Bismillah lanjut, mudah mudahan cerita nya sampe selesai.
Saya mohon jangan menjadi pembaca gelap!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.***
"Seriusan, Annya di rawat inap?!" Agra syok mendengar kabar bahwa Annya di rawat di rumah sakit.
"Terus, kalo gue bohong. Manfaatnya buat gue apa?" sorak Arsha di ruangan tempat Annya di rawat.
Annya sudah di pindahkan ke ruang inap dan sekarang Annya sedang mengobrol dengan Agbian. Arsha sedang menelpon dengan Agra, dia memberi tahukan bahwa Annya sedang di rawat di rumah sakit.
"Terus kapan kita jenguk, Annya?" Anala sudah tidak sabar untuk kerumah sakit menjenguk Annya.
"Gak, usah buru-buru. Kalian lagi sekolah, entar kalo pulang sekolah, baru kalian bisa kesini." Agbian sedikit berteriak kepada temannya di sebrang sana.
Anala, Agra, Atma, Aksa dan Ayar sedang di sekolahnya, mereka belum pindah ke sekolah Annya, karena surat pindahnya belum mereka terima, mungkin hari besok. Karena sebuah proses itu membutuhkan waktu.
"Iya, Agbian benar. Kita gak boleh melanggar aturan sekolah ini semena-mena, meskipun kita bakalan pindah," timpal Aksa di sebrang sana, mereka sedang di kelas, mereka mendapatkan jamkos karena guru-guru mereka sedang mengadakan rapat.
"Yah, tadinya seneng ada kesempatan." Atma mencebik, dia gagal mendapatkan kesempatannya.
"Lu mah pengennya gitu." Ayar menoyor kepala Atma hingga ke depan.
"Gue, laporin lo atas KDRT!" Atma menunjuk Ayar nyalang.
"Dih, gue masih suka yang bolong, ya," sorak Ayar menepis telunjuk Atma.
"Kapan kalian nikah? Kok, gak bilang-bilang," ucap Agra menatap mereka berdua.
"Eh, sis! Mana mungkin. Gue punya batang masa nikah sama batangan lagi. Iiww ... menjijikkan!" tampik Ayar bergidik ngeri.
"Wihh, ngeri juga kalo kalian beneran nikah." Sontak tawa Kaina pecah, dia tidak bisa membayangkan jika Ayar dan Atma benar-benar menikah.
Annya tertawa mendengar kericuhan di telpon Arsha, sedangkan Agbian terus menerus memandang wajah Annya yang masih pucat, 'tak lepas Agbian mengelus pucuk kepala Annya, lalu Annya menatap lekat mata hazel Agbian.
"Udah, uwu-uwuannya?" ucap Arsha setelah menutup sambungan telpon Agra.
"Lama-lama jadi nyamuk dah gue," seru Arsha sambil membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangan itu. Lantas Annya dan Agbian terkikik saling pandang.
***
Tap ....
Tap ....
Tap ....
Terlihat sebuah kaki melangkah memasuki ruangan yang begitu kumuh 'tak pantas untuk di singgahi, menghampiri dua orang paruh baya yang di ikat pada kursi.
Pria yang berjalan tertawa hambar, "Miris sekali. Semua putri dan putramu terpisah," ucapnya kembali tertawa.
"Dan ... kalian gak bisa apa-apa di sini." Pria itu berdecak tiga kali sambil menggelengkan kepalanya di akhiri oleh tawa hambarnya lagi.
"Cih, anak-anakku yang akan mengalahkan kalian," ucap wanita paruh baya itu yakin, wanita dan pria paruh baya itu menunduk sejak kedatangan pria ber-jas biru nevi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT STORY || [On Going+Revisi]™
Novela JuvenilSaya mohon jangan jadi pembaca gelap! #Fiksiremaja"«⁰¹-¹²-²⁰²²»"™ Hanya menceritakan sebuah masalalu yang tertulis dalam sebuah buku catatan, tentang Annya yang belum selesai dengan masalalunya. Perempuan yang berketurunan Kota Bandung, tidak sepe...