12. Sebuah Kekhawatiran

25 4 19
                                    

Annyeong bestiee

Gimna nih kabar nya?

Kabarnya sih ada yang nunggu sampe lumutan nih hee

Maaf yaaa baru bisa UP malam ini

Karna readers nya udah 700, saya tepatin nih janji saya.

Selamat membaca.

Etttt jangan lupa vote and komen juga tentunya, tinggalin jejek dongg

***

Kini kedua pasangan kekasih itu tengah berjalan beriringan di taman dekat halte bus tadi, keduannya sama-sama tengah menikmati udara malam yang sedikit sejuk dari malam sebelumnya.

"Lang liat deh, ada tukang petasan, mau main petasan gak?" Seru bu Dea, kala melihat, seorang pria yang tengah menjual petasan di sebrang dekat keduanya.

Galang terdiam, cowok itu mengikuti arah tangan bu Dea, yang menunjuk tepat kearah seorang pria paruh baya yang tengah duduk di depan sana.

"Ayo kita beli kalo gitu," Jawab Galang, dengan memandang sekejap wajah cantik milik bu Dea, yang berada di samping dirinya.

Sementara bu Dea, wanita itu hanya menganguk dengan mata yang berbinar, membuat Galang cowok itu tidak bisa menahan senyumnya.
Setalahnya Galang mengapit tangan bu Dea, cowok itu membawa langkah kaki bu Dea bersama-nya, dengan tangan yang bergandengan, sontak saja membuat bu Dea, berusha menahan mati-matian senyuman-nya itu.

***

Kini kedua pasangan kekasih itu sudah berada di tepi pancuran yang ada di taman, setelah membeli petasan, keduanya sepakat untuk menyalakan petasan di tengah-tengah taman.
Galang sudah bersiap menyalakan petasan besar yang sejak tadi ia pegang, tanpa berlama-lama lagi, cowok itu menyalakan petasan itu, lalu mengarahkan petasan itu tapat ke atas langit.

Duar.

Letusan pertama berhasil keluar membuat bu Dea refleks berteriak kaget.

Duar.

Lagi bu dea kaget mendengar suara petasan itu, namun kali ini bu Dea tidak berteriak seperti tadi.

Membuat Galang yang melihat bu Dea seperti itu, tersenyum tipis, ada rasa gemas tersendiri di dalam diri galang, kala melihat ekspresi bu Dea saat ini.

Duar.

Duar.

Duar.

"Mau coba pegang gak?" Tanya Galang pada bu Dea, kala petasan berakhir, lalu Galang mengambil petasan baru yang belum Galang nyalakan.

"Nggak ah takut," Jawab bu Dea, dengan ekspresi takutnya.

"Aku bantu pegang mau?" tawar Galang lagi.

Bu Dea ingin mencobanya, tapi ia takut, dan dengan ragu, wanita itu menjawab. "Tapi beneran kamu bantu pegang juga," Cicit wanita itu dengan ragu.


"Iya sayang, aku bantu pegang sini," Ucap Galang, dengan satu tangan, yang menarik lembut bahu bu Dea, ia memposisikan bu Dea di depan dirinya, dan menuntun tangan bu Dea, untuk memegang petasan itu.

GalangDea (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang