menjadi kepingan puzzle saking kesalnya ia. Apa salah roknya sehingga dibuang.

Matanya sudah berkaca-kaca dan air matanya sudah bersiap ingin turun. Namun secepat kilat Zean menghampirinya dan membawanya masuk kedalam pelukan hangatnya.

"Syutt jangan marah ya, maafin gue. Gue cuman gak suka aja lo pake rok yang kurang bahan itu. Nanti gue beliin lo celana yang banyak ya dan panjang. Gue janji" ujar Zean membentuk tangannya seperti V seolah ia sedang berjanji.

"Sekarang" tegas Qiara menatap wajah Zean yang lebih tinggi berbanding dirinya.

"Yaudah ayok" ajak Zean.

"Ayok".

°°°

"Zean kita mampir dulu ya makan. Udah laper sama capek juga dari tadi jalan aja gak ada duduknya" ajak Qiara dengan wajah nya yang sudah memerah kerna kecapekan.

Bayangkan saja Qiara sudah berbelanja selama tiga jam. Jika ia tidak hamil maka bisa dipastikan ia tidak akan meminta untuk berhenti namun masalahnya adalah sekarang ia sedang hamil.

Dan wanita hamil tidak boleh merasakan kecapekan yang lebih. Apalagi dokter sudah memesan bahwa kandungan yang diawal adalah sangat rentan untuk keguguran.

Jadi ia harus beristirihat sejenak. Apalagi anaknya juga belum makan sedari tadi. Ia meringis apabila mengingat itu.

Sungguh ia adalah ibu egois. Masa anaknya belum dikasi makan sehingga kini. Jadilah ia dan Zean kini berada di sebuah restoran khas jepang kerna Qiara yang menginginkan makan makanan khas jepang.

Entah mengapa mungkin anaknya yang ngidam kali. Yah anggap saja jika sekarang anaknya lagi kepingin makanan asal jepang itu. Lagian Zean pun tidak keberatan kok jika ingin memakan makanan jepang.

"Enak kan Zean. Kapan-kapan kita kesini lagi yah kalo punya waktu" ujar Qiara antusias.

Entahlah sejak ia hamil entah kemana hilangnya sifat dingin nya itu. Bahkan kini ia menjadi lebih manja terhadap Zean.

Zean tak punya masalah sih dengan itu apalagi jika Qiara ingin bermakna dengannya. Namun yang menjadi masalahnya adalah Qiara yang tiba-tiba menangis bahkan kadang tanpa sebab.

Ingin saja ia membuang Qiara jika tak mengingat sekarang Qiara hamil anaknya dan itu adalah pengaruh hormon ibu hamil.

"Iya Qia makan yang banyak biar anaknya tumbuh sehat dan gede" ujar Zean lembut.

"Setelah ini kita pulang aja ya. Gue capek soalnya. Apalagi ini keknya celana nya udah cukup" pinta Qiara yang tentu saja disetujui oleh Zean.

Memang ini lah yang ia tunggu Qiara ucapkan sedari tadi. Ia memang sudah bosan plus capek kerna nemenin Qiara yang cerewet amat dalam memilih baju dan celana yang ia inginkan.

Q And Z <End>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang