ex husband wants to marry again

Bab 29 Ini adalah pertama kalinya

  Ye Linghan pergi dari rumah Ye, di tengah jalan, temannya - Yun Ziqiu menelepon.

"Tuan Muda Ye, Apakah kamu sibuk? Aku belum melihatmu akhir-akhir ini, orang-orang telah menyiapkan permainan kartu di clubhouse, menunggumu untuk datang!"

“Aku tidak akan pergi!” Ye Linghan sangat marah, dan dia tidak ingin keluar untuk bersenang-senang.

"Yo, ada apa? Apakah kamu dalam suasana hati yang buruk?"

“Jangan bicara omong kosong, tutup telepon!” Ye Linghan sangat kesal, hanya menunggu untuk kembali ke vila dan membersihkan Ji Ran dengan parah.

"Hei! Tunggu sebentar!" Yun Ziqiu berkata: "Tuan Muda Ye, bukan? Setelah bertunangan, kamu telah mengubah caramu? Aku mendengar bahwa kamu juga mencampakkan kekasih kecilmu! Dia sangat menyedihkan! Meminjam uang di mana-mana ! Dengar! Dikatakan untuk menggadaikan hadiah yang kamu berikan kepadaku! Kapan kamu menjadi sangat pelit, Tuan Muda Ye? Kamu bahkan tidak berbicara tentang memberi seseorang biaya putus.

“Apa yang kamu katakan?” Mata Ye Linghan tajam, dan kata-kata itu hampir terjepit di antara giginya.

Mendengar perbedaan nadanya, Yun Ziqiu buru-buru berkata: "Kamu tidak tahu tentang ini?"

"Ji Ran meminjam uang di mana-mana?"

"Teman sekelas meminjam semuanya, dan kemudian dia berkata ingin menjual jam tangan. Aku menemukan Rong Cheng, tuan muda dari keluarga Rong. Keluarganya adalah perusahaan perwalian, dan ada banyak lembaga perwalian atas namanya. Aku tidak tidak tahu tentang kekasih kecilmu dan Rong Cheng." Ada apa, Tuan Muda Rong meminjamkannya 20 juta secara langsung tanpa bunga. Kekasih kecilmu akan memberinya arloji sebagai jaminan." Yun Ziqiu mendecakkan lidahnya: "Aku ingat jam tangan itu diberikan olehmu  empat tahun lalu Hadiahnya! Saat itu, kami terbang ke negara H untuk memesannya. Kamu bahkan pergi ke Afrika Selatan khusus untuk jam tangan ini dan membeli puluhan juta berlian..."

Sebelum Yun Ziqiu selesai berbicara, Ye Linghan sudah menutup telepon.

Dia menginjak pedal gas, dan mobil sport itu melaju ke depan dengan kecepatan tinggi seperti anak panah lepas tali.

Ye Linghan melangkah ke kamar tidur dengan niat membunuh, dan melihat Ji Ran terbaring di tempat tidur, sudah tertidur.

Dia melangkah, meraih pakaian Ji Ran, dan menariknya dari tempat tidur.

Dalam tidurnya, Ji Ran merasakan serangan gravitasi, dan lehernya dicekik sangat erat, dia membuka matanya, tetapi sebelum dia bisa melihat situasi sekitarnya dengan jelas, tamparan Ye Linghan jatuh dengan keras di wajahnya.

Tersentak--

Tepuk tangan meriah terdengar di kamar tidur,

Rasa sakit yang membakar di pipinya membuat Ji Ran kembali sadar, matanya membelalak, dan dia menatap pria yang marah di depannya dengan tak percaya.

Setelah bersama Ye Linghan selama empat tahun, keduanya bertengkar, dan mengatakan mereka putus.

Tapi tidak peduli seberapa keras dia berusaha, Ye Linghan tidak pernah menamparnya.

Ini adalah pertama kalinya!

Keheranan di matanya perlahan berubah menjadi sakit hati, dan akhirnya berubah menjadi kebencian Ji Ran memandang pria di depannya dengan dingin, seperti binatang buas dengan taringnya terbentang.

Menyentuh matanya yang keras kepala dan dingin, rasa bersalah karena tidak sengaja memukul seseorang yang sedang marah menghilang seketika.

Ye Linghan mencubit rahang Ji Ran dan mengangkat wajahnya tinggi-tinggi.

"Aku belum kembali selama beberapa hari, dan kamu tidak tahan kesepian dan bergaul dengan laki-laki di mana-mana. Mengapa kamu begitu genit dan pelit? Kamu tidak bisa hidup tanpa laki-laki?"

Tamparan di wajah memang menyakitkan, tapi kata-kata Ye Linghan tidak menyakiti siapa pun.

“Diam!” Ji Ran tidak tahan lagi, dan meninju wajah Ye Linghan.

Wajahnya penuh dengan embun beku, dan matanya penuh dengan tatapan membunuh, dia telah menahannya begitu lama, dan dia benar-benar tidak ingin menanggungnya lagi.

"Ye Linghan, apa hakmu untuk mengatakan hal seperti itu kepadaku? Pria macam apa kamu? Kamu bahkan bukan manusia sama sekali."

Setelah dimarahi begitu parah oleh Ji Ran, mata Ye Linghan memerah.

mencubit leher Ji Ran, dan melemparkannya ke tanah.

To be continued