Semoga cerita ini bisa ku tamatin..
Dino tak tau apa yang harus dia perbuat.. Kesalahan yang sangat fatal karena kecerobohan nya sendiri. Ya.. Dia sangat ceroboh sampai dia tak memperhatikan lantai mana dan ruang kelas milik gebetannya. Dia kacau saat ini.. Belum lagi setelah dia kabur dari Hoshi dari atap, dia belum mengabari Hoshi sampai jam pelajaran selanjutnya dimulai.
Tangannya yang setiap menit memijat kening mencari cara agar bisa kabur saat pulang sekolah.. Dino ingin sekali jujur ke Hansol sumpah Demi jagatraya tapi apa daya dia takut akan dibully lalu dihajar habis-habisan oleh pria bule itu.
Sampai tak terasa jam pulang sekolah berbunyi.. Kini dia dengan cepat berlari keluar kelas dan langsung pulang tanpa menunggu siapa pun lagi.. Dia berharap dalam hatinya semoga Hansol tidak mendapatinya.. Dia akan bersembunyi di setiap kerumunan siswa yang berjalan keluar pagar sekolah agar dia tak dilihat Hansol.
Dirasa langkahnya sudah benar.. Setelah sampai di luar sekolah benar saja pria tampan nan dingin sedang berdiri menunggu nya di bawah pohon halaman sekolah. Langsung saja dia mengikuti rombongan itu, berjalan sambil sedikit membungkuk. Langkah demi langkah dia lalui sampai sudah sangat dekat dengan Hansol.. Segala macam doa dan harapan dia ucapkan dalam hati agar Hansol tak melihat nya dan benar doa nya terkabul.. Dia berhasil melewati Hansol yang berdiri masih memandang pintu keluar sekolah menunggu pria Chan satu ini..
"Sedikit lagi Dino.."
"Yaak Dino-yaa tunggu.. " Suara melengking dari belakangnya langsung membuatnya seketika membelalakan matanya tak percaya. Hansol yang mendengar nama seseorang yang dipanggil mengikuti arah pandangnya si pemanggil tersebut.
"Dino-ya kenapa kau berjalan seperti itu? Apa kau kabur dari seseorang? Ooooh.. Kau kabur dari jadwal piket mu ya? Hayolooh.."
Ingin sekali Dino mencekik temannya ini kalau saja tempat ini sepi. Dengan tatapan yang mengancam Dino berikan, temannya semakin bingung dengan tingkah Dino.
"Jadi kau mau kabur dari ku?" Tak menunggu lama suara bariton itu langsung memekik pendengaran Dino di belakangnya, tubuhnya langsung menegang ketakutan.. Tangannya meremat kuat di ujung jaketnya agar dia tidak histeris. Dengan perlahan wajah Dino berbalik melihat si pemilik suara tersebut yang ada di belakangnya. Jangan tanyakan temannya yang tanpa merasa berdosa sudah menggagalkan misi kaburnya itu. Sedari mendengar suara Hansol, dia sudah 7 langkah menjauhi Dino.
"Ehehe ... Hansol sunbaenim." Tegur Dino menampilkan senyuman takutnya.
"Berarti benar kau mau kabur?"
"S-siapa yang kabur... Itu.. Aku mencari mu kok.. Tadi aku tak melihat sunbae.. Ku kira sunbae pulang duluan ehehe."
Hansol hanya diam menatap Dino yang berusaha memberikan alasan agar sunbae nya percaya. Dino masih meremat ujung jaketnya yang mungkin sudah sangat kusut dibuat karena begitu dia takut dengan Hansol.. Kepalanya yang sedikit menunduk tak berani menatap mata coklat Hansol.
"Ini untuk mu." Seketika saja Hansol menyodorkan seikat bunga yang entah sedari kapan dia beli dan langsung memberikannya ke Dino.
Ekspresi Dino saat ini sangat kaget.. Seorang Hansol memberikan bunga untuk Dino.. Seketika matanya menatap mata Hansol tak percaya ala yang dia dapatkan ini.
"sunbae... "
Hansol masih dengan setia memegang bunga itu di depan Dino menunggu pria manis itu menerima bunganya.. Kalau mau dibilang Hansol sangat malu melakukan ini.. Apalagi ini adalah kali pertama baginya... Wajahnya memerah tapi dia bisa menutup dengan sebelah tangannya.
Kejadian ini membuat para siswa yang ada di sekitarnya sama terkejutnya. Sungguh hal yang sangat langkah bisa menyaksikan seorang Choi Hansol memberikan bunga pada Dino.