Bertemu lagi dengan aku si markonah wkwk...
Saya mohon jangan menjadi pembaca gelap!!***
"Annya, jangan ngebut-ngebut!" Agbian berteriak kala melihat Annya membawa motornya bak rosi balapan.
Agbian mencoba menyamakan laju motornya dengan Annya, "Annya, berhenti!"
"Annyaa!" Agbian masih berteriak mencoba menghentikan Annya.
"Annyaa! Berhentii!" Agbian semakin meninggikan suaranya, dia mulai jengah.
Annya mengerem motornya begitu saja, dia turun dan melangkah menuju danau yang ada di dekat sana. 'Tak lama Agbian mengikuti dari belakang.
Annya terdiam setelah dia menduduki kursi yang ada di sana, dia merenung sambil melihat pemandangan danau yang asri beserta hembusan angin yang lembut. Angin itu terus saja mengibas rambut Annya yang di gerai. Agbian duduk di sebelah Annya, ikut melihat pemandangan danau itu.
Agbian beralih pada Annya yang mulai menitihkan air matanya. "Seseorang menangis pasti ada sebabnya," tutur Agbian menatap Annya.
Air mata Annya semakin deras tetapi tidak menunjukan ekspresinya walau hatinya begitu hancur. Sakit rasanya bertemu dengan Dian, bayang-bayang masalalunya kembali menyeruak dalam benaknya, bagaimana Dian memperlakukannya dengan tidak manusiawi.
"Yaa ... lo kenapa? Ada gue di sini, gue bisa jadi pendengar lo. Cerita aja, anggap aja gue sahabat lo," tutur Agbian membujuk Annya dengan lembut.
Annya sesekali memejamkan matanya lalu menunduk, "Percuma gue ceritain, gak bakalan habis-habis," tukas Annya mengangkat kepalanya menatap Agbian sendu.
"Oke, gue gak bakalan maksa lo, kok." Agbian menunjukan senyuman yang begitu Annya rindukan.
"Lo, mau ikut gak—"
Drrett!
Drrett!
Belum sempat Agbian melanjutkan ucapannya, harus terpotong oleh getaran panggilan dari telponnya. (BukanGetaranCintaYa)
Disana tertera nama Arsha, tidak banyak basa-basi Agbian mengagkat panggilan itu. "Apa lagi hah?! Ganggu aja kerjaannya," sungut Agbian mendesah kesal.
"Santay bro, gue mau kasih tahu aja. Aksa ajak kita kumpul di Charberouz Room, lo ikut gak?" jelas Arsha di sebrang sana.
"Gue, kesana sekarang," tukas Agbian menutup panggilan begitu saja.
"Ikut gue." Agbian menarik tangan Annya hati-hati.
Annya hanya menurut saja dari pada harus mengeluarkan energi untuk menolak, toh dia sudah tahu Agbian sejak dulu.
"Motor gue?" Beo Annya menatap motornya malang.
Annya di tarik paksa untuk menaiki motor Agbian, hanya untuk lebih cepat saja, padahal Annya tadi membawa motornya bak rosi, tapi kenapa Agbian? Entahlah terserah dia juga.
"Biarin, entar temen gue yang cari," ucap agbian tanpa basa basi.
"Cepet naik," perintah Agbian setelah menaiki motornya.
Annya menurut, dari pada harus lelah mengendara motor. Di sepanjang perjalanan Annya merasa tidak asing dengan jalanan di sekitarnya. Tidak ambil pusing Annya lebih memilih diam saja, dia lelah hari ini. Lelah hati lebih tepatnya. Lumayan jauh jarak dari danau tadi menuju tempat yang Agbian tuju, yaitu Charberouz Room.
***
Sesampainya di tempat yang di tuju, Annya di kagetkan oleh bangunan yang sering di kunjungi tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT STORY || [On Going+Revisi]™
Fiksi RemajaSaya mohon jangan jadi pembaca gelap! #Fiksiremaja"«⁰¹-¹²-²⁰²²»"™ Hanya menceritakan sebuah masalalu yang tertulis dalam sebuah buku catatan, tentang Annya yang belum selesai dengan masalalunya. Perempuan yang berketurunan Kota Bandung, tidak sepe...