Sudah berapa menit sejak Hansol menculiknya bolos dari sekolah, wajah Dino masih tampak kesal. Hansol membawanya entah jauh kemana tapi setelah Hansol menghentikan motornya, dia masih mengajak Dino mengikutinya menaiki sebuah bukit. Dino hanya mengekori Hansol dari belakang dengan wajah paksaan dan hati yang selalu mengoceh ingin memakan Hansol hidup-hidup kalau dia bisa berubah jadi dinosaurus sungguhan.
Beberapa menit telah berlalu, Hansol masih berjalan manaiki bukit itu tanpa sedikit pun paling 5 menit untuk istirahat. Dino yang mengikutinya sudah sangat lelah dibuat. Napasnya tersengal-sengal.. Bisa dibilang jaraknya Dino yang awalnya tepat dibelakang Hansol sekarang cukup jauh. Karena tidak tahan lagi, akhirnya Dino berhenti dan menetralkan napasnya tidak peduli dia akan ditinggal atau tidak yang penting dia harus menyelamatkan napasnya dulu kalau tidak mau pingsan di tengah hutan.
"Hahh.. Hahh.. Hah.. Sial ini capek banget."
Dirasa tidak ada yang mengikuti dari belakang, Hansol menoleh dan benar... Dia melihat Dino dari jarak cukup jauh yang sedang kelelahan. Akhirnya Hansol pun kembali berjalan ke arah Dino.
"Kau tak apa-apa?"
"Uhg.. Aku cape sunbaeeee!! Sebenarnya kau mau membawa ku kemanaa?!!! Kalau tak jelas mending aku pulang sajaaa!" Jawab Dino sedikit emosi.. Masabodo lah dia mau dimarahi Hansol apa tidak.
"Maafkan aku.. Kita istirahat dulu di sini. Ini minumlah dulu" Hansol pun mengerti dan langsung memberikan minuman yang diam-diam sebenarnya sudah dia siapkan di tas kecilnya
"Hahhh kenapa tidak dari tadi sih sunbae?"
"Minumlah jangan terlalu marah-marah atau energi mu akan terkuras lagi."
Dino sedikit berdecak kesal tapi tetap karena dia membutuhkan air, dia pun langsung meraih botol minum itu.
"Wahh akhirnya aku terselamatkan dari dehidrasi."
Merekapun beristirahat sejenak beberapa waktu di tempat itu dan tak ada diantara mereka berdua yang memulai pembicaraan. Mereka beristirahat dalam diam selama beberapa menit sampai Dino merasa bahwa tenaganya sudah kembali pulih.
"Terus gimana ini?" Tanya Dino ke Hansol
"Kau sudah tak capek lagi?"
"Aku capek tapi tak bisa kan kita tetap di sini terus."
"Baiklah.."
Hansol bangun dari duduknya lalu berdiri lalu berjalan ke arah Dino, memposisikan tubuhnya membelakangi Dino dan sedikit menunduk.
"Naiklah ke punggung ku.. Aku akan menggendong mu."
Melihat yang dilakukan Hansol, Dino sangat kaget.. Orang seperti Hansol melakukan seperti ini untuknya.
"Ehh??"
"Hm? Kenapa berdiri saja.. Ayo."
"Ck.. " Bukannya mengiyakan bantuan Hansol, Dino membiarkan Hansol dengan posisi seperti itu dan melanjutkan jalannya mendahului Hansol.
"Sunbae pikir aku selemah itu sampai mau digendong? .. Akan aku tunjukan aku tidak seperti itu!.. Ayo jalan lagi.. Kalau mau pulang sekarang pun nanggung sedikit lagi sampai puncak bukit."
Dino terus berjalan tanpa menunggu Hansol.. Hansol yang melihat tingkah Dino hanya tersenyum gemas lalu berjalan menyusul Dino. Pria bule itu berjalan tepat di belakang Dino sambil dia melihat punggung basah Dino karena keringat. Dirasa cukup dekat, hansol berjalan mendahului Dino tapi kali ini Hansol memegang tangan Dino untuk menariknya berjalan bersama.
Dino melihat tangan cukup besar darinya itu menggenggam tangannya, dia merasakan genggaman yang erat dari Hansol seperti tak ingin Dino kemana-mana dan terus mengikutinya sampai puncak bukit.
.
.
.
.
.Angin berhembus saat mereka berdua akhirnya telah sampai di puncak perbukitan yang ntah Dino sendiri pun asing dengan tempat ini. Dino menghela napas sejenak merasakan kakinya yang rasanya mau lepas.
"Kau tak apa?"
"Hahh.. Hahh.. Sunbae lihat sendiri aku seperti apa sekarang hah.."
Beberapa menit dia mengumpulkan energinya yang sempat hilang, Dino mendekati Hansol yang berdiri Memunggungi nya. Mata Dino pun ikut melihat arah pandang Hansol dan bola mata coklat itu melihat hal yang menakjubkan yang jarang sekali dia lihat dalam hidupnya.
Pemandangan seluruh kota dengan langit biru berawan yang sempurna ditambah jauh di sana birunya air laut dari kejauhan, angin yang menerpa mereka sampai rambut masing-masing bergerak mengikuti arahnya.
Mereka saling diam menikmati apa yang ada di depan mata. Dino tanpa sadar mengembangkan senyumnya... Jujur saja dia sangat menyukai hal ini sampai-sampai melupakan yang terjadi sebelumnya.
"Kau suka?" Fokus Dino akhirnya diputus oleh suara Hansol yang tanpa Dino sadari entah berapa lama mengarahkan pandangan ke dirinya.
"Eoh?.. Tapi.. Kenapa kau membawa ku ke sini sunbae?"
"Aku hanya tak ingin sendirian melihat ini.. Jadi ku ajak kau saja."
"Cih wkwk.. Kau ini sunbae. Bisa dibilang aku terkejut sunbae bisa menemukan tempat sebagus ini."
Dino memuji Hansol membuat pria berwajah datar itu tak sanggup menahan rasa malunya. Wajahnya makin memerah saat Dino mengacungkan jempol kearahnya dengan senyuman yang Hansol rasa itu lebih menarik dari pemandangan di depannya.
"Kau kenapa sunbae?"
"Ah aniya.. Aku tak apa .. Oiya mulai sekarang panggil aku Hyung saja."
"Kau yakin? Padahal aku baru saja kenal dengan mu sunbae."
"Aku lebih suka kau memanggil ku hyung."
"Ckck baiklah sun.. Eh Hansol Hyung."
Entah sudah beberapa menit mereka berdua di sana melupakan waktu yang sudah berjalan cukup lama.
"Kau lapar?" Ucap Hansol
"Yaa ku rasa sudah saatnya makan siang hyung hehe.. "
Hansol tersenyum tanpa sadar tangannya reflek mengelus rambut Dino dan itu membuat Dino cukup terkejut dengan sikap Hansol.
"Kenapa?"
"Bukan apa apa.. Sebaiknya kita turun hyung."
"Hansol hyung terlihat begitu serius.. Aku takut ini terlalu jauh." Batin Dino
_to be continue