Pandangan Hansol dari tadi tak luput dari Dino yang sedang berusaha fokus untuk menghabiskan makanannya. Entah itu sudah berapa lama tapi yang ditatap sadar ada mata yang sedang melihat nya dan itu membuat Dino sedikit kurang nyaman.
"Hyung.. Bisakah kau tidak melihat ku terus?"
"Mianhae.. "
"ternyata dia sadar... Lucunya."
Sepanjang makan, mereka sama sekali tak bersuara. Perasaan canggung ini dikira akan berlalu setelah selesai berbicara cukup banyak di bukit.. Ternyata salah. Mereka masing-masing fokus pada makanannya.. Apalagi Dino yang masih terus menerus berkutat dengan pikirannya sendiri.
"Selesai makan, apa kau ingin ke suatu tempat?" Tanya Hansol
"Hm? .. Entahlah aku tak tau hyung.. Emm hyung.. Aku ingin bicara sesuatu pada mu."
"Makanlah dulu.. Setelah itu baru kita mengobrol."
"Baiklah.." Dino kembali pada makanan penutup nya dan tanpa sadar membuat Hansol yang melihat tingkah Dino mendadak terkekeh kecil. Hansol sepertinya tak salah memilih tempat untuk mereka berdua makan siang. Dia melihat Dino yang begitu lahap memakan makanannya tanpa sadar sedikit memberikan reaksi menggemaskan dan itu membuat Hansol tak bisa menahan ekspresi nya
Hansol dengan inisiatif mengarahkan tangannya ke wajah Dino, ibu jarinya mengusap krim yang tersangkut di sudut bibir Dino yang membuat pria manis itu terdiam sesaat memperhatikan Hansol.
"Pelan-pelan makannya."
Seketika Dino gelagapan.. Dia menutup mulutnya, mengambil tisu dan membersihkan mulutnya.. Jangan tanya wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Saat adegan pembersihan mulut tadi, mata Dino melihat seperti melihat sisi lain dari Hansol yang di sekolahnya.. Entah kenapa membuatnya Dino sedikit... Berdebar?"
"A-aaaa aku tak apa.. Makasih hyung."
Hal sederhana tapi itu sukses membuat suasana menjadi berbeda.
.
..
."Apa kau ada waktu sabtu nanti?"
"Eoh? Entah lah hyung.. Memangnya kenapa? "
"Eumm itu... Teman ku kemarin mengajak ku pergi nonton film yang baru rilis.. "
"Hmm baguslah itu .. " Jawab Dino sambil meminum jus jeruknya
"Tapi mendadak dia ada kesibukan di hari itu.. Jadi dia memberikan tiket pada ku. Lalu aku punya dua tiket sekarang.. Pergilah bersama ku."
"Eh? Kenapa kau tak mengajak teman mu yg lain Hyung?"
"Aku hanya mau kau." Jawab Hansol finish
Sebenarnya terdengar gampang Hansol berbicara seperti itu.. Tapi percayalah jantungnya tak karuan saat pertama kali mengajak seseorang menonton film bersama.
Seketika Dino diam.. Dia menatap mata Hazel itu dan menghela napas.
"Hyung.. Kenapa kau lakukan ini?"
Perhatian Hansol langsung kembali terarah ke Dino yang dia lihat mimik wajah Dino begitu serius. Dia melihat Dino yang mengepal tangannya kuat seperti ingin mengungkapkan sesuatu tapi takut.
Sadar dengan suasana yg mulai berbeda lagi membuat Hansol seketika sedikit paham akan kondisi Dino. Hansol hanya diam memperhatikan saat Dino sekarang berbicara tanpa melihat dirinya dengan posisi memandang piring kosong sisa makan siang mereka.
"Sebaiknya aku bicara sekarang sebelum semuanya makin rumit... Hyung ku mohon jangan perlakukan aku seperti ini."
"Hadiah itu... Hadiah itu sebenarnya bukan untuk mu Hyung. Maafkan aku.. Seharusnya aku memberitahu mu sejak awal.. Hadiah itu aku ingin berikan untuk seseorang tapi tak sengaja ada di tangan mu.. Aku minta maaf hyung.. Aku tidak menyukai mu, aku menyukai soo... " Lanjut Dino
"Bagaimana kalau aku yang akan membuatmu menyukai ku?"
Omongan Dino seketika berhenti.. Kata-kata yang ingin dia lontarkan mendadak menghilang. Kepala Dino reflek terangkat memandang Hansol tak percaya.
"Apa?"
"Akan ku buat kau menyukai ku Chan."
"Apa maksud mu Hyung? A-aku tak bisa.. "
"I can make you fall in love with me.. Not him"
"Wae Hyung?"
"Kau tak perlu tau.. Jaa ! Sepertinya waktunya pulang... Jalan-jalannya kita tunda di hari sabtu .. Ayo ku antar pulang.''
"Yak .. Hyung belum menjawab pertanyaan ku."
"Sudah ku jawab kan.. Kau tak perlu tau. Ayo pulang."
Hansol beranjak dari kursinya, memakai jaket dan berjalan mendahului Dino yang sepertinya akan kesal mendengar jawaban Hansol.
Akhirnya Hansol pun mengantar Dino pulang.. Dia yang sudah di culik oleh Hansol, mengajaknya bolos dan pergi ke tempat asing membuatnya cukup lelah. Sesampainya di rumah, Dino turun dari motor Hansol melihat si pengendara motor dengan wajah yang tertutup kaca helm.
"Gomawo hyung.. Saran ku sebaiknya Hyung jangan paksakan.. Hyung seharusnya menyukai orang lain selain aku."
Tangan Hansol mengusap rambut Dino gemas.. Dino bingung sekarang yang dilakukan Hansol saat ini seperti sia-sia baginya tapi tetap dia pria yang keras kepala.
Masuk ke dalam rumah, baru saja Dino mengucapkan salam, seorang pria paruh baya dengan apron yang dia kenakan sambil memegang spatula memandang Dino..
"Baru pulang anak ku? Aigoo siapa yang mengantar mu itu?"
"Iya ayah.. Tadi teman ku."
"Dia memegang kepala mu.. Ayah tak yakin kalian hanya teman."
"Oh ayolah ayah kenapa setiap orang yg dekat dengan ku pasti ayah curigai."
"Xixixi ayah hanya berbicara yg ayah lihat.."
"Agh.. Aku mau ke kamar dan mandi."
"Baiklah Anak ku jangan lupa setelah itu bantu ayah jaga toko ya." Sambung ayah Dino saat Dino beranjak masuk ke kamarnya di lantai dua. Dino tinggal bersama ibu dan ayahnya dan juga kakak nya.. Mereka memiliki usaha toko roti yang didirikan oleh ayah sendiri dibantu oleh ibunya.
.
.
.Dino merebahkan dirinya di kasur dan menghela napas, menatap langit-langit kamarnya. Ingatannya sekilas langsung mengingat perkataan Hansol tentang perasaannya sendiri.
"Ck.. Gila.. "
"Aaaaakkkh harusnya aku tidak bertindak bodoh!! " Teriak Dino mengingat semua kejadian yg berakhir pada salah paham bersama Hansol
Dino kembali menghela napas dalam lagi dan tak mau pikiran itu terus menghantui nya, Dino langsung beranjak dari tempat tidur dan membersihkan dirinya.
.
To be continue