🍁 Adegan Pertama

2.4K 194 10
                                    

Mungkin bagi sebagian orang ini hanya kisah remaja biasa, tetapi nyatanya tidak bagi seseorang ....

***

Terazono Keita, seorang remaja laki-laki asal Jepang yang dijuluki nerd alias culun di sekolahnya selalu saja menjadi bahan rundungan.

Sementara itu siswa lainnya, Wang Zihao, remaja laki-laki tampan yang sangat populer di sekolah tersebut, adalah predator tertinggi sekaligus sumber ketakutan bagi Keita.

Semua itu berawal dari kejadian sepele ketika Keita yang tak sengaja menumpahkan minumannya ke seragam Zihao. Itu bukan sepenuhnya kesalahannya karena siswa lain—yang tak menyukai Keita— dengan sengaja menjegal kakinya ketika Zihao dan teman-temannya sedang melintas di sampingnya hingga semua itu terjadi.

Sejak saat itulah, kehidupan Keita yang awalnya biasa-biasa saja mendadak berubah 108 derajat ketika dia menjadi salah satu target bullyan baru bagi Zihao dan gengnya.

Keita yang malang, berkali-kali dia berusaha menjelaskan bahwa semua itu tidak sengaja dan meminta belas kasihan dari Zihao dengan tulus meminta maaf, tetapi Zihao yang terbiasa mencari kesenangan dengan menindas orang lain tetap membuat Keita hidup bak di neraka.

Terutama karena Keita berasal dari keluarga yang kurang mampu, rasanya begitu tak berdaya ketika dia harus berurusan dengan Zihao yang memiliki segalanya.

Tadinya, setidaknya, Keita berpikir ingin mengadukan hal ini kepada pihak sekolah agar dis bisa belajar dengan tenang, nyatanya orang tua Zihao yang adalah donatur utama di sekolah tersebut, membuat Zihao besar kepala hingga melakukan semuanya seenaknya sendiri karena pihak sekolah pun tak ingin rugi kehilangan sumber dana sekolah jika mereka macam-macam dengan Zihao.

Dan Keita yang malang tak bisa melakukan apa pun hanya untuk sekadar membela dirinya sendiri, dia hanya berharap cepat lulus dan selamanya tak pernah bertemu dengan Wang Zihao lagi.

Hari itu seperti hari-hari lainnya, Keita menjalani kehidupannya yang berat dengan seulas senyum yang menyamarkan semua penderitaannya. Siapa yang mau hidup seperti ini? Bukan Keita, tentunya. Dia hanya menjalani apa yang sudah menjadi garis takdirnya dan dia pasti akan mengubahnya menjadi lebih baik suatu saat nanti.

Setidaknya lulus sekolah nanti, lalu kuliah, dan mencari pekerjaan bagus, menata hidupnya sebaik mungkin. Keita ingin menjadi anak yang mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik, dia akan mengangkat derajat keluarganya. Keita berjanji.

Keita melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah, dia menarik napas dalam dan mengembuskan napasnya perlahan. Mau bagaimana pun, Keita harus kuat menjalani semua ini. Selalu berkata dalam hati bahwa hari ini harus bisa ia lewati dan tak ada halangan apa pun yang bisa mencegahnya meraih mimpinya. Sekali pun itu Si Preman Sekolah, Wang Zihao.

Tetapi semua pikiran itu buyar saat sebuah tangan tiba-tiba meraih pundaknya.

"Hei, Keita? Bagaimana harimu semalam? Apa kau tidur dengan nyenyak?"

Keita menolehkan kepalanya dan mengembuskan napas lega ketika yang menghampirinya itu ternyata adalah Park Hanbin, sahabatnya, bukan orang yang sangat dia hindari. Keita meringis ketika tanpa sadar alam bawah sadarnya sudah ditanami rasa takut kepada laki-laki itu.

"Astaga, Bin. Aku pikir kau tadi siapa. Kau tahu kau tadi hampir membuatku terkena serangan jantung!" kesal Keita pura-pura.

"Hehe, sampai segitunya." Hanbin menggaruk kepala bagian belakangnya malu-malu.

"Hehe,” Keita menirukan suara Hanbin. “Minta maaf,” suruhnya.

“Aku benar-benar minta maaf, Keita,” ucap Hanbin. “Eh, udah mau bel masuk, ayo cepat-cepat.”

"Oh?”

Hanbin dan Keita berjalan beriringan, mereka berdua berada di kelas yang sama, kelas XI IPA-1, kelas yang berisi anak-anak pintar, Keita sendiri bisa masuk ke sini berkat kerja keras dan kecerdasannya, itu juga yang menjadi alasan Keita mendapatkan beasiswa penuh dari pihak sekolah, sebuah kebanggaan tersendiri bagi Keita bisa menggapainya.

Dari semua teman kelas Keita, hanya Hanbin yang mau berteman dengannya dan memperlakukannya dengan baik, itu mengapa Keita sangat menghargai pertemanan mereka, menganggap Hanbin sebagai malaikat tak bersayapnya yang mewarnai hari-hari sekolahnya.

Jika saja Hanbin belum memiliki kekasih, mungkin Keita pun akan dengan lancang menaruh hati pada sabahatnya itu.

Keita dan Hanbin sebangku di kelas, dia tak perlu merasa kesepian jika ada Hanbin di sisinya. Tak berapa lama bel berbunyi dan pelajaran pun dimulai, semua orang tampak tenang begitu pelajaran dimulai tak terkecuali dengan Keita, semua siswa dengan tertib mendengarkan dan mempelajari apa yang diajarkan oleh guru mereka, Lee Saem, seorang laki-laki tua gendut yang memakai kacamata minus.

Ketika pelajaran usai, Hanbin pamit untuk pergi ke kantin membuat mereka berdua harus terpisah karena Keita lebih memilih pergi ke perpustakaan untuk segera mencari buku referensi tugas yang diberikan.

Ditengah deretan rak-rak buku dari ujung hingga ujung itu membuat Keita tak sadar telah menghabiskan banyak waktu guna membaca, membuatnya hampir tak sadar akan bunyi bel sekolah yang kembali berbunyi, menandakan pelajaran berikutnya dimulai, pelajaran olahraga.

Sesaat tubuh serta pikiran Keita membeku, pada pelajaran olahraga kelasnya dan kelas Zihao sama, mereka akan bertemu. Tangan Keita yang saat itu tengah memegang buku bergetar pelan, tidak ada hal yang lebih membuatkan frustasi kecuali ketika dia harus berhadapan dengan Wang Zihao.

Hari ini pun mungkin akan berjalan dengan lamban.

🍁🍁🍁

Notes. Gue kembali dengan fanfic Zihao x Keita baru. Tenang, yang DIATAS NORMAL tetap bakalan lanjut sampai tamat.

 Tenang, yang DIATAS NORMAL tetap bakalan lanjut sampai tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WANG ZIHAO

TERAZONO KEITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TERAZONO KEITA

18.03.23 🍁

LAST SCENE | Wang Zihao x KeitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang