Saya mohon jangan jadi pembaca gelap!
Vote dan comen jangan lupa bagikan!"Makan tuh lap!" Annya melemparkan sebuah lap bekas Annya mengompres lebam Agbian tadi dengan kesal.
"Ckk! Marah mulu perasaan." Decak Agbian ikut kesal.
"Kenapa? Lagi datang bulan?" Tebak Agbian mencoba mengerti tingkah Annya ini.
"Sembarangan kalo ngomong." Annya melenggang begitu saja ke suatu tempat.
"Yah... Jadi cowok itu peka diki napa," Seru Atma menatap Agbian malang.
"Lah, gue kan nanya. Emang salah, ya?" Beo Agbian tanpa dosa.
"Cek, si Agbian emang harus di sekolahin jurusan perasaan kek nya." Hardik Agra sedikit mendelik ke arah Agbian.
"Anjing! Gue kagak ngerti alur ucapan kalian." Hardik Agbian kesal menatap mereka.
"Gak habis tingking gue, sama pola pikir otak si Agbian." Ucap Anala yang mulai kesal karena Agbian tidak juga mengerti.
"Oh... Aya lagi ngidam kalik." Tebaknya penuh percaya diri.
"Jingan! Sejak kapan Annya ham*il bego?!" pekik Atma menjitak kepala Agbian.
"Sejak tadi." Ucap Agbian santai.
"Anjirr! Si Annya lo apain ba*bi!?" todong Agra dan Atma serempak ingin melayangkan bugemannya.
"Goblok boleh, tapi jangan sampe membabibuta!" pekik Anala menggeplak Agbian keras.
"Bangsat!? Kalian kenapa sih?!" sergah Agbian mendelik tak mengerti.
Mereka menghela napas kasar, "Lo, ham*ilin Annya?" tanya mereka mencoba tenang, padahal dalam hati ingin sekali mereka menelan Agbian hidup-hidup.
"Iya, kalik." Beo Agbian mengedikkan bahunya acuh.
Semua melotot termasuk Aksa, semua orang yang berada di sana seketika menatap Agbian dengan kebencian. Aksa seketika matanya memarah menahan emosinya yang sudah mulai di ujung tanduk.
Aksa berjalan menuju tempat Agbian duduk, "BANGSAT, BERANINYA LO!!" Aksa mencengkram kerah baju Agbian dengan emosi yang menyulut.
Sedangkan Agbian menatap mereka dengan heran, mengapa mereka begitu aneh pikirnya.
"Cek, kalian kenapa?" tanya Agbian santai dengan alis yang mengerut.Aksa mengeraskan rahangnya, "BERANINYA LO SENTUH ANNYA!!" satu tinjuan mendarat di pipi Agbian.
"Lo, kenapa Sa?! Punya dendam apa lo sama gue?!" pekik Agbian pada Aksa sambil memegangi bekas tinjuan tadi.
"Kasih pelajaran Sa!" Seru semua orang.
"Tunggu, tunggu!" sela Agbian begitu heran.
"Jelasin atau tangan gue yang lebih dulu bicara?!" Aksa menggusur Agbian dari duduknya.
Setelah mencari tempat yang lebih luas Aska tanpa basa basi membugem Agbian lagi. "Gue tanya lo kenapa Sa?!" tanya Agbian.Bukannya tidak mau melawan Agbian masih heran oleh kelakuan temannya ini.
"LO YANG KENAPA BANG*SAT!?" pekik Aksa kembali meninju pipi Agbian sebaliknya lagi.Arsha dan Atma juga ikut menodong Agbian, mereka sangat kecewa pada Agbian. Tidak ada cela untuk Agbian melawan tetapi ia bisa menghindarinya.
Sisi lain, Annya sedang membidik sesuatu dengan busur panah yang ia pegang.
Siutt... Panah itu melesat tepat pada sasarannya."Arghh... Gak peka amat jadi orang." monolog Annya mencebik kesal sambil menjatuhkan busur panah itu dengan kasar.
Lalu Annya melenggang pergi dengan perasaan kesalnya. Ketika Annya sampai ia masih bingung kenapa mereka berkerumun seperti itu pikirnya.
Tetapi ketika ia melihat Agbian yang di kerumuni itu, ia sontak terbelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT STORY || [On Going+Revisi]™
Teen FictionSaya mohon jangan jadi pembaca gelap! #Fiksiremaja"«⁰¹-¹²-²⁰²²»"™ Hanya menceritakan sebuah masalalu yang tertulis dalam sebuah buku catatan, tentang Annya yang belum selesai dengan masalalunya. Perempuan yang berketurunan Kota Bandung, tidak sepe...