Bab 22 : Kesalahan Fatal (Rana)

25 5 0
                                    

RANA POV


Akhir-akhir ini ulangan harian semakin gencar dilakukan. Aku sendiri tidak banyak belajar untuk mempersiapkan ulangan itu. Tadi baru saja selesai ulangan Ekonomi, besok ada ulangan Bahasa Inggris, lusa hari ada ulangan PKn. Astaga, bagaimana aku akan menghadapinya? Belum lagi, sepulang sekolah nanti aku akan hadiri rapat OSIS. Sempat khawatir bagaimana Yuno akan menjemputku nanti. Sebelum terjadi apa-apa, aku kabari Rani lebih dulu agar memberitahu cowok idamanku untuk tidak menjemput diriku hari ini.

"Besok terakhir bayar uang rekreasi sekolah. Kalau enggak bisa lunas bisa dicicil beberapa persen," Aku mendengar Chery memberitahu pada seseorang.

Tidak hanya itu rupanya, aku juga harus memberitahu Mamaku tentang kegiatan rekreasi itu. Sekolah menawarkan dua pilihan kota tujuan, Bandung atau Bogor. Nah, aku tidak pernah pergi ke Bandung seumur hidup jadi tentu saja aku sudah memilih kota itu. Aku sempat berpikir apakah Mama akan setuju atau tidak. Bandung adalah tempat tinggal keluarga besarku. Dia mungkin waspada padaku yang bisa saja berniat mendatangi tempat itu.

Bagaimanapun, aku sudah mengumpulkan formulirnya. Beruntung waktu memberitahu Mama aku hanya menunjukkan lembar kosong. Dia pun mengabaikan pilihan kota tujuan rekreasi dan langsung bertanya berapa uang yang dibayarkan untuk ikut rekreasi.

Aku diam-diam punya rencana bertemu keluarga besarku—Mama dan Papa maksudnya.

"Eh, Zako, lo nanti ikut rekreasi kemana?" Chery tidak menunggu tanggapan dariku dan langsung bertanya pada orang lain.

"Gue ikut adik kembar," jawabnya. "Bogor."

"Enggak ke Bandung berarti? Padahal tempat yang dikunjungi lebih banyak."

"Gue harus temankan adik gue. Dia tak dapat pergi jauh-jauh, gampang penat."

Chery hanya mengangguk. Tidak ada pertanyaan lanjutan setelah itu. Aku sendiri juga tidak niat bertanya.

Chery mendadak berceletuk, "Loh, Ran. Lo bawa seragam dobel hari ini?"

Seragam penyamaran itu.... Seketika aku raih tas milikku dengan cepat.

"Ah, kenapa lo lihat tas gue?"

"Nggak sengaja tau. Tas lo kebuka lebar soalnya. Nah, itu punya siapa?"

Aku segera membuat alasan. "Em... punya teman gue."

"Si muka peniru itu?"

"Enggak deh," Aku menutup tas milikku. "Punya yang lain."

"Memang lo punya teman dari kelas lain selain si muka peniru?" tanya Chery curiga.

"Jelas ada, teman ekskul basket. Jangan sok tau deh."

Hampir saja.

---R&Я---

Sesuai dugaan, rapat OSIS berjalan lama sekali. Awalnya hanya membahas terkait perwakilan anggota dari kelas sebelas yang ikut rekreasi sekolah yang berlangsung selama tiga hari. Namun topik melebar menjadi persiapan perayaan hari jadi sekolah yang digelar akhir tahun—pun itu masih lama, dua bulan lebih. Rasanya berbeda jika rapat OSIS kali ini tidak ada Arika. Entah mengapa aku lama tidak bertemu orang itu lagi. Siswa kelas dua belas pasti sangat sibuk sekali.

Baru juga memikirkan Arika, orang yang dimaksud tanpa sengaja bertemu denganku di sekolah. Sekarang sudah jam lima sore.

"Iya juga sih. Gue sibuk sama jam pendalaman. Habis ini juga pergi bimbel," balasnya. "Gimana kabar penyamaran lo jadi Rani Kumala Sari? Apa berjalan lancar?"

Truth for TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang