2. Salah Tingkah

51 7 0
                                    

Minya nulisnya tu da banyak tapi mager mbenerinya huhuu

Updatenya ga pasti ya hihi

Enjoy!!!!!


******




"Lo bilang apa tadi?!" Tanya Darrius pada Lili dengan nada tinggi. Darrius mencegat Lili agar tidak kabur darinya.

"Gak sopan, hm?"

"Tapi kamu gak nyapa saya tadi. Sopan gak tuh?" Tanya Darrius dengan senyuman kematiannya.

"Apaan sih?! Ngebet banget pengen disapa gue!" Tegas Lili sambil melepaskan tangannya yang dipegang oleh Darrius.

Lili langsung pergi begitu saja meninggalkan Darrius yang mengepalkan tangannya erat.

"Cewe sialan..! Liat aja nanti!" Geram Darrius melihat punggung Lili yang semakin menjauh.

Setelah beberapa jam, Darrius kembali ke ruangan Sena setelah mendapati Hardes yang tak kunjung kembali keruangannya. Darrius membawa 2 americano untuk Hardes dan Sena.

"Wah bro, makasih!" Ujar Hardes langsung mengambil americano miliknya. Hardes yang terlalu percaya diri mengira itu adalah miliknya, dan benar adanya. Darrius sendiri heran, kenapa Hardes sangat percaya diri begini.

"Sena lo perawanin?" Tanya Darrius tiba tiba, Hardes sampai tersedak dibuatnya.

"Sena udah gak perawan sih sebenernya. Udah gue coblos pas itu."

"Hamilin." Ujar Darrius asal.

"WOYY!!" Teriak Hardes yang membuat Sena terbangun. Oh ya, sedari tadi Sena tertidur karna sedikit lelah. Hanya sedikit. Wajar saja, habis skidipapap ya kan. Sena tidur didalam ruangan khusus yang berada didalam ruangan CIO. Yah, kebanyakan ruangan disini berisikan kamar didalamnya untuk beristirahat. Hanya untuk orang tertentu. Sena terbangun namun tak keluar, ia ingin merebahkan dirinya sejenak.

"Bro, lo kenal Lili gak? Anak IT." Tanya Darrius sambil menyeruput susu pisang yang ia beli tadi di supermarket.

"Lili?"

"Iliana Roseva apalah." Saut Darrius, wajar saja karena namanya memang panjang. Dan juga berbelit, itu yang terpenting.

"Oh, cewe yang mirip lisa blekping itu? Cantik sih dia. Lumayan."

"Apanya? Mukanya kayak ngajak berantem. Dia yang nabrak gue sampe lipstiknya nempel di baju gue, sat! Nambah kerjaan aja." Kesal Darrius sambil menggeplak meja kecil dihadapannya.

"Ohh, dia yang nabrak lo? Pepet, bro! Cantik, sexy, pinter. Kurang apa coba?! Pepet lah nying!!" Urusan cewe Hardes tak pernah tidak bersemangat. Herannya kenapa Sena mau sama Hardes yang begini? Untung aja sayang.

"Gue ga minat sama cewe norak gitu."

"Yaudah, gue aja." Ujar Hardes bercanda. Iya, bercanda.

Tanpa ia sadari, Sena mendengar apa yang ia katakan barusan. Hardes dan Darrius tiba-tiba merinding merasakan aura yang begitu mencekam dari Sena. Ia baru saja keluar untuk menemui Hardes, tapi malah kalimat seperti itu yang ia dengar.

"E-eh.. sena.. bercanda!" Ucap Hardes pada Sena yang bersiap untuk memukulnya.

"Alah cowo brengsek!" Geram Sena pada Hardes.

Kepala Darrius benar benar sakit akibat wanita ini. Sena dan Lili, semuanya menyebalkan menurutnya. Apalagi Lili, gadis yang ia temui beberapa kali sedari tadi. Gadis yang tak henti hentinya membuatnya kesal.


Lili bertemu salma di perjalanan kembali ke mejanya lalu diajak salma ke ruangannya sekedar ngobrol kecil, dan salma orang yang tepat untuk lili tanya tentang pria tadi

ILIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang