8. Luka

22 4 0
                                    


Happy reading
.

.

.

.



"Hahh! Bocah durhaka, dengar omongan papa sampai selesai!" Damian menekuk alisnya kesal, ia melipat tangannya didepan dada.

Darrius mengernyit.

"Perjodohannya dibatalkan."

"Apa? Kenapa tiba tiba?"

"Kau menanyakan hal itu seolah olah kau menginginkannya."

"Aku cuma nanya. Lagian.."

"Pas itu mama sama papa bener bener maksa aku buat nerima perjodohannya, kan?"

Damian dan Sarah, ibu Darrius menatap satu sama lain. Akhirnya, Sarah buka suara.

"Kami tau rasanya dijodohkan tanpa tau gimana orang itu sebelumnya. Gak enak, apalagi gak sesuai sama apa yang kita mau." Sarah menjelaskan alasan kenapa ia dan Damian membatalkan perjodohan untuk Darrius. Setelah dipertimbangkan lagi, mereka seperti bernostalgia. Sarah dan Damian dulu menikah bukan karena cinta, melainkan karena perjodohan. Orang tua Sarah adalah pengusaha, pemilik perusahaan dan hendak menjalin kerjasama dengan orang tua Damian yang juga pengusaha. Mereka menjalin kesepakatan. Awalnya berjalan lancar, namun perusahaan orang tua Sarah merosot, hampir bangkrut. Agar tidak bangkrut, akhirnya ayah Sarah memutuskan untuk meminjam dana pada orang tua Damian. Entah apa yang terjadi, mereka menjodohkan Damian dengan Sarah.

Sarah yang menentang perjodohan tersebut kabur dari rumah. Namun akhirnya tertangkap. Sarah adalah seorang pengacara. Ia berhasil mencapai cita citanya untuk menjadi pengacara.

Ia menentang perjodohan tersebut, ia tidak mau. Tapi tetap saja hal tersebut tak dihiraukan orang tua Sarah. Mereka tetap menjodohkan Sarah dengan Damian. Pernikahan seharusnya hal yang membahagiakan, namun tidak dengan Sarah. Malam pertama pernikahan bukannya dihabiskan bersama suaminya, Sarah malah keluar ke pesisir pantai. Damian tak ambil pusing, ia membiarkan wanita itu pergi. Toh, bukan urusannya dia kan?

Hari demi hari Sarah lalui bersama Damian. Sudah 5 bulan sejak ia menikah dengan Damian, Sarah mulai menerima kenyataan kalau dirinya adalah istri Damian. Ia sudah merelakan pernikahan ini. Hatinya sudah hampir bersih dari segala dendam dan amarah yang ia pendam selama ini.

Namun, Damian memperlakukannya dingin. Padahal Sarah sudah membuka hati. Setiap ingin bicara saat Damian pulang bekerja, ia selalu tertolak. Damian lembur, pulang jam 4 pagi. Sarah hendak mengajaknya berbicara penting, namun Damian membentaknya dan mengatakan kata kata menyakitkan yang merobek hati Sarah. Sarah juga melihat wajah Damian yang penuh dengan ekspresi muak.

Beberapa tahun kemudian, banyak yang telah mereka lalui dan alami. Mereka telah menjadi pasangan yang harmonis, pasangan suami istri yang saling mencintai.

"Walau perjodohan dibatalkan. Kau tetap harus menikah. Cari seorang perempuan untuk kau nikahi." Ujar Sarah ketika melihat wajah Darrius yang berbinar dan tersenyum ria. Namun senyuman tersebut luntur seketika.

"Mama, semua itu ada waktunya. Dan waktuku buat memiliki istri dan anak itu bukan sekarang. Aku mau menikmati hidup dulu, ma."

"Nikmati gadis diluar sana." Ucap Damian penuh makna tersirat. Darrius mengerti itu.

"Apa maksud Papa? Memangnya barangku itu murah? Aku itu pria mahal. Cuma pria rendahan aja kalo dia ngobral badannya kesana kesini. Sama kayak jalang." Oke, Damian merasa harga dirinya tercoreng.

ILIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang