Mereka adalah sosok manusia yang punya sifat saling bertolak belakang. Sama ada Zean maupun Qiara, masing-masing gak suka satu sama lain. Pantang lagi kalo bertemu, ada aja yang diperdebatkan.
Zean itu menyebalkan, bagi Qiara. Dan Qiara itu membosan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2-Gak percaya
Tiba-tiba Dara yang dari tadi diam ikut mengenalkan dirinya kepada Malven yang entah Malven mau atau nggak berkenalan dengannya.
"Hai Malven. Aku Dara. Nama selengkapku adalah Dara Melia. Kamu bisa memanggil aku senyaman yang kamu mau. Aku tau kalo kamu dari tadi ngeliatin aku terus. Jadi aku berinsiatif untuk mengenalkan diri. Tapi maaf walaupun kamu tertarik sama aku tapi aku nggak. Aku udah punya pacar. Aku ini setia loh, maaf ya". ucapnya dengan pede dan senyum polos yang dibuat-buat.
Reana yang merasa kesal dengan ucapan Dara coba untuk membela Malven. Masa Malven mau sama dia yang cantiknya enggak seberapa dibandingkan dengan dirinya.
Bukan ia mau pede tapi emang itu kenyataanya.
"Heh lo apa-apaan kudanil. Lo pikir lo secantik itu apa buat narik perhatian Malven. Gak usah caper lo jadi cewek. Malu-maluin aja loh." katanya dengan kesal.
Dara yang tak terima dikatain kudanil pun coba untuk membalasnya namun ia urungkan saat guru fisika sudah masuk.
Ia memberikan tatapan tajamnya saat ia rasakan Malven sudah tak melihatnya lagi. Biasalah caper.
Qiara yang melihat itu hanya menatap sinis Dara. Dara yang ditatap seperti itu pun menoleh kearah depan dengan hati yang masih marah.
"Udah jangan diladeni. Lo juga tau kalo dia cuman mau caper ke orang-orang. Kalo diladeni dia makin ngelunjak. Sabar ya, Ana" bisik Qiara kepada Reana untuk menenangkannya.
Ia tau kalo Reana sedang menahan amarahnya yang sejak dari kantin belum tuntas. Ia hanya takut kalo Reana mengamuk di kelas ini. Bisa berabe jadinya.
Walaupun tampang Reana imut dan perilakunya ceria namun siapa tau tentang isi hatinya. Reana itu orangnya gak gampang marah.
Namun sekali orang bikin dia tersulut amarah. Dia gak akan ngelepasin orang itu. Dia amat tau tentang sahabatnya yang satu itu.
Lalu iapun menatap kearah depan dan mendengar dengan teliti tentang materi yang diajarkan oleh guru. Namun Reana seperti tak meliat ke arah depan.
Ia menatap ke luar jendela. Guru yang mengajar menyadari itu dan merasa amat marah. Guru ini benar-benar killer. Ia tak akan melepaskan orang yang tidak fokus sewaktu ia mengajar.
"REANA, KAMU DENGERIN SAYA ATAU ENGGAK?! KALO KAMU GAK NIATAN BUAT BELAJAR KELUAR KAMU SANA?! JANGAN MASUK KE KELAS SAYA SEBELUM BERAKHIR?! NGERTI KAMU?!" teriaknya menggelegar di satu kelas sambil menatap Reana tajam kerana merasa amat marah.
Reana yang mendengar akhirnya tersadar dari lamunannya yang panjang. "Eh, iya Pak maaf. Saya keluar ya Pak." ujarnya sambil memohon maaf dan menahan malu saat semua siswa dan siswi di kelas itu menatap kearahnya.
Qiara yang melihat Reana seperti itu merasa kasian. Ia pun meminta izin ingin ke UKS dengan alasan ia tak enak badan.
"Pak, saya izin ke UKS ya. Saya gak enak badan soalnya. Bisa kan Pak" izinnya dengan muka memelas.