Hati Yang Lain

389 25 5
                                    

Ciuman itu terlepas saat dering pada ponsel milik Raja berbunyi memenuhi penjuru kamar Glad. Raja, laki-laki itu yang lebih dulu memutuskan tautan antara benang saliva keduanya. Tangan kekarnya meraih ponsel yang berada di atas nakas. Matanya menyipit saat mendapati nama seorang perempuan yang sudah menemani lebih dari separuh hidupnya.

Sebut saja perempuan bertubuh mungil yang selalu menjadi saksi perjalanan seorang Raja Winara. Keduanya sudah mengenal sedari kecil saat orang tua Raja memutuskan menempati rumah kosong yang ada di sebelah rumah Griz. Dan cerita keduanya dimulai dari sana. Dari Griz yang menolongnya ketika Raja sedang diolok-olok oleh anak laki-laki dari komplek seberang.

"Siapa, Ja?"

"Griz. Sebentar saja, nanti aku akan kembali."

Raja meninggalkan Glad yang masih terbaring tanpa busana. Langkah kakinya menuntun sang pemilik menuju balkon apartemen.

"Ja, kamu dimana?" sapa perempuan itu di detik pertama Raja mengangkat sambungannya.

"Aku sedang di tempatnya Glad. Ada apa, Griz?"

"Joseph."

"Kenapa dengan Joseph?"

Griz tidak lantas menjawab, perempuan itu diam beberapa menit. Sampai akhirnya sebuah pernyataan yang menyakitkan mulai terdengar. "Dia memutuskan hubungannya denganku."

"Tetaplah di tempatmu. Jangan kemana-mana, aku akan segera datang!" titah Raja. Laki-laki itu segera berlari menuju kamar Glad, mengambil kaosnya yang sempat terlepas. Karena saat ini Raja hanya bertelanjang dada.

Kini pikirannya hanya dipenuhi oleh Griz, perempuan itu pasti sangat kalut. Pasalnya Griz hanya memiliki dirinya. Kedua orang tuanya sudah meninggal saat Griz baru saja memasuki bangku SMP karena mengalami kecelakaan pesawat

Tanpa sadar, Raja mengepalkan kedua tangannya. Merutuki kenapa ia sempat melepaskan pakaiannya tadi. Raja bahkan tidak memperdulikan Glad yang tengah kebingungan karena sikapnya yang tiba-tiba panik.

"Raja, apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Glad, aku minta maaf. Aku tidak bisa menginap malam ini. Aku harus ke tempat Griz. Dia membutuhkanku." Raja menghampiri Glad, mengecup bibir kekasihnya sekilas. Setelahnya ia pamit untuk pulang.

Hal seperti ini seringkali terjadi. Raja selalu siap sedia jika Griz membutuhkan kehadirannya. Bahkan ketika mereka sedang berbagi kehangatan, kekasihnya itu tidak segan-segan menyudahi kegiatannya hanya untuk menemui Griz, sahabat masa kecilnya.

_________________

Raja menutup pintu mobilnya kasar menyebabkan beberapa orang yang ada di sana memperhatikannya dengan heran. Tanpa Griz memberitahukan dimana dirinya berada, Raja pasti tahu kemana ia akan menemui perempuan itu.

Dari kejauhan Raja dapat melihat punggung seorang perempuan yang tengah bergetar, rambut panjang yang sedikit bergelombang di bagian bawah dengan warna coklat terurai, membuat Raja yakin kalau perempuan itulah yang menjadi alasannya untuk datang ke tempat ini.

"Griz." Perempuan itu mendongakkan kepalanya ke sumber suara. Hanya dengan begitu Raja mendapati air mata Griz membasahi pipi chubby yang menjadi favoritnya.

Dengan sekali tarikan, Raja mampu membawa Griz masuk ke dalam dekapan hangat miliknya. Wangi shampo bayi yang selalu ia berikan dan entah sejak kapan sudah menjadi tanggung jawabnya menguar memasuki indera penciumannya.

"Joseph. Dia memilih pergi bersama perempuan lain. Hubungan mereka ternyata sudah berlangsung enam bulan. Raja, apa yang harus aku lakukan? Hatiku sangat sakit mengetahui fakta ini."

ASMARALOKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang