9🦦

231 34 0
                                    

Suara pintu yang baru saja ditutup menyadarkan seorang pria paruh baya yang sontak menoleh ke arah sumber suara.

"Dari mana saja?"

"Bertemu teman."

"Mau sampai kapan kau akan bermain-main terus? Cepat masuk kamar dan mulai lah belajar. "

Hansol seperti tak menghiraukan ocehan ayahnya langsung melesat naik ke kamarnya yang ada di lantai dua. Dibaringkan tubuhnya itu di atas kasur sambil menghela napasnya dan memejamkan matanya sejenak. Kamar sunyi hanya ada suara lingkungan malam yang sedikit masuk ke indra pendengaran Hansol. Terbesit dalam ingatannya suatu kejadian masa lalu yang mungkin memang tak bisa diapa-apakan lagi dan akan berlanjut seiring dengan waktu.

"Hahh." Tubuh nya terbangun dari posisi baringnya, mengambil handphone nya yang terselip di saku celana dan membuka sesuatu. Seketika sudut bibirnya terangkat tanpa dia sadari saat mata coklatnya memandang sebuah foto pada benda elektronik berbentuk persegi panjang itu. Foto yang diam-diam sengaja dia ambil saat sang model sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Memperlihatkan lekukan senyum kagum dan mata yang berbinar membuat perasaan Hansol terasa nyaman.  Tentu saja tak lain tak bukan foto Chan yang sengaja dia abadikan pada ponselnya saat kegiatan jalan-jalan mereka berdua tadi sore.

Teringat akan Chan, jarinya mulai mencari kontak dengan nama serupa dan langsung menanyakan kabar apakah dia pulang dengan selamat.

To Chan

Hansol: kau sudah sampai rumah?
Hansol: istirahatlah
Hansol: kau harus banyak istirahat biar sembuh
Hansol: kalau butuh apapun kau bisa memberitahu ku

Send

Semua hal yang dia lalui bersama Chan seharian terlintas dalam benaknya. Namun dia teringat akan sesuatu yang mengganggu hatinya tapi pikirannya itu segera buyar saat ayah Hansol memasuki kamarnya.

.
.
.
.
.

Sebuah mobil berhenti di depan toko roti sekaligus rumahnya Chan.

"Gomawo sunbae sudah mengantar ku. Aku masuk dulu."

"Chan apa kau bisa? Biar ku bantu."

"Aku bisa kok sunbae.. Terimakasih."

Saat ingin membuka pintu mobil, Soonyoung menahan tangan Chan sontak membuat Chan menoleh menatap soonyoung.

"Chan... "

Sangat bohong kalau jantung Chan tidak seperti ingin meledak rasanya. Berduaan di mobil bersama orang yang disukai saja sudah membuat nya tidak karuan hatinya.

"Iya sunbae?" Jawab Chan menatap Soonyoung yang memandangnya. Sesekali Chan mengalihkan pandangannya karena malu bertatapan dengan soonyoung.

"Hati-hati." Mata Chan hampir menggambarkan reaksi dasyat saat tangan soonyoung tiba-tiba mengelus rambutnya lembut. Entah apa terjadi itu membuat Chan sangat bahagia.

"Eum iya sunbae.. Gomawo. Kalau begitu aku masuk." Bergegas Chan langsung membuka pintu mobil dan turun dari mobil dengan hati-hati. Kalau saja kakinya tak sakit, mungkin dia sudah akan berlari menuju kamarnya dan berteriak sesuka hatinya karena salting.
Chan melambaikan tangannya pada Soonyoung lalu perlahan mobil itu berjalan dan perlahan menghilang dari pandangannya.

Chan memasuki kamarnya perlahan sebelum ayah dan ibunya melihat. Bisa saja  dia akan diinterogasi semalaman.
Sesampainya di kamar, Chan menjatuhkan diri ya di kasur sambil menutup wajahnya menggunakan bantal lalu berteriak mengingat kejadian langkah yang dia Terima  saat di mobil tadi.

"Apa aku mimpi? "

Dia tersenyum membalik posisi tubuhnya serasa menatap langit-langit kamarnya.
Chan mengambil handphone nya melihat pesan dari dua orang yang selama ini bersamanya yaitu Hansol Soonyoung. Dibukanya pesan Soonyoung yang mengingatkan nya untuk beristirahat. Berbeda saat dia membaca pesan Hansol. Dia mengernyitkan keningnya sambil membaca pesan Hansol.. Segera dia membalas pesan Hansol mengabari kalau dia baik-baik saja.

To Hansol Hyung.

Chan: aku baru pulang
Chan : aku tau .. Tak perlu khawatir Hyung juga istirahat lah.

Send

Hansol sebenarnya adalah pria yang baik namun banyak orang lebih banyak menilai dari bagian luarnya saja. Wajah Hansol terlintas di benak Chan.. Pria yang dengan wajah khawatir membantunya saat kakinya sedikit keseleo.

"Hansol hyung." Menyebut nama Hansol tanpa sadar tangan nya memegang dada kirinya mengingat betapa pedulinya pria bule itu terhadapnya. Chan termenung sesaat, Melihat isi pesannya dengan Hansol yang sebenarnya biasa saja namun ada rasa lain yang aneh dalam dirinya.

"Aku akan membuatmu menyukaiku." Kalimat itu terbayang pada kepalanya..

"Ah Chan apa yang kau pikirkan? Aku tau ini tak mudah bukan? .. Hansol Hyung. "

.
.
.
.

.

.










"Berhentilah mendekati Chan." Mata coklat itu menatap lurus ke arah laki-laki yang berdiri di depannya.

"Kau tidak bisa mengatur ku."

"Memang sebenarnya aku ttabicara pada mu Hansol karena kau susah mendengarkan orang lain."

"Sebaiknya kau urusi urusan mu."

"Terserah kau mau bilang apa." Jawab Soonyoung berjalan melewati Hansol sambil menepuk pundaknya. Sedangkan Hansol terdiam masih dengan pandangan lurusnya.. Tangannya mulai terkepal kuat ingin menonjok pria yang merupakan kakak kelasnya itu. Tapi dia tau sudah berapa masalah yang dia lakukan sampai berulang kali masuk ruang BK dan di skorsing.

.
.
.
.

Setelah beberapa hari dari hari jalan-jalan, kaki Chan berangsur membaik karena memang Chan hanya beristirahat di rumah dan memutuskan tidak masuk sekolah dua hari. Disaat itu, Hansol memberanikan diri datang ke rumah Chan untuk menengok kondisinya.. Bahkan membawakan makanan untuk dimakan Chan. Sebenarnya Chan sudah beberapa kali memperingati Hansol tapi tetap tidak didengar oleh pria itu.

Chan yang jengah dibuat Hansol hanya pasrah ketika dia melihat ayah dan ibunya menyambut Hansol seperti anak sendiri.
Mereka terlalu ramah sampai tak melihat perasaan anak sendiri itulah yang dipikirkan oleh Chan.


"Hansol Hyung tak seharusnya kau seperti ini pada ku." Ucap Chan saat mereka sedang bersantai di kamar Chan.

"Aku melakukan yang seharusnya ku lakukan. "

"Tapi aku merasa tak enak Hyung.. Kau bukan siapa-siapa ku..kita bahkan hanya teman tapi perhatian mu melebihi itu."Kegiatan Hansol bermain game mobile berhenti saat mendengar perkataan Chan.

"Kau lupa apa yang pernah ku bilang?"

"A-aku tau hyung tapi ....  Tapi ku rasa ini berlebihan."

"Aku harus pulang... Besok mau ke sekolah bersama?"

"Hyung.. "

"Hubungi saja kalau kau mau dijemput. Aku pergi dulu.. Istirahat lah dan makan yang banyak. " Hansol langsung beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar Chan.
Setelah berpamitan dengan orang tua Chan, dia langsung menyalakan motornya dan pulang.

Hansol sebenarnya mendengar yang diucapkan Chan.. Tapi entahlah hati dan pikirannya seperti menyuruh nya untuk tetap berada di sisi Chan.



















To be continue_

My Otter [VerChan/ChanSol] ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang